Sejarah European Super League, Real Madrid Biang Keroknya
Selama itu, European Super League terus dibicarakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dunia sepak bola Eropa geger. Tiba-tiba, pada Minggu (18/4/2021) malam, 12 klub Eropa--ditambah tiga klub lagi yang akan menyusul selaku Founding Clubs--membentuk sebuah kompetisi tandingan bernama European Super League.
Nantinya, kompetisi ini hanya akan melibatkan tim-tim besar Eropa saja, macam Arsenal, Liverpool, AC Milan, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Manchester City, Manchester United, Real Madrid, dan Tottenham Hotspur. Ada kesan eksklusif dalam kompetisi berstatus breakaway yang baru saja dibentuk ini.
Ada alasan yang menyebut kompetisi ini dibentuk sebagai solusi bagi klub-klub besar tersebut mengatasi masalah keuangan akibat pandemik COVID-19. Namun, jika ditarik secara sejarah, gaung dari European Super League ini sudah ada sejak 1998 silam.
Baca Juga: 12 Klub Eropa Berkhianat Bentuk European Super League
1. Real Madrid yang ngotot diwujudkan
Pada 1998 silam, sebuah perusahaan Italia, Media Partners, menelurkan ide tentang European Super League. Namun, usulan itu dimentahkan oleh UEFA dan selanjutnya memutuskan untuk mengubah format Liga Champions.
Berlanjut pada 2009, ide European Super League kembali bergaung ketika Presiden Real Madrid kala itu--dan sekarang--, Florentino Perez, mengkritik format Liga Champions dan meminta agar ada kompetisi baru bernama European Super League.
Sayang, sama seperti usulan Media Partners, rencana Perez kembali menguap. Namun, bukan berarti pembicaraan tentang European Super League menghilang total.
Baca Juga: Akibat European Super League, Messi dan Ronaldo Bisa Pensiun Dini