TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demi Selamatkan Karier, 5 Pemain Ini Hengkang ke Liga Super Tiongkok

Pindah ke Liga Super Tiongkok tak selalu tentang uang

thesportsrush.com

Chinese Super League atau Liga Super Tiongkok bertransformasi menjadi salah satu liga terkompetitif di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut disebabkan kebijakan transfer klub kontestan yang sering menggaet pesepak bola ternama dari Eropa dengan banderol serta gaji yang fantastis.

Hal tersebut juga kerap membuat sejumlah pemain top yang hijrah ke liga Tiongkok mendapatkan pandangan negatif karena dianggap lebih mementingkan gaji yang selangit daripada kelanjutan kariernya. Namun, tak semua pemain tersebut melakukan hal demikian. Ada beberapa nama yang hengkang ke Liga Super Tiongkok demi menyelamatkan kariernya yang terpuruk.

Berikut 5 pemain yang hengkang ke Liga Super Tiongkok demi menyelamatkan kariernya. Penasaran siapa saja? Berikut ulasannya.

1. Renato Augusto

twitter.com/futebol_pais

Saat ini Renato Augusto masih bermain di Liga Super Tiongkok dengan merumput bersama Beijing Guoan. Keputusannya untuk hengkang ke Negeri Tirai Bambu pada 6 tahun yang lalu terbilang tepat karena berhasil menyelamatkan kariernya yang hampir terpuruk. Semua bermula saat Augusto direkrut Bayer Leverkusen pada bursa transfer 2008/2009 lalu.

Berbekal dengan performa gemilang Augusto di lini tengah klub lamanya, Flamengo, Leverkusen tentu berharap banyak padanya. Namun, Augusto gagal beradaptasi dengan kultur sepak bola Jerman yang membuat 5 musimnya berjalan inkonsisten dan penuh kritik pedas. Augusto akhirnya memilih pulang kampung ke Brasil dengan membela Corinthias.

Sekembalinya ke negeri sendiri, penampilan Augusto kian meningkat dan membuatnya dipercaya masuk skuad Timnas Brasil pada Piala Dunia 2014. Setahun setelahnya, Augusto memutuskan hijrah ke Tiongkok untuk bergabung bersama Beijing Guoan. Ia tampil apik di klub ibu kota dan bertahan sampai sekarang. Nama Augusto juga menjadi bagian penting dalam skuad Brasil di ajang Olimpiade 2016 dan Piala Dunia 2018 lalu.

Baca Juga: Jadi Jimat Keberuntungan Man United, Nasib Ighalo Masih Mengambang 

2. Odion Ighalo

twitter.com/cjmcommunity

Odion Ighalo menjalani karier pesakitan di Eropa lantaran tak pernah bertahan lama bersama klub yang dibelanya. Ia memulai kariernya bersama klub Nigeria, Julius Berger, saat masih belasan tahun dan berhasil menarik minat sejumlah klub top Benua Biru. Beberapa klub yang pernah dibela Ighalo di antaranya adalah Granada dan Udinese. Hingga di musim 2014/2015 Ighalo menciptakan sensasi bersama Watford.

Dipinjam dari Udinese, Ighalo tampil gemilang sebagai ujung tombak The Hornets dengan mencetak 20 gol di musim pertamanya. Ia lantas dipermanenkan, namun masalah pun datang. Ighalo tampil melempem usai dipermanenkan Watford yang membuatnya dijual ke Changchun Yatai pada bursa transfer musim dingin 2016/2017.

Di Tiongkok, performanya kian membaik, bahkan Ighalo juga hengkang ke klub top di sana, Shanghai Shenhua, pada 2019. Selama semusim, Ighalo didapuk jadi ujung tombak Shenhua hingga Dewi Fortuna menaunginya. Manchester United secara mengejutkan membawa Ighalo ke Inggris pada Januari 2020 lalu dengan status pinjaman meski hanya semusim. Kini, Ighalo bermain untuk klub Arab Saudi, Al Shabab Riyadh.

3. Stephane Mbia

twitter.com/HartungLeo

Nama Stephane Mbia mungkin tak begitu familier di telinga penggemar sepak bola. Sepanjang kariernya, Mbia telah bermain untuk sederet klub di Eropa, dimulai dari Stade Rennais dan Olympique Marseille. Sampai pada tahun 2012 lalu, gelandang berpaspor Kamerun ini didatangkan salah satu klub ternama Inggris, Queen Park Rangers.

Alih-alih tampil impresif, Mbia justru gagal berkembang karena kalah bersaing. Semusim pertamanya di Inggris dihabiskan Mbia sebagian besar hanya untuk menjadi penghangat bangku cadangan. Namun, beruntung baginya, masih ada klub top Eropa yang tertarik. Klub yang dimaksud adalah Sevilla yang mendatangkannya dengan status pinjaman pada 2013/2014 lalu.

Semusim di Spanyol, Mbia menjadi bagian di balik kesuksesan Sevilla juara Liga Europa. Mbia lantas dipermanenkan dan bertahan selama semusim lebih. Pada tahun 2017, Mbia memutuskan pindah ke Trabzonspor. Apes baginya, Mbia hanya bertahan selama 6 bulan lantaran gagal beradaptasi yang membuatnya kembali hengkang, kali ini ke Tiongkok bersama Wuhan FC. Ia tampil impresif di sana dan sempat hijrah ke klub Prancis, Toulouse, pada 2018.

4. Paulinho

Twitter.com/FCBarcelonaFl

Karier Paulinho mulai melambung setelah memberikan kontribusi vital bagi Corinthians. Selama 3 musim berkarier di klub top Brasil tersebut, Paulinho berhasil merengkuh sejumlah trofi bergengsi. Tak ayal bila Tottenham Hotspur kepincut dan memboyongnya pada 2013 lalu sebagai bagian investasi dari penjualan Gareth Bale. Bersama The Lilywhites, Paulinho hanya bertahan selama 2 musim.

Ia dinilai tak cocok dengan skema permainan Spurs dan membuat kariernya menurun drastis. Paulinho memutuskan hengkang pada tahun 2015, namun bukan menuju ke klub Eropa lainnya, melainkan di Asia bersama Guangzhou Evergrande. Keputusannya pindah berbuah manis lantaran Paulinho berhasil mengembalikan performa terbaiknya di sana.

Berselang 2 musim, Barcelona di bawah kepelatihan Ernesto Valverde secara mengejutkan merekrut Paulinho dari Tiongkok. Banyak pihak ragu akan keputusan La Blaugrana tersebut, namun Paulinho mampu membuktikannya. Ia menjadi pilar penting Barca di lini tengah meski hanya bertahan semusim. Setelahnya, Paulinho memutuskan kembali ke Guangzhou Evergrande dan masih bertahan sampai saat ini.

Baca Juga: Kisah Jiangsu Suning, Bangkrut Setelah Juara Liga Super Tiongkok

Verified Writer

Alvin Pratama

@alvnprtm21

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya