Analisis Gaya Permainan Ruben Amorim, Pelatih Baru Manchester United

Manchester United sukses bernegosiasi dengan Sporting Lisbon untuk menggaet Ruben Amorim sebagai pelatih baru menggantikan Erik ten Hag yang dipecat pada 28 Oktober 2024. Amorim sendiri diniliai sebagai pelatih muda dengan prospek menjanjikan setelah membawa Sporting Lisbon tampil impresif secara konsisten dalam 4 tahun terakhir. Ia bahkan sempat dikabarkan akan menggantikan Juergen Klopp di Liverpool dan David Moyes di West Ham United pada musim panas 2024.
Keputusan MU bergerak cepat mendekati Amorim bukan tanpa alasan. Gaya permainan serta filosofi sepak bolanya dianggap dapat mengangkat prestasi MU pada 2024/2025. Dilansir laman resmi Premier League, berikut analisis gaya permainan Ruben Amorim selama menukangi Sporting Lisbon, yang mungkin akan berguna saat menangani MU.
1. Menerapkan skema permainan 3-2-2-3 saat menguasai bola

Ruben Amorim termasuk pelatih yang menyukai skema tiga bek, baik dalam formasi 3-4-3 maupun 3-5-2. Saat tim dalam situasi menyerang dan menguasai bola, formasinya menjadi 3-2-2-3. Lebih detail, ia mengandalkan 2 pivot untuk mengover 3 bek di belakang serta 2 gelandang serang dan 3 penyerang di depan. Amorim menginstruksikan 2 wing back untuk tetap melebar dan 2 penyerang sayapnya lebih ke dalam dan mendekat dengan centre-forward serta gelandang.
Dengan begitu, Sporting Lisbon sering kali memancing 4 bek lawan untuk menjaga 3 penyerang di tengah dan salah seorang wing back sehingga menyisakan 1 pemain di area lainnya. Ruang terbuka tersebut dapat dimanfaatkan wing back untuk melakukan tusukan atau mengirim umpan ke kotak penalti dan diselesaikan oleh sang striker. Gaya permainan ini mirip dengan yang pernah diterapkan Graham Potter saat masih menukangi Brighton & Hove Albion.
2. Menerapkan high pressing untuk menekan lawan dan menguasai lini tengah

Sporting Lisbon di bawah asuhan Ruben Amorim merupakan salah satu tim yang menerapkan sistem high pressing dengan baik. Ia mengandalkan tiga penyerang untuk melakukan tekanan terhadap lawan saat build-up. Ketiga penyerang itu akan saling mendekat satu sama lain untuk bersiap menguasai lini tengah. Seperti halnya saat menyerang, Amorim mementingkan penguasaan area tengah.
Ia memaksa pemain lawan keluar dari posisinya dengan mengandalkan pressing agresif dari ketiga penyerangnya. Ketika pemain lawan mulai melebar, wing back Sporting Lisbon akan bersiap merebut bola. Sementara itu, 2 pivot berada di area tengah di antara 3 penyerang dan bek. Salah satu pivot akan membantu wing back saat melakukan pressing sedangkan gelandang bertahan lainnya akan menjaga area tengah.
3. Memiliki strategi alternatif dengan memaksa lawan bermain melebar

Ruben Amorim punya cara lain jika strategi high pressing tidak berjalan dengan baik saat lawan berhasil menguasai bola. Ia mengubah skema permainannya menjadi 5-2-3 atau 5-4-1. Amorim masih mendahulukan penguasaan di area tengah dengan memaksa pemain lawan bermain melebar.
Dengan begitu, 2 wing back akan berdiri sejajar dengan 3 bek ditengah sehingga ada 5 pemain bertahan. Salah seorang wing back melakukan pressing sementara dua pivot menjaga area tengah agar pemain lawan tetap bermain melebar. Fokus wing back mencegah lawan memasuki area tengah dan memaksa mundur ke lini pertahanan mereka. Dalam situasi tersebut, salah 1 dari 2 penyerang sayap bersiap untuk memaksa lawan tetap bermain melebar. Jika lawan memilih untuk switch play dari sisi kanan ke kiri atau sebaliknya, maka wing back lainnya akan maju untuk memaksa lawan tetap bermain di area sayap.
Beradasarkan analisis di atas, Ruben Amorim termasuk pelatih yang adaptif dengan skema permainan lawan. Ia tidak berpaku dengan satu sistem, tetapi mencoba strategi alternatif, terutama saat melakukan pressing kepada lawan. Gaya permainannya memang cukup berisiko jika menghadapi tim yang menerapkan serangan balik cepat. Akan tetapi, para pemain Sporting Lisbon mampu mengaplikasikan sistem permainan Amorim dengan baik sehingga tim lawan kerap kesulitan dalam membangun serangan. Akankah para pemain Manchester United dapat memahami sistem permainan Ruben Amorim dan menjalankannya dengan baik di atas lapangan?