TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Usai Rapat Exco, PSSI Belum Tentukan Masa Depan Liga 1 dan Liga 2

Iwan Bule samih tunggu tenggat waktu 29 Mei 2020

PSSI, PT LIB dan klub dari LIga 1 dan Liga 2 dalam rapat di Hotel Fairmont, Senin (16/3). (Dok. PSSI)

Jakarta, IDN Times - PSSI rampung menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) via telekonferensi video, Selasa, (12/5). hanya saja, rapat yang dihadiri seluruh anggota Exco yang berjumlah 15 orang itu belum bisa memutuskan bagaimana nasib kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 selanjutnya di tengah pandemik virus corona yang meluas di Tanah Air.

Sejauh ini, PSSI masih melihat situasi dan kondisi negara seperti apa. Tak pelak mereka masih berpegang pada SKEP/48/III/2020 tertanggal 27 Maret 2020 terkait situasi liga dalam keadaan force majeure sesuai status tanggap darurat BNPB.

“Surat keputusan Ketua Umum PSSI itu masih berlaku, jadi kita masih menunggu hingga 29 Mei sesuai keputusan pemerintah. Baru setelah itu kita bicara alternatif dan opsi-opsi mengenai kelanjutan kompetisi Liga 2020,” kata Yunus dalam rilis yang diterima IDN Times, Rabu (13/5) dini hari WIB.

Baca Juga: Tunggu Kejelasan Liga 1, Bhayangkara FC Belum Bahas Kontrak Pemain

1. Iwan Bule masih tunggu status darurat bencana Indonesia

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (tiga dari kiri) saat meninjau Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (10/2). IDN Times/Fitria Madia

Sepekan sebelum rapat Exco, sikap PSSI terkait hal itu masih sama. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan bahwa dirinya masih menunggu kondisi hingga tenggat waktu 29 Mei 2020, tergantung status darurat yang ditetapkan pemerintah.

"Sehingga menurut saya pilihan menunggu status darurat bencana ini sampai akhir Mei adalah pilihan yang paling realistis," kata pria yang kerap disapa Iwan Bule.

Hal dilakukan usai menimbang arahan dari Presiden Joko Widodo serta masukan dari banyak pihak. Sehingga, sesuai surat keputusan tersebut, PSSI menetapkan pada Maret hingga Juni sebagai keadaan tertentu darurat bencana terkait penyebaran virus COVID-19 di mana status ini disebut sebagai keadaan kahar atau force majeure.

2. Pelatih Persib sempat utarakan keinginan untuk melanjutkan kompetisi tanpa penonton

IDN Times/Bagus F

Persib yang diwakili oleh pelatihnya Robert Alberts, lebih senang dengan wacana untuk melanjutkan Liga 1 2020 meski tanpa penonton dibanding membatalkan kompetisi musim ini. Menurut dia, opsi itu sangat masuk akal, terlebih negara di Eropa, seperti Inggris, Italia dan Prancis sudah mulai menyiapkan skenario tersebut.

Hanya saja, Iwan Bule menilai jika opsi menggelar kompetisi tanpa penonton di saat situasi darurat belum berakhir sangat sulit dijalankan. Menurut dia, pencinta sepak bola yang fanatik bakal tetap nekad hadir ke stadion untuk bisa mendukung tim kebanggaannya.

"Saya pikir Indonesia belum akan mencontoh negara-negara lain yang melakukan (menggelar kompetisi tanpa penonton) itu. Contoh pertandingan yang diputuskan digelar tanpa penonton dan sudah disosialisasikan jauh-jauh hari saja, masih didatangi oleh ribuan suporter," ujar eks Plt Gubernur Jawa Barat itu.

3. Keinginan suporter untuk datang ke stadion sulit dibendung

IDN Times/Galih Persiana

Iwan Bule meyakini jika suporter tersebut nantinya rela mendukung tim kesayangannya dengan hanya bernyanyi di luar stadion walau tanpa bisa melihat pertandingan itu sendiri.

Sementara, di waktu bersamaan, sejumlah daerah juga tengah menggalakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal itu lah yang dikhawatirkan Iwan Bule bisa menjadi masalah baru pemerintah di saat situasi tanggap darurat ini.

"Ada kekhawatiran kalau PSSI tetap memutar liga dengan tanpa penonton, para pendukung tetap akan datang berkerumun, dan itu menyalahi social distancing yang sedang dijalankan pemerintah," tukas Iwan Bule menanggapi kemungkinan opsi Liga 1 2020 kembali digelar tanpa penonton.

Baca Juga: Nasib Liga 1 dan Liga 2 Kala Dikepung Pandemik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya