Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menjadi pesepak bola top tentunya tak bisa didapat dengan instan. Butuh banyak hal pendukung yang harus dilakukan demi mewujudkan impian tersebut. Dari kebanyakan pesepak bola top saat ini, mereka telah melalui masa-masa pahit dalam awal kariernya.
Selain itu, mempertahankan konsistensi performa juga menjadi masalah lain yang dihadapi oleh setiap pemain. Bila tak mampu melakukannya, kemungkinan besar karier dari pemain tersebut bakal tenggelam dan seolah-olah menghilang seperti yang dialami 5 pemain berikut ini. Penasaran siapa saja? Berikut ulasannya.
1. Nuri Sahin
Nuri Sahin (eurosport.com) Nuri Sahin menjalani 6 musim yang gemilang bersama Borussia Dortmund. Tak ayal klub elite Eropa seperti Real Madrid kepincut akan bakat pemain Turki tersebut. Sahin yang masih berusia 23 tahun saat itu akhirnya resmi berlabuh ke Madrid pada musim 2011/2012. Namun, yang terjadi malah tak sesuai harapan.
Sahin tak mampu mengembangkan permainan terbaiknya. Terlebih lagi, ia kalah bersaing dengan pemain Madrid lainnya di lini tengah. Sahin cuma bertahan semusim di sana dan sempat dipinjamkan ke Liverpool. Kiprahnya di Inggris juga tak berjalan mulus. Sahin tak mendapat kesempatan tampil reguler.
Setelah 6 bulan yang penuh lika-liku bersama The Reds, Sahin memilih kembali ke Borussia Dortmund. Namun, pertemuan keduanya yang selama 5 musim ini malah tak seperti yang ia jalani saat pertama kali di sana. Usai menjalani pasang surut karier, kini Sahin memutuskan pulang ke Turki dengan membela Antalyaspor.
Baca Juga: Fabregas: Cuma Van Persie dan Samir Nasri yang Selevel Saya di Arsenal
2. Samir Nasri
Samir Nasri (eurosport.com) Menjalani 4 musim yang impresif dengan Olympique Marseille, nama Samir Nasri menjadi komoditas panas klub-klub top Eropa. Dari sekian klub itu, Arsenal menjadi tim yang beruntung menggaet Nasri pada musim 2008/2009 lalu. Bersama The Gooners, Nasri justru kerap bermasalah.
Mulai dari tindakan indisipliner hingga berselisih dengan pelatih Arsenal membuat Nasri hanya bertahan selama 3 musim. Ia hengkang ke Manchester City dan dianggap sebagai pengkhianatan oleh para fans The Gooners. Sempat tampil impresif di musim debutnya, karier Nasri justru terkatung-katung.
Sejak mengalami cedera tendon pada November 2015, performa Nasri mulai menurun drastis. Ia kian terpinggirkan di skuad The Cityzens. Terlebih lagi, Nasri juga dilarang tampil selama 18 bulan karena kasus doping. Ia memang sempat kembali ke Inggris dengan West Ham United, tapi penampilannya jauh dari kata impresif.
3. Adnan Januzaj
Adnan Januzaj (eurosport.com) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Manchester United menjalani periode yang buruk di bawah asuhan David Moyes pada musim 2013/2014 lalu. Di balik kelamnya The Red Devils saat itu, muncul secercah harapan. Salah satu talenta muda Setan Merah, Adnan Januzaj, tampil apik di musim debutnya bersana skuad utama United.
Aksinya di atas lapangan menjadi salah satu senjata utama Setan Merah. Banyak pihak menganggap Januzaj sebagai penerus Ryan Giggs. Tak hanya itu, performa impresifnya juga membuat Januzaj diperebutkan oleh sejumlah negara yang bisa ia bela, seperti Belgia, Kosovo, Albania, dan Inggris.
Namun, petaka muncul beberapa musim setelahnya. Performa Januzaj justru menurun diiringi terdepaknya David Moyes dari kursi kepelatihan United. Januzaj akhirnya menjalani masa peminjaman ke Borussia Dortmund dan Sunderland. Bersama 2 klub itu, penampilan Januzaj malah biasa-biasa saja.
4. Oscar
Oscar datang ke Eropa untuk membela Chelsea sebagai klub top Benua Biru pertamanya. Bersama The Blues, Oscar dianggap sebagai pemain yang potensial. Maklum, pemain Brasil ini tampil gemilang dan masih berusia muda saat itu. Sederet gelar juga berhasil Oscar raih di sana, seperti 2 titel Premier League.
Sejak tahun 2012 hingga 2017 lalu, pesona Oscar menarik atensi klub-klub top Eropa. Namun, ia justru melakukan manuver yang tak biasa dalam kelanjutan kariernya. Di usia emasnya, Oscar malah memilih hengkang ke Asia, tepatnya Liga Super Tiongkok dengan bergabung bersama Shanghai SIPG.
Beragam spekulasi digulirkan mengenai alasan Oscar hijrah ke Negeri Tirai Bambu, salah satunya gaji yang tinggi. Keputusan Oscar untuk merelakan kariernya demi gaji besar tentu begitu disayangkan. Maklum saja, Oscar merupakan salah satu pemain aktif dengan gaji tertinggi di dunia saat ini.
Baca Juga: Ingin Bahagiakan Putrinya, Balotelli Berhasrat untuk Gabung Napoli