Piala Dunia 1998: Intrik Politik di Lapangan Amerika Vs Iran
Sepak bola kala itu dengan indahnya mengalahkan politik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Piala Dunia 1998 mungkin akan dikenang sebagai salah satu yang penuh dengan muatan politik di dalamnya. Sebab, dua negara yang bertolak belakang terkait pandangan politik, Amerika Serikat serta Iran, bertemu di atas lapangan.
Saat itu, Amerika dan Iran kebetulan tergabung di dalam satu grup. Mereka sama-sama menghuni Grup F bersama Jerman dan Yugoslavia.
Kebetulan, saat itu hubungan politik antara Amerika dan Iran sudah renggang. Sejak revolusi Iran terjadi dan menggulingkan kaum pro Amerika dengan sempurna pada Februari 1979, terjadi gesekan politik.
Keduanya mulai menunjukkan sikap yang saling berseberangan. Hal tersebut merembet sampai ke urusan sepak bola.
Baca Juga: Perbincangan Maskot Piala Dunia 2022, Disebut Mirip Casper
1. Situasi kikuk yang akhirnya pecah
Selanjutnya, 19 tahun setelah revolusi keduanya benar-benar bentrok di atas lapangan hijau. Mereka bertarung di Lyon, dan terjadi sebuah situasi yang cukup kikuk.
Mehrdad Masoudi, Media Officer FIFA kelahiran Iran, menjelaskan insiden kikuk tersebut terjadi karena adanya gengsi dan perintah dari salah seorang pemimpin Iran.
"Masalah muncul ketika Iran menjadi tim B. Secara aturan, seharusnya tim B berjalan menyalami lawannya. Kebetulan, Amerika itu jadi tim A. Namun, atas perintah pemimpin tertinggi Iran Khameini, para pemain tak boleh menyalami Amerika," ujar Masoudi dilansir FourFourTwo.
Masoudi kemudian bernegosiasi. Hingga akhirnya, pihak Amerika mau berjalan menyalami para pemain Iran.
Baca Juga: Kisah Trofi Piala Dunia Julet Rimes yang Hilang Tanpa Jejak