TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas Rasisme Suporter, Inter Milan Dihukum FIGC

Sempat muncul opsi Serie A dihentikan sementara

twitter.com/kkoulibaly26

Pertandingan Inter Milan melawan Napoli di San Siro pada laga boxing day di pekan ke-18 Liga Italia yang dimainkan Rabu (26/12/2018) malam waktu setempat atau Kamis (27/12/2018) dini hari waktu Indonesia kemarin, ternyata berbuntut panjang. Itu terkait aksi rasis yang dilakukan oknum tifosi Inter Milan terhadap bek Napoli berkebangsaan Senegal, Kalidou Koulibaly.

Kasus ini menjadi sorotan nasional di Italia. Banyak pihak mulai dari pemain, pelatih hingga wali kota, ikut bersuara. Pihak Inter Milan juga mendapatkan dampak buruk berupa hukuman dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Seperti apa ceritanya?

Baca Juga: Bentrokan Suporter, Fans Inter Milan Tewas Usai Pertandingan

1. Inter Milan dihukum dua kali bertanding tanpa suporter

www.fourfourtwo.com

Inter Milan memang berhasil meraih kemenangan atas Napoli. Mereka unggul 1-0 lewat gol di menit terakhir pada laga boxing day, tengah pekan kemarin. Namun, perlakuan rasis tifosi Inter terhadap bek Napoli, Kalidou Koulibaly yang kemudian mendapat kartu merah di menit ke-80, berujung hukuman bagi klub peraih treble winners di musim 2009/10 ini.

Dikutip dari Football Italia, Inter mendapatkan hukuman dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dua kali memainkan laga kandang tanpa dukungan tifosi mereka plus tambahan hukuman untuk tribun Curva Nord dikosongkan dari suporter. Tifosi Inter dilarang mendukung Inter saat bermain melawan Benevento dan juga Sassuolo. Sementara Curva Nord tertutup bagi tifosi saat menjamu Bologna pada 3 Februari.

Hukuman menggelar pertandingan tanpa penonton tersebut mendapatkan dukungan dari Wali Kota Milan, Giuseppe Sala yang notabene pihak pemilik stadion—karena stadion San Siro masih dimiliki pemerintah setempat.

2. Sempat muncul opsi menghentikan sementara Liga Serie A

en.as.com/en

Kasus rasisme tersebut disikapi serius oleh FIGC. Bahkan, sempat muncul opsi pertandingan di pekan ke-19 yang juga menjadi laga terakhir di tahun 2018 pada akhir pekan ini, ditunda dulu karena adanya insiden tersebut. Apalagi, ada seorang suporter tewas di luar stadion karena tertabrak mobil dan empat pemain mengalami cedera.

Presiden FIGC, Gabriele Gravina menyebut sempat akan mempertimbangkan opsi menghentikan sementara Liga Serie A. FIGC menyebut membutuhkan waktu untuk menangani serius kasus rasisme ini sehingga mungkin akan berakibat ditundanya laga Liga Italia pekan ke-19.

Namun, pada akhirnya, FIGC memutuskan bahwa pertandingan Liga Italia akhir pekan ini jalan terus sesuai jadwal. "Liga akan tetap dimainkan pada Sabtu nanti. Pertandingan tetap berlangsung sesuai rencana. Liga tidak akan dihentikan," ujar petinggi FIGC, Gabriela Gravina seperti dikutip dari football-italia.net.

3. Pemain kompak mendukung Koulibaly dan mengecam aksi rasis

www.aa.com.tr/en

Solidaritas ditunjukkan pemain-pemain Serie A Italia kepada Kalidou Koulibaly yang menjadi korban rasis suporter. Beberapa pemain top seperti kapten tim Inter Milan, Mauro Icardi dan pemain Napoli yang juga punggawa Timnas Belgia, Dries Mertens, ikut bersuara menyampaikan simpati dan dukungan.

Termasuk superstar Juventus, Cristiano Ronaldo. Secara khusus, Ronaldo memberikan dukungan untuk Koulibaly dan menyebut rasisme seharusnya sudah mendapat tempat di sepak bola. Di akun Instagramnya @cristiano yang memiliki follower 149 juta, Ronaldo memasang fotonya kala bertanding dengan Koulibaly sembari menulis kalimat "In the world and football, we always vorreberro education and respect. No to racism and any offense and discrimination!!!" seperti dikutip dari https://www.instagram.com/cristiano/?hl=en.

Ya, sepak bola dan dunia memang seharusnya dipenuhi oleh rasa hormat, bukan tindakan rasis maupun diskriminasi dalam bentuk apapun.

Sebelumnya, Koulibaly melalui lewat akun Twitternya @kkoulibaly26, juga menyampaikan isi pikirannya atas perlakukan rasis yang diterimanya. "Saya sedih dengan kekalahan ini, terutama harus meninggalkan saudara-saudara saya di lapangan. Tapi, saya bangga dengan warna kulit saya dan asal usul saya sebagai Prancis, keturunan Senegal dan Neapolitan," ujar Koulibaly dikutip dari https://twitter.com/kkoulibaly26?ref_src=twsrc%5Egoogle%7Ctwcamp%5Eserp%7Ctwgr%5Eauthor.

 

Baca Juga: Warna Kulit Jadi Kriteria Perekrutan, PSG Tersandung Kasus Rasialisme

Verified Writer

Hadi Santoso

cinta menulis seperti mencintai sepak bola dan bulutangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya