Analisis Liverpool vs Arsenal, Tendangan Bebas Szoboszlai Jadi Pembeda

- Arsenal menguasai tempo laga pada babak pertama hingga membuat Liverpool buntu
- Liverpool meningkatkan intensitas serangan pada babak kedua hingga berbuah gol
- Arsenal belum pernah menang di Anfield sejak 2012, Liverpool aman di puncak klasemen
Liverpool mengamankan kemenangan tipis 1-0 atas Arsenal di Anfield dalam laga pekan ketiga English Premier League (EPL) 2025/2026 pada Minggu (31/8/2025) WIB. Gol tunggal Dominik Szoboszlai melalui tendangan bebas spektakuler pada menit ke-83 mengantarkan The Reds ke puncak klasemen. Hasil ini juga mengakhiri rekor tak terkalahkan Arsenal pada awal musim.
Duel antara dua kandidat juara ini tersaji ketat setelah keduanya mengawali musim dengan performa meyakinkan. Liverpool datang dengan catatan dua kemenangan dramatis atas AFC Bournemouth dan Newcastle United. Sementara, Arsenal tampil solid dengan kemenangan atas Manchester United dan Leeds United tanpa kebobolan.
1. Arsenal menguasai tempo laga pada babak pertama hingga membuat Liverpool buntu
Arsenal memulai laga dengan penguasaan tempo dan disiplin tinggi di lini tengah. Absennya Bukayo Saka dan Martin Odegaard tidak mengurangi soliditas permainan The Gunners. Meskipun William Saliba harus keluar lapangan pada menit ke-5 karena cedera dan digantikan Cristhian Mosquera, organisasi pertahanan Arsenal tetap rapi.
Pelatih Mikel Arteta menginstruksikan pressing dengan formasi 4-4-2 yang terstruktur. Declan Rice turun lebih dalam untuk menopang lini belakang, sedangkan Riccardo Calafiori bergerak ke area tengah untuk membantu distribusi bola ke sisi sayap. Noni Madueke menjadi pemain paling berbahaya di sisi kanan dengan pergerakan eksplosif yang kerap merepotkan Milos Kerkez.
Disiplin pertahanan Arsenal membuat Liverpool kesulitan membangun serangan sepanjang babak pertama. Menurut Opta Analyst, hanya dua tembakan yang tercatat pada 45 menit awal, jumlah terendah mereka di Anfield sejak Oktober 2022. Hugo Ekitike tidak mendapat suplai bola memadai, sedangkan Mohamed Salah sama sekali tidak mendapat ruang untuk melepaskan tembakan hingga babak kedua.
2. Liverpool meningkatkan intensitas serangan pada babak kedua hingga berbuah gol
Liverpool tampil lebih agresif setelah jeda. Pelatih Arne Slot mendorong kombinasi Florian Wirtz, Mohamed Salah, dan Hugo Ekitike untuk membuka ruang bagi pertahanan Arsenal. Skema ini berhasil meningkatkan intensitas serangan dengan Cody Gakpo sempat mencetak gol pada menit ke-60, tetapi dianulir karena posisi offside setelah memanfaatkan bola muntah dari tembakan Wirtz.
Dominik Szoboszlai menjadi figur kunci kebangkitan Liverpool. Meski kembali dipasang sebagai bek kanan darurat, pemain asal Hungaria itu tidak hanya mematikan ancaman Gabriel Martinelli, tetapi juga menjadi pembeda pada pengujung laga. Eksekusi tendangan bebas jarak 32 yard pada menit ke-83 meluncur sempurna ke pojok atas gawang David Raya, yang menghasilkan gol yang tak mampu diantisipasi kiper Arsenal itu.
Di lini belakang, Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate menunjukkan ketangguhan dalam menahan upaya Arsenal pada menit-menit akhir. Masuknya Joe Gomez pada menit ke-75 menggantikan Konate yang mengalami kram menjadi pergantian strategis yang makin memperkuat struktur lini belakang. Kokohnya tembok pertahanan ini memastikan Liverpool mampu menjaga keunggulan hingga peluit akhir.
3. Arsenal belum pernah menang di Anfield sejak 2012, Liverpool aman di puncak klasemen
Statistik menggarisbawahi betapa tipisnya margin pada pertandingan ini. Penguasaan bola relatif berimbang dan peluang bersih minim di kedua kubu. Arsenal, yang dikenal sebagai spesialis bola mati, gagal memanfaatkan keunggulan set-piece mereka karena absennya Bukayo Saka dan keharusan Declan Rice mengambil tendangan sudut dengan kaki kanan outswinger.
Bagi Arsenal, hasil ini menambah catatan buruk di Anfield. Dilansir BBC, The Gunners belum pernah meraih kemenangan dalam 13 laga terakhir di markas Liverpool sejak 2012, dengan 5 kali imbang dan 8 kali kalah. Meski begitu, performa solid di lini pertahanan dan kedewasaan taktik yang ditunjukkan pasukan Mikel Arteta tetap memberi sinyal positif untuk perjalanan panjang musim ini.
Bagi Liverpool, kemenangan ini bukan sekadar tambahan tiga poin. The Reds menjadi satu-satunya tim Premier League dengan catatan sempurna, unggul dua poin dari pesaing terdekat mereka, Chelsea, di klasemen sementara. Momentum ini mempertegas, skuad asuhan Arne Slot masih menjadi kandidat kuat untuk mempertahankan gelar juara Premier League.
Pertarungan di Anfield membuktikan perbedaan kualitas antara Liverpool dan Arsenal sangat tipis. Namun, momen ajaib dari Dominik Szoboszlai menjadi pembeda yang membawa The Reds tetap berada di puncak.