Jalan Hidup Alphonso Davies, Imigran yang Bersinar di Eropa

Davies menjalani masa kecil yang kelam

Tiap orang punya kisahnya masing-masing. Tak semuanya punya perjalanan hidup yang menyenangkan. Apalagi mereka yang tinggal di zona perang. Hidup seperti dipertaruhkan. Bahkan, sering berbuah satu jalan: mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Eksistensi para pengungsi masih ada hingga sekarang. Ditambah dengan situasi dunia yang belum stabil.

Alphonso Davies menjadi salah satu pesepak bola yang pernah mengalami momen kelam itu. Ia tak memiliki masa kecil yang cerah, tetapi tekad kuatnya sukses membawa Davies begitu dikenal saat ini.

1. Lahir di kamp pengungsi dengan beragam kesulitan yang ada

Jalan Hidup Alphonso Davies, Imigran yang Bersinar di EropaAlphonso Davies (twitter.com/Shanyousaf6)

Negara asal keluarga Davies, Liberia, dihantam perang saudara sejak 1983. Banyak penduduk kemudian mengungsi ke negara lain, termasuk orangtuanya. Ayah dan ibu Davies melarikan diri ke Ghana, tepatnya ke sebuah kamp pengungsi bernama Buduburam.

Davies lahir di kamp ini pada 2000 silam. Ia tak seberuntung anak-anak lain lantaran mengalami kesulitan semasa belia.

Davies dan orangtuanya bahkan tinggal di sebuah gubuk kecil yang tak layak huni. Ukurannya hanya sebesar minivan dengan sehelai tirai kotor yang selalu terbakar sinar matahari.

Untuk mencukupi kebutuhan perut terasa sulit. Hidup di kamp pengungsi merupakan ujian berat. Belum lagi krisis air bersih dan makanan yang menjadi tantangan bertahan hidup tambahan.

"Sulit untuk menemukan makanan dan air di sana (kamp pengungsi). Anda bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi keesokan harinya. Ibuku tidak tahu bagaimana dia akan merawat serta memberiku makan. Dia menangis. Mereka (orangtua Davies) berjuang keras untuk diri mereka sendiri dan untukku," ujar Davies seperti dikutip ESPN.

2. Mendapatkan suaka dari Kanada, Davies dan keluarga menjalani kehidupan baru

Jalan Hidup Alphonso Davies, Imigran yang Bersinar di EropaAlphonso Davies (tengah) bermain di tim akademi St Nicholas. (twitter.com/StNicksAcademy)

Usianya memasuki 5 tahun saat itu. Alphonso Davies akhirnya punya sedikit harapan mengenai masa depannya.

Ia dan keluarganya memperoleh suaka dari Kanada untuk bermigrasi. Mereka lalu menetap di Edmonton dan memulai kehidupan baru.

Kedua orangtuanya bekerja berjam-jam demi memenuhi kebutuhan hidup. Sementara, Davies meringankan beban mereka dengan mengurus berbagai urusan rumah. Ia juga kerap menyisihkan waktunya untuk bermain sepak bola.

"Aku pemalu, aku tidak berani berinteraksi dengan orang lain, tetapi semuanya terasa lebih mudah di lapangan (bermain sepak bola)," ujar Davies dikutip laman resmi Bayern Muenchen.

Bakat Davies sebagai pesepak bola sudah terendus sejak belia. Namun, kehidupannya yang masih sulit memaksa Davies harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Dirundung beragam keterbatasan, ia tetap mensyukurinya.

"Aku tidak punya sepatu dan tidak memiliki jersei asli, tetapi aku sangat senang," sambung Davies.

Aksi Alphonso Davies di atas lapangan pun mengundang decak kagum. Meski hanya seorang pengungsi, keberadaannya diterima dengan baik. Davies mendapatkan kepercayaan diri sehingga disenangi teman-teman di sekitarnya.

"Anak-anak lain melihatku hebat dalam permainan olahraga, jadi mereka mau berteman denganku. Aku adalah pria yang keren (karena disenangi semua orang)," lanjut Davies di laman resmi Bayern Muenchen.

Baca Juga: 9 Fakta Alphonso Davies, Fullback Bayern yang Gemilang di Usia Muda

3. Mengawali karier sepak bola bersama tim akademi lokal

Jalan Hidup Alphonso Davies, Imigran yang Bersinar di EropaAlphonso Davies (twitter.com/WhitecapsFC)

Potensi Alphonso Davies mendapatkan perhatian dari segelintir orang. Salah satunya Free Footie, tim sepak bola amatir bagi anak SD di tempat tinggal Davies. Bahkan, ia mendapatkan tawaran untuk bergabung ke salah satu klub lokal, St Nicholas, untuk mengembangkan bakatnya.

"Ada sesuatu yang istimewa tentang anak ini (Davies). Dia memiliki kaki yang sangat cepat dan kecepatan yang mumpuni. Aku tahu itu adalah sesuatu yang istimewa pada usianya yang masih muda," ujar Bossio, pelatih St Nicholas, seperti dikutip laman resmi Bundesliga.

Bergabung ke St Nicholas menjadi babak baru bagi hidupnya. Davies yakin sepak bola bisa membantu kehidupan keluarganya. Ia pun bekerja keras demi mewujudkan impiannya sebagai pesepak bola profesional.

Usahanya tak sia-sia. Memasuki usia 14 tahun, Davies resmi terdaftar dalam residensi program Vancouver Whitecaps. Talentanya tereksplorasi dengan baik sehingga sukses membuat sejarah besar di Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat.

Vancouver Whitecaps mengontraknya pada 2015. Pada awalnya, orangtua Davies tak mengizinkannya lantaran takut dirinya tersesat. Terlebih jarak Vancouver sekitar 1.000 kilometer dari tempat tinggalnya. 

"Dia (ibu Davies) takut, seperti biasa bagi para orangtua, bahwa aku mungkin bertemu orang yang salah dan putus sekolah," ungkap Alphonso Davies di laman resmi Bayern Muenchen.

Meski begitu, Davies tetap pergi demi impian yang ia kejar selama ini. Keputusan itu berbuah manis. Davies berkembang jadi salah satu aset potensial di MLS.

Ia mencatatkan rekor sebagai pemain pertama kelahiran 2000-an yang tampil di MLS bersama Vancouver pada 2015. Saat itu, usianya masih 15 tahun 8 bulan 15 hari.

4. Mengalami peningkatan karier yang pesat bersama klub dan Timnas Kanada

Jalan Hidup Alphonso Davies, Imigran yang Bersinar di EropaAlphonso Davies berselebrasi merayakan golnya saat membela Timnas Kanada. (twitter.com/CanadaSoccerEN)

Bersinar di level klub, Alphonso Davies segera masuk radar tim nasional. Ia memilih Kanada sebagai timnas yang dibelanya. Apalagi Davies pernah bermain untuk berbagai tim kelompok umur Kanada.

Momen berharga dialaminya pada Juni 2017. Saat itu, Davies menjalani debut untuk Timnas Kanada melawan Curacao. Davies mengaku senang bisa memulai langkah awalnya bersama negaranya tersebut. 

"Itu adalah momen yang luar biasa bagi keluargaku. Aku senang bisa mendapatkannya (debut di timnas). Ini sangat berarti, mewakili negara yang sudah aku tempati nyaris sepanjang hidupku," ujar Alphonso Davies dikutip laman resmi Bundesliga.

Kariernya terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada 2019, Davies resmi diboyong klub raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen. Talenta Davies makin terasah dan dikenal sebagai salah satu bek sayap terbaik saat ini. Ia telah merengkuh berbagai trofi bergengsi, termasuk titel Liga Champions Eropa.

5. Dengan pengalamannya sebagai pengungsi, Davies diangkat menjadi Duta UNHCR

Jalan Hidup Alphonso Davies, Imigran yang Bersinar di EropaAlphonso Davies mendapatkan gelar Goodwill Ambassador untuk UNHCR. (unhcr.org)

Pengalaman pahitnya sebagai pengungsi mengantarkan Alphonso Davies ke tempat yang tidak pernah terbayangkan. Ia mendapatkan kehormatan menjadi Global Goodwill Ambassador untuk United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), salah satu badan PBB yang khusus menangani pengungsi pada Maret 2021.

Davies menjadi pesepak bola pertama dan orang Kanada pertama yang mendapatkan kehormatan tersebut. Ia sejatinya sudah mendukung UNHCR sejak 2020. Davies melakukan berbagai proyek, mulai yang berhubungan dengan pengungsi.

Davies juga pernah membuat turnamen livestream untuk pengungsi. Pada 2021, ia membantu meluncurkan kampanye Pemerintah Kanada, yang disebut Together for Learning, untuk mempromosikan akses kepada pendidikan berkualitas bagi para pengungsi di seluruh dunia.

“Aku bangga bergabung dengan PBB. Pengalamanku sendiri pada masa lalu membuatku ingin berbicara untuk para pengungsi, untuk berbagi cerita dan membantu membuat perbedaan," kata Davies di laman resmi UNHCR.

Ia turut berharap bisa membantu lebih banyak untuk para pengungsi. Terlebih situasi dunia saat ini tak stabil akibat konflik di beberapa negara.

"Aku ingin orang tahu tentang pentingnya membantu pengungsi. Mereka tidak hanya membutuhkan dukungan kita untuk bertahan hidup, tetapi juga akses kepada pendidikan dan olahraga, sehingga mereka dapat memenuhi potensi mereka dan benar-benar berkembang,” sambung Davies.

Alphonso Davies mampu mengangkat derajat keluarganya yang pernah kesulitan. Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, sosok Davies telah dikenal luas sebagai salah satu generasi emas Kanada yang punya masa depan cerah. Ia kini membantu pengungsi-pengungsi untuk berkembang.

Baca Juga: Alphonso Davies, dari Kamp Pengungsi Kini ke Final Liga Champions

Alvin Pratama Photo Verified Writer Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya