TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembuktian Jamie Vardy yang Belum Habis

Vardy sempat jadi topskor tertua di Liga Inggris

skysports.com

Jakarta, IDN Times - Striker Leicester City, Jamie Vardy, masih menunjukkan taringnya di kotak penalti. Dia membuktikan belum habis dan paling anyar, Wolverhampton Wanderers jadi korban keganasan sang mesin gol.

Dia berhasil mengantarkan Leicester meraih kemenangan saat menjamu Wolves dalam duel pertamanya di Premier League, Sabtu, 14 Agustus 2021. Torehan satu golnya membuat publik King Power Stadium masih punya keyakinan jika The Foxes bisa bersaing dengan tim-tim besar.

Tentu semua orang bakal mengakui Vardy merupakan penyerang yang unik. Ketika berhasil memenangkan sepatu emas pada musim 2019/2020 dalam usia 33 tahun, dia memecahkan rekor sebagai pemain tertua yang jadi top scorer sejak musim 1948.

Baca Juga: Jamie Vardy yang Sederhana, namun Menggigit 

1. Terlambat jadi pemain profesional

Jamie Vardy menjadi top skor Premier League 2019/2020 dengan raihan 23 gol. Twitter/@LCFC

Vardy boleh dibilang cukup terlambat menjadi pemain profesional. Namun, dia bisa menunjukkan kualitas, kecepatan, kemampuan fisik, serta mental yang menonjol. Padahal, banyak temannya yang punya usia lebih muda dengan pengalaman lebih lama tampil di Premier League.

Vardy baru menjadi pemain di Premier League setelah Leicester City promosi musim 2014/2015. Dalam debutnya di kompetisi kasta tertinggi Inggris, Vardy tak mampu berbuat banyak karena cuma bisa mencetak lima gol dalam 36 kali penampilannya. 

Tak ada yang menyangka, setahun berselang dia tampil sangat mematikan bersama Leicester besutan Claudio Ranieri. Bahkan, dia berhasil membawa Leicester mengalahkan dominasi Manchester United, Chelsea, Manchester City dan tim lainnya. Mereka bisa menjadi juara Premier League.

2. Bangkit dan menunjukkan cara menjadi mesin gol

Twitter.com/premierleague

Meski terus menunjukkan cara bekerja mesin pencetak gol, Vardy tetap manusia biasa yang mengalami penurunan di beberapa momen. Dia bahkan harus melakukan perawatan usai natal musim lalu dan sempat  selama absen tiga pekan saat tengah menanjak performanya (mencetak 17 gol dalam 18 laga).

Beruntung, manajer Leicester City, Brendan Rodgers, masih punya Kelechi Iheanacho. Sang pemain perlahan mulai mengganti peran Vardy yang sedikit anjlok kemampuan mencetak golnya usai kembali ke lapangan.

Vardy sempat dinilai bakal habis. Terlebih, kemampuan Iheanacho dan masuknya Patson Daka, membuat posisi Vardy sedikit terancam. Tapi, semua itu dibalikkan dengan mudah oleh Vardy. Dia bahkan begitu dominan dengan mencetak 10 tembakan dalam dua laga awal Leicester, Community Shield dan Premier League.

3. Brendan Rogers masih butuh tenaga Vardy

twitter/ChelseaFC

Kemampuan menciptakan peluang dan catatan satu gol memang bukan indikator yang sempurna untuk menilai seberapa baik kinerja seorang pemain. Tetapi, Vardy lebih dari itu, karena tetap menunjukkan cara memainkan peran sebagai pemain nomor 9 yang hebat di dalam tim. Hal itu mementahkan anggapan jika Vardy sudah gelagapan main di Premier League dalam tujuh bulan terakhir.

Vardy pun kini bakal tetap mendapat kepercayaan Rodgers sebagai penyerang utama. Terlebih, sang manajer menilai jika pemainnya itu adalah seorang atlet disiplin yang selalu meningkatkan kebugarannya dan bisa menjadi penyerang berbahaya.

"Vardy masih cukup fit. Dia merupakan pemain yang selalu lapar dan susah dilawan. Di Premier League, beberapa penyerang dinilai sangat istimewa. Vardy tentu termasuk di dalamnya," kata Rogers dikutip The Athletic.

Baca Juga: Kisah Jamie Vardy, dari Buruh Pabrik hingga Jadi Top Skor Liga 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya