5 Alasan Mengapa European Super League Harus Ditiadakan, Dampak Buruk!
Harus dipertimbangkan lagi, nih!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah diumumkan pada senin dini hari, European Super League mendapat banyak tanggapan. Tak sedikit publik sepak bola, seperti fans dan pelaku sepak bola menentang kompetisi tandingan Liga Champions ini.
Saat ini 12 klub telah setuju bermain di ESL dengan komposisi 6 klub Premier League (Chelsea, Manchester United, Manchester City, Arsenal, Liverpool, dan Tottenham Hotspur), 3 klub LaLiga (Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid), dan 3 klub Serie A (Juventus, Inter Milan, dan AC Milan).
Presiden Real Madrid, Florentino Perez, akan menjadi ketua liga dengan beberapa atasan klub peserta sebagai wakil ketua. UEFA dan FIFA tentu saja sudah melakukan sesuatu untuk menentang hal tersebut. ESL memang sebaiknya tidak diadakan dengan berbagai alasan yang berdampak buruk. Apa saja itu? Berikut ulasannya.
1. Keindahan sepak bola akan hilang
Sepak bola adalah permainan yang indah, olahraga tempat keajaiban bisa terjadi dengan sebutan "bola itu bundar". Salah satu keajaiban yang pernah terjadi adalah Leicester City yang bisa memenangkan liga terberat di dunia, Premier League. European Super League mengancam akan menghilangkan keindahan olahraga tersebut.
Jika 12 klub pendiri disingkirkan dari liga masing-masing, dongeng Leicester City tidak akan pernah ada lagi. Setelah pengumuman ESL, keajaiban beberapa laga langsung terjadi. Klub-klub pendiri, seperti Arsenal, Juventus, Real Madrid, dan Liverpool gagal meraih poin penuh. Padahal, lawan yang dihadapi adalah klub yang ada di bawahnya. Hal tersebut seperti menunjukkan bahwa itulah sepak bola sebenarnya.
Baca Juga: Liverpool Diprotes Pemain Sendiri Karena European Super League
Baca Juga: Bentuk European Super League, Big 6 Bisa Didepak dari Premier League
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.