Ukraina Resmi Minta FIFA Coret Iran dari Piala Dunia 2022

Iran diklaim terlibat dalam sejumlah pelanggaran

Jakarta, IDN Times - Desakan pencoretan Iran dari Piala Dunia 2022, Qatar, kembali muncul. Setelah pejabat Shakhtar Donetsk dan Duta PBB, giliran Federasi Sepak bola Ukraina (UAF) yang secara resmi melayangkan tuntutan.

Secara resmi, dilansir Daily Mirror, UAF berkirim surat ke FIFA. Mereka meminta agar FIFA bertindak tegas lantaran Iran berkontribusi dalam serangan Rusia ke Ukraina.

1. Minta FIFA lakukan penyelidikan

Ukraina Resmi Minta FIFA Coret Iran dari Piala Dunia 2022Timnas Iran. (the-afc.com)

UAF mengklaim Iran telah memasok senjata ke Rusia dalam serangan ke Ukraina. Dengan perannya itu, dalam suratnya, Iran dituding telag melanggar statuta FIFA terkait Hak Asasi Manusia dan diskriminasi.

Dalam suratnya pula, UAF merasa kalau Iran sudah layak untuk dicoret, sama seperti sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia.

Baca Juga: Profil Australia, Wakil Asia Paling Konsisten di Piala Dunia

2. Sempat ada permintaan agar Ukraina gantikan Iran

Ukraina Resmi Minta FIFA Coret Iran dari Piala Dunia 2022Timnas Ukraina (instagram.com/uafukraine)

CEO Shahktar Donetsk, Sergei Palkin, beberapa waktu lalu sempat meminta FIFA untuk melarang Iran mengikuti turnamen empat tahunan itu dan menggantinya dengan Ukraina. Palkin menilai hal itu menjadi solusi terbaik karena Iran dituding telah bertindak represif kepada warga negara sendiri.

"Ini akan menjadi keputusan yang adil dan menarik perhatian seluruh dunia ke negara yang membunuh rakyatnya serta membantu menghancurkan Ukraina. Slot yang kosong nantinya harus diberikan kepada Ukraina, yang membuktikan kelayakannya untuk berpartisipasi di Piala Dunia," tulis pernyataan Sergei Palkin.

3. Dianggap langgar hak perempuan

Ukraina Resmi Minta FIFA Coret Iran dari Piala Dunia 2022Timnas Iran (twitter.com/IRANinSWEDEN)

Selain soal perang, Ukraina menuntut Iran dicoret karena dianggap telah melanggar hak-hak perempuan. Gelombang protes terkait hal ini memang terjadi di dalam negeri, sejak Mahsa Amini, perempuan 22 tahun meninggal karena ditahan dengan dakwaan melanggar aturan hijab.

Duta PBB untuk Dominika, Paolo Zampolli. Menurut Zampolli, Iran telah melanggar hak-hak dan kebebasan perempuan, terbukti lewat berbagai penelitian yang dilakukannya bersama sejumlah elemen. Zampolli berkirim surat langsung ke Presiden FIFA, Gianni Infantino. Bedanya, Zampolli meminta agar posisi Iran digantikan Italia, lantaran peringkatnya yang lebih tinggi.

Baca Juga: Desakan Coret Iran dari Piala Dunia 2022 Kian Kencang

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya