TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyesalan Terbesar Maurizio Sarri  adalah Meninggalkan Chelsea

Maurizio Sarri kini merupakan pelatih Lazio

premierleague.com

Jakarta, IDN Times - Ada hal yang paling disesalkan pelatih asal Italia, Maurizio Sarri, yaitu keputusannya menanggalkan jabatannya sebagai manajer Chelsea. Sempat membuat perubahan di London, Sarri berhasil mengantarkan The Blues jadi kampiun di Liga Europa 2018/2019.

Namun, ia tak bertahan lama di sana. Sarri mundur dengan menyisakan kontrak dua tahun dan kembali ke kampung halaman untuk membesut Juventus.

“Saat bersama Chelsea saya mebuat keputusan keliru. Kala itu saya ingin kembali ke Italia apapun caranya. Direktur Chelsea (Marina Granovskaia) sempat mencegah dan membujuk saya bertahan, tapi saya tak bergeming dan hanya ingin kembali,” kata Sarri dikutip Football Italia.

Baca Juga: Chelsea Kuasai Semifinal Piala Eropa 2020

1. Sarri merasa meninggalkan Chelsea terlalu cepat

goal.com

Kala itu, Chelsea sedikit dirundung masalah lantaran sang pemilik, Roman Abramovich tak bisa ke Inggris dan situasi menjadi rumit. Marina yang mengemban tugas saat itu dinilai sulit menyelesaikan berbagai macam masalah internal. Walhasil kekuatan ekonomi klub terganggu.

Sarri pun memilih pergi dari Chelsea. Beberapa waktu kemudian ia menyesal, karena beberapa tahun kemudian Chelsea jor-joran mendatangkan pemain muda yang hebat. Terpenting, cocok dengan taktik yang diusung Sarri.

“Usai itu, datang Timo Werner, Kai Harvertz, Mason Mount, Hakim Ziyech. Semua pemain muda itu sangat cocok dengan taktik saya,” beber pelatih berusia 62 tahun itu.

2. Membuat The Blues tampil berkarakter dengan Sarri-ball

Bintang muda Chelsea, Hudson-Odoi. (Sky Sports.com)

Sarri memang memulai era baru bagi Chelsea sejak awal kedatangannya. Ia berhasil mengubah taktik dan gaya main yang diusung manajer sebelumnya, Antonio Conte. Para penggemar Chelsea menyebut permainan tim kebanggaan mereka dengan sebutan Sarri-ball.

Sarri-ball sendiri merupakan konsep taktik yang diusung eks pelatih Napoli dengan gaya sepak bola menyerang cepat, yang dikombinasikan umpan pendek dan cepat. Sehingga pemain terus bergerak dinamis di atas lapangan secepat mungkin.

Pada dasarnya, Sarri-ball berbeda dengan gaya main Jurgen Klopp di Liverpool dengan gegenpressing-nya yang membuat musuh tertekan. Sehingga membuat kesalahan dan membuat keadaan berbalik.

Baca Juga: Liverpool dan Arsenal Berebut Renato Sanches, Juventus Juga Berminat!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya