Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Analisis Laga Arsenal vs Manchester City EPL 2025/2026, Berakhir Seri

potret Emirates Stadium, markas Arsenal
potret Emirates Stadium, markas Arsenal (unsplash.com/whoisdenilo)
Intinya sih...
  • Manchester City unggul lebih awal akibat Arsenal terlalu berhati-hati pada babak pertama
  • Meski Arsenal terus menekan pada babak kedua, gol penyeimbang baru hadir pada menit akhir
  • Gabriel Martinelli kembali menjadi supersub Arsenal dalam 2 laga beruntun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pertandingan Arsenal melawan Manchester City pada pekan kelima English Premier League (EPL) 2025/2026 pada Minggu (21/9/2025) WIB di Emirates Stadium menjadi salah satu laga paling dinantikan pada awal musim ini. Kedua tim datang dengan motivasi tinggi setelah sama-sama menang di Liga Champions Eropa pada tengah pekan. Hasil akhir 1-1 membuat persaingan di papan atas pun makin sengit dan memunculkan banyak catatan taktis menarik.

Arsenal menguasai jalannya permainan, tetapi harus berusaha ekstra hingga menit akhir untuk menyelamatkan satu poin. Sementara itu, Manchester City tampil pragmatis dengan blok pertahanan rendah, sebuah pendekatan yang jarang digunakan Pelatih Pep Guardiola. Namun, Gabriel Martinelli menjadi pahlawan Arsenal dengan gol penyeimbang dramatis pada menit ke-93 yang membuat publik Emirates Stadium bergemuruh.

1. Manchester City unggul lebih awal akibat Arsenal terlalu berhati-hati pada babak pertama

Arsenal memulai laga dengan trio gelandang Martin Zubimendi, Declan Rice, dan Mikel Merino. Kombinasi ini dinilai terlalu fungsional dan minim kreativitas, sehingga aliran bola sering terputus di sepertiga akhir lapangan. Statistik mencatat, Arsenal hanya mampu mencatat satu tembakan tepat sasaran hingga injury time babak pertama.

Manchester City memanfaatkan situasi ini dengan menekan tinggi sejak awal pertandingan. Gol cepat tercipta pada menit ke-9 melalui serangan balik yang hanya memakan waktu 9 detik, ketika Erling Haaland merebut bola di lini tengah, bekerja sama dengan Tijjani Reijnders, dan menaklukkan David Raya dengan penyelesaian klinis. Dilansir Opta Analyst, gol ini menjadi gol paling cepat yang diterima Arsenal di Premier League sejak September 2024, sekaligus gol kelima Haaland ke gawang The Gunners dalam tujuh pertemuan.

Pep Guardiola kemudian membiarkan Arsenal menguasai bola hingga 67 persen, tetapi tetap mengandalkan transisi cepat tiap kali ada peluang. Reijnders hampir menggandakan keunggulan The Cityzens ketika tendangannya ditepis Raya, sementara Jeremy Doku menjadi outlet utama serangan balik. Kritik kemudian muncul kepada Pelatih Mikel Arteta karena dianggap membuang 45 menit pertama dengan strategi terlalu hati-hati, seperti yang disoroti Pandit Sky Sports, Jamie Carragher dan Gary Neville, yang menyebut Arsenal terlalu menahan diri.

2. Meski Arsenal terus menekan pada babak kedua, gol penyeimbang baru hadir pada menit akhir

Perubahan besar terjadi pada awal babak kedua saat Mikel Arteta memasukkan Bukayo Saka dan Eberechi Eze. Kehadiran Eze mampu menambah kreativitas di lini tengah dan memaksa Gianluigi Donnarumma melakukan penyelamatan dari tendangan kerasnya. Saka, yang baru pulih dari cedera, memperluas serangan di sisi kanan dan membuat Manchester City harus menurunkan blok pertahanan makin dalam.

Statistik Opta Analyst kembali mencatat, Arsenal menutup laga dengan 67,5 persen penguasaan bola yang membuat Manchester City hanya mampu mencatat delapan sentuhan di kotak penalti lawan, terendah dalam 347 laga Pep Guardiola di Premier League. Akan tetapi, Arsenal kesulitan menciptakan peluang bersih walaupun intensitas mereka terus meningkat. Martin Zubimendi sempat melepaskan tembakan jarak jauh yang melayang tipis di atas mistar gawang, dan Eze hampir mencetak gol dengan tendangan setengah voli.

Di sisi lain, Guardiola mengambil keputusan defensif dengan menarik keluar Phil Foden dan menggantinya dengan Nathan Ake, lalu menarik Erling Haaland dan memasukkan Nico Gonzalez. Keputusan itu membuat The Cityzens kehilangan ancaman serangan balik sehingga Arsenal bisa menekan tanpa henti pada sisa waktu. Situasi ini memberi ruang bagi The Gunners untuk melancarkan serangan bertubi-tubi hingga akhirnya menghasilkan gol penyeimbang dramatis.

3. Gabriel Martinelli kembali menjadi supersub Arsenal dalam 2 laga beruntun

Gabriel Martinelli kembali menunjukkan perannya sebagai supersub yang menentukan jalannya laga. Pemain asal Brasil itu mencetak gol pada menit ke-93 setelah menerima umpan terobosan dari Eberechi Eze dan mencungkil bola melewati Gianluigi Donnarumma. Gol tersebut memicu sorak sorai fans di Emirates Stadium sekaligus mengamankan ketertinggalan Arsenal dari Liverpool di puncak klasemen.

Martinelli kini telah mencetak gol di dua laga penting secara beruntun yang sebelumnya berperan besar dalam kemenangan melawan Athletic Club pada matchday pertama Liga Champions 2025/2026. Declan Rice memuji rekannya dengan menyebut Martinelli selalu tampil pada momen besar dan tidak pernah mengeluh meskipun sering memulai laga dari bangku cadangan. Kontribusinya membuktikan kedalaman skuad Arsenal yang makin baik musim ini.

Selain itu, hasil imbang ini memperpanjang rekor Mikel Arteta menjadi lima laga tak terkalahkan melawan Pep Guardiola di Premier League. Catatan ini memberi Arsenal kepercayaan diri besar dalam persaingan gelar juara musim ini. Secara psikologis, gol penyeimbang pada menit akhir juga bisa menjadi titik balik bagi The Gunners untuk menghadapi laga-laga krusial berikutnya melawan Newcastle United dan West Ham United sebelum jeda internasional Oktober 2025.

Arsenal mungkin gagal meraih tiga poin, tetapi mereka menunjukkan karakter dengan tidak menyerah hingga akhir. Sementara itu, Manchester City hampir meraih poin penuh, tetapi sirna karena terlalu fokus bertahan pada pengujung pertandingan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

6 Kemenangan Tandang Chelsea atas MU di EPL hingga September 2025

22 Sep 2025, 20:14 WIBSport