TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Chile Menjadi Kuda Hitam yang Siap Kejutkan Copa America 2021

Mereka juara 2 kali dalam tiga gelaran terakhir

Timnas Chili (twitter.com/LaRoja)

Dalam sejarahnya, sepak bola Amerika Latin dikuasi tiga negara top, yakni Brasil, Argentina dan Uruguay. Ketiganya merupakan tim dengan jumlah trofi Copa America terbanyak. Namun, sedekade terakhir hadir negara-negara kuda hitam yang tampil mengejutkan, Chile salah satunya.

Dalam tiga gelaran terakhir, mereka bahkan mampu menjadi juara beruntun dua kali. Hal ini tidak terlalu mengejutkan mengingat saat ini Chile dianggap berada dalam generasi emasnya. Pada edisi 2021 ini mereka tetap menjadi unggulan dan berpotensi  mempertahankan gelarnya. Berikut 5 alasannya.

1. Diisi pemain-pemain inti berpengalaman

Arturo Vidal dan Alexis Sanchez (goal..com)

Pemain inti Chile yang penuh talenta adalah kunci di balik kemenangan ganda mereka pada 2015 dan 2016. Chile diisi nama-nama besar, seperti Alexis Sanches, Claudio Bravo, Arturo Vidal, Eduardo Vargas, Gary Medel, dan Charles Aranguiz yang menjadi fondasi kuat anak asuh Jorge Sampaoli.

Meski kehilangan Alexis Sanchez karena cedera, sisanya tampil kembali di Copa America 2021. Vargas sudah mencetak dua gol dan menjadi tombak utama serangan Chile. Pengalaman Arturo Vidal dan Aranguiz di lini tengah menjadi kunci utama Chile, sedangkan shot-stopper Bravo dan Medel yang solid dalam bertahan menjadi dua pilar di bawah mistar gawang.

Baca Juga: Pemilu Regional Chile Pecahkan Rekor Partisipan Terendah

2. Memiliki gaya bermain keras yang sulitkan lawan

Pemain Chili menghadang Lionel Messi (marca.com)

Chile asuhan Martin Lasarte adalah tim yang sulit untuk dilawan. Mereka dikenal bermain keras lewat kekuatan fisik dan memiliki pertahanan yang sulit ditembus. Hal ini kerap menjadi kesulitan bagi tim lain, seperti Argentina dan Brasil untuk menghadapi permainan yang keras.

Di laga pembuka, Argentina hanya mampu bermain imbang dengan skor 1-1. Dalam laga tersebut Chile tampil dengan perlawanan keras dengan melakukan pelanggaran 19 kali berbanding 14 milik Argentina. Gaya bermain ini kerap menyulitkan tim-tim besar yang memiliki gaya permainan taktis.

3. Hadirnya bintang baru Ben Brereton

Ben Brereton (goal.com)

Ben Brereton pernah menjadi rekan setim Mason Mount dan Ryan Sessegnon di tim U-19 Inggris. Namun, Brereton gagal membuat kesan setelah Piala Eropa U-19 Inggris dan tidak pernah dipanggil ke tim senior. Striker Blackburn Rovers itu kemudian memulai debutnya untuk Chile pada awal turnamen ini karena memiliki darah Chile dari ibunya.

Sejak debutnya untuk tim nasional, Brereton tampil cukup menjanjikan. Berpasangan dengan Vargas dalam membangun serangan, dia telah mencetak satu gol dan satu assist sejauh ini. Selain itu, kemampuan aerial dan playmaking Brereton akan menjadi ancaman bagi lawan Chile di babak gugur. Dia menjadi sosok yang tepat sebagai pengganti Alexis Sanchez yang mengalami cedera.

4. Chile memiliki akselerasi yang berbahaya

Selebrasi skuad Chili (goal.com)

Meski belum tampil maksimal di fase grup dan berada di peringkat ke-3 grup A, Chile tetap berbahaya karena kemampuan akselerasinya dalam membangun serangan. Chile selalu mendominasi dan memiliki serangan balik yang berbahaya. Dari empat laga yang telah dijalani, Chile menguasai bola dalam tiga laga.

Karena kita telah melihat Argentina dan Brasil kebobolan gol melalui serangan balik yang tiba-tiba, kemampuan ini sangat menonjol untuk Chile. Gameplay intens mereka secara umum akan menjadi kunci keberhasilan Chile di turnamen ini pada fase gugur.

Baca Juga: America 2021: Argentina Menjauh dari Kejaran Chile

Verified Writer

Firli Purnagara

#A_squad

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya