TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zainudin Amali Lolos Verifikasi KLB PSSI, Memangnya Tepat?

KP PSSI selesai melakukan verifikasi

Menpora Amali saat menjadi Keynote Speaker 6th International Conference of Physical Education and Sport Science (ICPESS) Tahun 2021 yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta, Kamis (10/6/2021). (Dok. Kemenpora)

Jakarta, IDN Times - Sempat ada perdebatan terkait status Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, yang lolos verifikasi Komite Pemilihan PSSI. Zainudin dianggap tak layak lolos, karena keterlibatannya dalam sepak bola nasional masih dipertanyakan.

Sesuai dengan aturan, calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, hingga Komite Eksekutif (Exco), seharusnya beraktivitas selama lima tahun di koridor sepak bola nasional agar bisa maju dalam kontestasi politik PSSI. Syarat ini, begitu abu-abu buat Zainudin. Di segala level, Zainudin belum tercatat rekam jejaknya. Makanya, banyak yang kaget ketika dia lolos sebagai calon Waketum.

Tapi,  Founder Football Institute, Budi Setiawan, punya pandangan lain. Lolosnya Zainudin, dianggap Budi, merupakan hasil kepekaan dari Komite Pemilihan atas indikator lain.

"Artinya Komite Pemilihan telah bekerja secara profesional bukan hanya berdasarkan aturan, namun juga kepekaan sosial serta logika sepak bola yang universal," ujar Budi dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Soal Verifikasi Menpora Zainudin Amali, KP PSSI Sempat Debat

1. Zainudin sempat diprediksi tak lolos

Menpora Zainudin Amali. (IDN Times/Larasati Rey)

Budi mengakui awalnya banyak yang ragu Zainudin susah lolos verifikasi. Namun, pada akhirnya, Zainudin bisa lolos, lantaran dianggap sudah punya peran penting di sepak bola Indonesia.

"Peran Zainudin Amali selama masa COVID-19 membuat sepak bola Indonesia berjalan tidak bisa diabaikan," ujar Budi.

2. Zainudin dianggap peduli sepak bola Indonesia

Menpora RI, Zainudin Amali. (Dok. Kemenpora).

Atas peran dalam penanganan kompetisi dalam mengurus izin laga saat pandemik COVID-19, Zainudin dinilai peduli dengan sepak bola Indonesia. Hal itu tak terbantahkan.

"Peran-peran tersebut sudah menunjukkan kepedulian dan keterlibatan beliau dalam kontribusinya untuk sepak bola indonesia," ujar Budi.

Tapi, tetap saja, keputusan KP harus dipertanyakan. Sebab, membantu PSSI dalam upaya menggelar Liga 1 di tengah pandemik, belum bulat masuk dalam hitungan lima tahun, seperti dalam statuta.

Baca Juga: Layakkah Zainudin Amali Jadi Waketum PSSI?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya