Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Usia masih muda tapi sudah jadi pemain sepak bola kelas dunia? Itu sih sudah biasa. Gimana kalau masih usia 23 tahun tapi udah jadi pemilik klub di Inggris? Nah, ini baru keren. Itulah yang terjadi pada seorang millennial Prancis bernama Kyril Louis-Dreyfus. Pengusaha muda ini sebentar lagi akan menjadi pemilik Sunderland, klub yang saat ini bermain di kasta ketigaLiga Inggris.
Siapa sebenarnya pemuda keren nan tajir melintir tersebut? Simak ulasannya.
1. Kyril adalah "anak sultan" yang sudah kaya, bahkan sebelum lahir
Instagram.com/kyrillouisdreyfus Kyril adalah pemuda kelahiran tahun 1997. Sejak kecil, pria Swis ini sudah akrab dengan bisnis olahraga dan sepak bola. Almarhum ayahnya, Robert Louis-Dreyfus merupakan mantan CEO Adidas dan pernah menjadi pemilik klub Prancis Olympique Marseille.
Sang ayah sendiri meninggal pada 2009 karena penyakit Leukimia. Robert tak sekadar jutawan, ia juga mewarisi sebuah bisnis merchant di bidang pertanian hingga transportasi yang berusia lebih dari 100 tahun.
2. Sang ibu adalah perempuan terkaya di Rusia
Sementara sang ibu, Margarita Bogdanova saat ini juga masih menjadi salah satu pemegang saham Marseille. Bahkan, Bogdanova adalah wanita terkaya di Rusia versi majalah Forbes. Sebagai anak Sultan, Kyril pun disebut mewarisi sepertiga dari kekayaan sang ayah.
Sepeninggal sang suami, ia kini menjadi bos besar dari Louis Dreyfus Company. Margarita menjadi pemegang 69,6 persen saham perusahaan raksasa itu.
Baca Juga: Sunderland 'Til I Die (EKSKLUSIF): Kisah di Balik Layar
3. Keluarga Kyril sempat kuasai saham Marseille selama 10 tahun
Instagram.com/kyrillouisdreyfus Keluarga besar Kyril merupakan pemegang saham mayoritas di Olympique Marseille selama 10 tahun. Mereka baru menjual saham mayoritasnya pada 2016. Saat itu, Kyril menyebut kapok berbisnis sepak bola, bahkan menyebutnya sebagai bisnis busuk.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Namun, ia akhirnya kembali ke sepak bola dan menerima tawaran dari Sunderland. Ia bahkan menyebut Sunderland adalah "proyek khusus" yang membuatnya kembali tertarik ke dunia bisnis sepak bola.
“Tapi Sunderland, ini adalah proyek khusus, sungguh. “Di Marseille, kami tidak memiliki Vélodrome, yang menyebabkan banyak masalah bagi kami. Sebaliknya, Sunderland memiliki stadionnya sendiri, dengan kapasitas terbanyak ketujuh di negara itu," ujar Kyril saat diwawancara L'Equipe.
4. Kyril datang ke Sunderland dengan membeli saham milik pemilik mayoritas
Instagram.com/kyrillouisdreyfus Keseriusan Kyril sendiri membeli Sunderland dibuktikannya dengan memborong 74 persen saham pemilik mayoritas, Stewart Donald. Kini ia masih menunggu persetujuan dari pengelola liga. Jika itu diberikan, Kyril akan menjadi pemegang saham mayoritas klub League One.
“Pertama, saya ingin berterima kasih kepada Stewart Donald atas integritas dan kewajarannya selama tiga bulan terakhir, yang telah membuat saya memiliki kesempatan untuk mengambil alih saham pengendali di AFC Sunderland,” kata dia seperti dikutip dari The Guardian.
Ia pun berjanji akan menjaga masa depan klub, membuat tim yang menghibur untuk ditonton, serta menghubungkan kembali tim dengan basis penggemarnya.
“Di tengah pandemik global, kita semua harus menyadari situasi sulit klub saat ini dan tantangan yang kita hadapi di bulan-bulan mendatang. Namun, saya sangat yakin kami dapat mengembalikan Sunderland ke tingkat teratas sepak bola Inggris dan saya tidak sabar untuk memulainya.”
Baca Juga: Sunderland 'Til I Die (Bagian I): Absurditas Sepak Bola Inggris