TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kontroversi Qatar dan Prestasi Jebloknya di Piala Dunia 2022

Qatar dicap tuan rumah terburuk dalam sejarah Piala Dunia

Timnas Qatar (twitter.com/QFA_EN)

Qatar notabene merupakan negara kecil yang terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Meski memiliki jaminan keuangan yang melimpah, terpilihnya negara Timur Tengah ini mengundang banyak kontroversi.

Dimulai dari pengumuman, proses pembangunan infrastruktur, waktu penyelenggaraan, hingga tiba hajatan berlangsung, Timnas Qatar sendiri malah mencatatkan rekor terburuk dalam sejarah turnamen.

Memasuki babak knockout, tidak ada salahnya sedikit merangkum perjalanan Qatar yang penuh kontroversi, dari jadi tuan rumah hingga tersisih paling awal. Simak tuntas ulasannya berikut ini!

1. Qatar secara resmi diumumkan jadi tuan rumah Piala Dunia 2022 oleh Sepp Blatter

potret trofi Piala Dunia 2022 (fifa.com)

Pada 2 Desember 2010, Sepp Blatter, Presiden FIFA saat itu, secara resmi mengumumkan Qatar menang dalam pemungutan suara. Dia mengklaim bahwa 22 anggota Komite Eksekutif setuju memilih Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Qatar berhasil mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, hingga Jepang, yang juga difavoritkan dalam bidding tersebut. Dengan ini, Qatar jadi negara Arab atau negara Timur Tengah pertama dalam sejarah yang didaulat menjadi tuan rumah untuk gelaran Piala Dunia. 

2. Berbagai isu tak sedap mengiringi perjalanan Qatar menuju pesta akbar

potret para petinggi FIFA dan Qatar (fifa.com)

Setelah terpilih menjadi tuan rumah, isu-isu tak sedap mulai mengiringi perjalanan Qatar, terutama kasus suap yang pertama kali mencuat pada 2011. Qatar diduga menggelontorkan dana besar guna menyuap sejumlah pihak yang berpengaruh besar dalam pemungutan suara. 

Penyelidikan kasus suap, korupsi, pelanggan, dan kasus lainnya yang melibatkan para petinggi FIFA berlangsung panjang hingga 2015. Salah satunya mantan wakil Presiden FIFA, Jack Warner, didakwa tidak boleh melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola seumur hidupnya.

3. Persiapan Qatar membangun infrastruktur juga tak lepas dari isu panas

potret Stadion Internasional Khalifa di Qatar (fifa.com)

Demi memenuhi standar, Qatar melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Namun, kasus eksploitasi pekerja migran mulai tercium pada November 2013. Sebuah organisasi HAM, Amnesty International, melaporkan banyak pekerjaan dilecehkan dan tidak mendapat upah yang sesuai.

Pada akhir 2014, Qatar dibebaskan dari tuduhan sehingga hak menjadi tuan rumah tetap dilanjutkan. Namun, tidak berhenti sampai di sana, Qatar terus digerayangi isu tersebut sampai FIFA turun tangan membentuk komite guna meninjau langsung kondisi para pekerja pada 2016.

Setahun berselang, tepatnya pada 2017, Qatar sepakat merancang undang-undang untuk mendukung hak-hak pekerja, terutama soal dana bagi dua juta tenaga kerja migran di sana. Pada tahun yang sama pula, Stadion Internasional Khalifa diumumkan siap digunakan. 

Baca Juga: 5 Fakta Mohammed Muntari, Pencetak Gol Pertama Qatar di Piala Dunia

4. Tak lepas dari kontroversi sepanjang perjalanan, stadion di Qatar satu per satu diresmikan

Stadion Al-Janoub (fifa.com)

Harus diakui, Qatar berhasil merenovasi serta membangun insfrastruktur, stadion khususnya, sesuai dengan apa yang diharapakan. Meski sepanjang perjalanan tak bisa lepas dari kontroversi soal pekerja migran, satu per satu stadion diresmikan. 

Terdapat delapan stadion yang tersedia untuk Piala Dunia 2022. Stadion Internasional Khalifa, Stadion Al Janoub, Stadion Al Bayt, Stadion Ahmed bin Ali, Stadion Education City, Stadion 974, Stadion Lusail, dan Stadion Al Thumama. Semuanya suskes dibangun dengan megah dan nyaman jauh sebelum turnamen dimulai. 

5. Piala Dunia berlangsung musim dingin jadi masalah tersendiri

potret bola resmi Piala Dunia 2022 Qatar. (fifa.com)

Piala Dunia biasanya digelar pada musim panas antara bulan Mei, Juni, atau Juli. Akan tetapi, Qatar membuat sejarah baru dengan menyelenggarakan turnamen pada musim dingin dari 20 November sampai dengan 18 Desember. 

Hal itu dilakukan lantaran Qatar merupakan negara Timur Tengah yang bersuhu panas tinggi. Melansir laman ESPN, suhu musim panas di Qatar rata-rata mencapai 41,2 derajat celcius. Maka, FIFA mengumumkan pada 2015 kalau turnamen akan digelar pada musim dingin. 

Masalahnya, jadwal peserta turnamen menjadi padat. Tidak ada waktu istirahat yang cukup bagi para pemain. Kebanyakan liga ditunda seminggu sebelum Piala Dunia dimulai. Alhasil, banyak pemain top yang tidak bisa membela negaranya akibat cedera.

Baca Juga: Qatar Jadi Tuan Terburuk dalam Sejarah Gelaran Piala Dunia!

Verified Writer

Akromah Zonic

"Sometimes to stay alive, you gotta kill your mind" (Tyler Joseph)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya