Khvicha Kvaratskhelia, Harapan Emas bagi Masa Depan Sepak Bola Georgia

Kvara tengah tampil sensasional bersama Napoli

Khvicha Kvaratskhelia tengah menjadi buah bibir setelah tampil begitu impresif bersama Napoli. Ia sebenarnya merupakan pendatang baru yang direkrut pada musim panas 2022 lalu. Namun, Kvaratskhelia tak butuh waktu lama untuk tancap gas.

Selain itu, dirinya juga semacam bukti dari kemajuan sepak bola Georgia saat ini. Negara kecil di Eropa Timur itu tengah membangun kultur sekaligus ekosistem sepak bola yang lebih baik. Kini, rasanya tak berlebihan menyebut Khvicha Kvaratskhelia sebagai harapan emas bagi sepak bola negara Georgia pada masa depan.

1. Berasal dari negara antah-berantah

Khvicha Kvaratskhelia, Harapan Emas bagi Masa Depan Sepak Bola GeorgiaKvicha Kvaratskhelia (twitter.com/ChampionsLeague)

Khvicha Kvaratskhelia tumbuh dan besar di Georgia, negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. Dilansir Britannica, negara yang merdeka pada 9 April 1991 ini memiliki populasi penduduk mencapai 3,7 juta jiwa yang didominasi oleh keturunan Eropa alias berkulit putih.

Ia yang akrab disapa dengan sebutan Kvara berasal dari keluarga atlet melalui sang ayah. Ayahnya, Badri Kvaratskhelia, merupakan mantan pemain sepak bola yang berseragam Timnas Azerbaijan. Ia telah pensiun pada tahun 2004 dan kini berkarier sebagai pelatih.

Dengan darah sepak bola yang mengalir dari orang tuanya, Kvara mengikuti jejak yang sama. Ia hobi bermain sepak bola di rumahnya sejak masih kecil. Kvara juga bergabung dengan beberapa klub lokal, seperti akademi Dynamo Tbilisi dan Avaza.

2. Memulai karier profesional bersama Dynamo Tbilisi 

Khvicha Kvaratskhelia, Harapan Emas bagi Masa Depan Sepak Bola GeorgiaKhvicha Kvaratskhelia (instagram.com/kvara7)

Potensinya melesat bersama Dynamo Tbilisi. Klub ini berstatus penguasa kancah domestik lantaran sudah merengkuh 18 trofi liga. Kvara akhirnya berhasil mendapatkan kontrak profesional dari tim utama Dynamo Tbilisi saat masih berusia 16 tahun.

Sebab usianya yang masih muda, Kvara hanya tampil dalam empat pertandingan bersama Dynamo Tbilisi selama semusim. Kurangnya menit bermain membuat ia nekat pindah secara permanen ke Rustavi, klub yang dilatih oleh ayahnya sendiri. Keputusan ini berbuah manis baginya.

Dilansir Eurosport, bakat Kvara berkembang pesat bersama salah satu klub Georgia ini. Kvara bahkan masuk ke dalam 60 Pemain Muda Terbaik Tahun 2018 versi The Guardian. Ia menemani beberapa pemain muda top lainnya, seperti Rodrygo, Takefusa Kubo, dan Curtis Jones.

Potensinya tercium oleh klub raksasa Rusia, Lokomotiv Moscow, yang meminjamnya pada awal 2019. Namun, Kvara gagal dipermanenkan dan membuat pelatih Lokomotiv Moscow saat itu, Yuri Semin, menyesal.

‘’Kehilangan pemuda (Kvara) yang sangat berbakat itu membuatku menangis,’’ ujar Semin dikutip Daily Mail.

Baca Juga: 5 Musim Terbaik Napoli di Serie A Italia dalam Sedekade Terakhir

3. Adanya invasi Rusia menjadi berkah bagi dirinya 

Khvicha Kvaratskhelia, Harapan Emas bagi Masa Depan Sepak Bola GeorgiaKhvicha Kvaratskhelia saat membela Rubin Kazan (twitter.com/fcrk_en)

Kegagalan Lokomotiv Moscow untuk mengikatnya secara permanen bukan tanpa alasan. Kvara sudah mencapai kesepakatan dengan klub Rusia lain, Rubin Kazan, pada musim panas 2019. Saat itu, ia direkrut dengan mahar sebesar 500 ribu pounds atau setara Rp9 miliar.

Kvara dengan cepat mencuri atensi banyak pihak. Ia bersinar dan dicap sebagai salah satu talenta muda menjanjikan. Pada Februari 2021, Kvara terpilih sebagai Pemain Terbaik ke-34 kelahiran 2001 dan setelahnya versi media Prancis, L’Equipe. Ia menjadi satu-satunya pemain dari Liga Rusia yang masuk ke dalam daftar tersebut.

Namun, efek dari invasi Rusia terhadap Ukraina cukup berpengaruh bagi kariernya. Kebijakan FIFA yang memperbolehkan pemain asing menangguhkan kontrak mereka dengan klub Rusia hingga 30 Juni 2022 membuka jalan bagi Kvara untuk pindah. Dirinya pulang ke Georgia untuk membela Dinamo Batumi.

Kvara mampu mengantarkan timnya merengkuh gelar Liga Erovnuli pada akhir musim. Sinyal dari beberapa klub Eropa mencuat kepadanya, seperti Arsenal, Tottenham, Juventus dan AC Milan. Akan tetapi, mereka sudah ketinggalan langkah dari Napoli yang sudah bergerak maju demi mendapatkan jasanya.

4. Dijuluki Kvaradona oleh fans Napoli 

Khvicha Kvaratskhelia, Harapan Emas bagi Masa Depan Sepak Bola GeorgiaKvicha Kvaratskhelia (twitter.com/ChampionsLeague)

Napoli yang memasuki fase regenerasi usai ditinggal Dries Mertens dan Lorenzo Insigne berhasil memboyong Kvara. Ia ditebus dengan banderol sebesar 10 juta euro atau setara Rp164 miliar. Transfer ini bak simbiosis mutualisme bagi kedua belah pihak.

Partenopei menemukan tren positif dan merajai klasemen Serie A. Sementara itu, Kvara menghebohkan seantero dunia sebab tampil impresif di lini depan Napoli. Ia merupakan penyerang sayap andalan Napoli dalam skema formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang diterapkan Luciano Spalletti.

Dilansir WhoScored, Kvara memiliki statistik yang menjanjikan dengan rata-rata 3,5 tembakan, 1,7 umpan kunci, dan 2,2 dribel per laga. Kvara punya kontribusi besar di balik tingginya produktivitas Napoli yang sudah mencetak 44 gol hingga pekan ke-18 Serie A.

Sensasi dan sinar Kvara begitu terasa. Ia dianggap sebagai penerus Maradona di Napoli dijuluki dengan sebutan ‘’Kvaradona’’. Tak hanya itu, ia juga dijuluki ‘’Kvaravaggio’’, yang terinspirasi dari pelukis terkenal Italia pada masa renaisans.

5. Tanda kemajuan sepak bola Georgia 

Khvicha Kvaratskhelia, Harapan Emas bagi Masa Depan Sepak Bola Georgiapotret para pemain Timnas Georgia (instagram.com/kvara7)

Kvara bak oase yang hadir untuk memajukan sepak bola negaranya. Dirinya memberikan harapan cerah bagi Georgia yang tengah berupaya mengembangkan sepak bola agar mampu bersaing di Eropa. Apalagi, sepak bola Georgia memang tengah naik daun saat ini.

Tak hanya Kvara, beberapa pemain Georgia lainnya juga tengah meniti karier di liga top Eropa. Ada Giorgi Mamardashvili yang berstatus kiper utama Valencia, Georges Mikautadze (FC Metz), hingga Zuriko Davitashvili (Bordeaux).

Dikutip The New York Times, sepak bola Georgia terus mengalami peningkatan pesat. Sejak kursi presiden Georgian Football Federation (GFF) diduduki oleh Levan Kobiashvili pada 2015, Timnas Georgia mengalami peningkatan peringkat FIFA cukup drastis, dari sekitar 150-an menjadi 78 saat ini.

Adanya kemajuan ini membuktikan bahwa Georgia memiliki kebijakan yang efektif dalam mengembangkan sepak bola. Makin banyaknya pemain muda yang merintis karier di liga top Eropa menjadi salah satu indikasi keberhasilan tersebut. 

Georgia tak bisa mengandalkan Kvara seorang. Maka dari itu, Kvara diharapkan bisa menjadi pembuka jalan untuk pemain muda Georgia lainnya agar makin ramai berkelana bersama klub papan atas Eropa.

Kvaratskhelia dengan cepat menemukan ketajamannya meski berstatus rookie di liga top Eropa. Pada usianya yang baru 22 tahun, Kvara merupakan wonderkid berharga yang diidolakan oleh banyak penduduk Georgia yang gila akan sepak bola.

Baca Juga: Khvicha Kvaratskhelia Tampil Impresif, Ayahnya Ikut Bangga!

Alvin Pratama Photo Verified Writer Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya