TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zion Suzuki, Kiper Jepang yang Curi Atensi di Piala Dunia U-17 2019

Zion punya darah Ghana tapi memutuskan bela Timnas Jepang

FIFA.com/GettyImages

Jakarta, IDN Times - Timnas Jepang U-17 bisa dibilang mencuri atensi besar di ajang Piala Dunia U-17 2019 yang sedang dihelat di Brasil mulai dari 26 Oktober lalu sampai 17 November mendatang.

Tergabung di Grup D bersama Belanda, Amerika Serikat, dan Senegal, Samurai Biru menjadi juara grup dan belum terkalahkan bahkan belum kebobolan satu gol pun selama berlaga di Piala Dunia junior tahun ini.

Resep rahasianya ternyata ada pada sosok kiper tangguh, Zion Suzuki.

Baca Juga: Industri Otomotif Jepang Jawab Kritikan Dunia di Tokyo Motor Show 2019

1. Ya, ya, Zion memang cukup “mencolok” kala berada di Timnas Jepang

Twitter/@fifacom

Kami tak bermaksud menyinggung warna kulit Zion, tapi dibanding teman-teman satu timnya, memang kiper belia berusia 17 tahun ini terlihat berbeda dan berbeda itu keren. Ia punya badan lebih tegap dan lebih tinggi, serta jadi salah satu bintang muda terbaik Jepang saat ini.

Dan ya, Zion adalah kiper berdarah Ghana yang memutuskan membela Timnas Jepang. Ya, setidaknya, untuk level umur U-17. Sesuai aturan FIFA, di kelompok senior sendiri, Zion sejatinya masih bisa membela Ghana andai tim senior negara Afrika tersebut memanggilnya nanti.

Zion lahir dari ibu seorang warga Jepang dan ayah dari Ghana. Dan di Piala Dunia U-17 tahun ini, ia menunjukkan sinar terangnya. Sampai saat ini, ia jadi satu-satunya kiper yang belum pernah kebobolan di turnamen ini. Meksiko, yang akan melawan Jepang di babak 16 besar, Kamis (7/11) mendatang, akan jadi tantangan baru bagi Zion

2. Kemampuan ala kiper modern milik Zion Suzuki

FIFA.com/GettyImages

Selain punya kapabilitas baik sebagai kiper tradisional, dalam urusan membuat penyelamat dan menjaga gawangnya dari kebobolan, Zion juga dibekali kemampuan bermain ala kiper modern layaknya Manuel Neuer atau Ederson Moraes.

Ia piawai mendistribusikan bola tak hanya dengan kakinya, tapi juga tangan. Lemparan tangannya mampu menjangkau titik tengah lapangan, sementara distribusi dari kakinya mampu berujung peluang bagi rekan-rekannya di lini depan.

Baca Juga: Tak Ada Jepang di Final French Open 2019

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya