Andreas Christensen, Bek Andalan Denmark di Piala Dunia 2022

Andreas Christensen adalah pemain lulusan akademi Chelsea. Ia menembus tim senior The Blues pada 2014/2015, meski saat itu masih minim penampilan. Christensen pun mulai dilirik Timnas Denmark dan ia mencatat debut bersama mereka pada Juni 2015.

Christensen tampil dua kali bagi Denmark pada Juli 2015, tetapi hanya sebagai kameo. Ia baru mulai jadi andalan mereka sekitar setahun kemudian. Saat itu, Christensen tengah dipinjamkan Chelsea ke Borussia Moenchengladbach dan sukses tampil apik sehingga namanya mulai terangkat.

Andreas Christensen kembali ke Chelsea pada 2017. Perlahan, tetapi pasti, ia kembali jadi pemain inti seperti di Moenchengladbach.

Christensen pun jadi andalan Timnas Denmark lagi. Gol pertamanya tercipta pada leg kedua playoff Kualifikasi Piala Dunia 2018 yang dimenangi Denmark 5-1 atas Republik Irlandia.

Denmark lolos ke ke Piala Dunia 2018. Christensen dibawa serta. Ia tampil empat kali di Rusia dan sempat meloloskan Denmark ke babak 16 besar. Tak hanya jadi bek, Christensen dua kali dipasang sebagai gelandang bertahan di turnamen tersebut.

Penampilan di Piala Dunia 2018 makin mengesahkan status Andreas Christensen sebagai bek tengah andalan Denmark. Ia pun dipanggil lagi ke Piala Eropa 2020 dan ternyata sukses bersinar di sana. Christensen mencetak gol perdananya di turnamen mayor dengan menjebol gawang Rusia pada fase grup.

Gol Christensen turut membawa Denmark menang 4-1 dan lolos ke fase gugur, padahal saat itu mereka sudah hampir tersingkir. Tak sampai di situ, Denmark juga terus melaju hingga semifinal sebelum dihentikan Inggris. Christensen sendiri tampil enam kali sepanjang turnamen dan selalu jadi starter.

Seperti 4 tahun lalu, Christensen berperan dalam kelolosan Denmark ke Piala Dunia 2022. Ia tampil sembilan kali pada babak kualifikasi dan turut membuat Denmark hanya kebobolan tiga gol. Bahkan, kontribusinya masih berlanjut ke putaran final.

Gol Christensen ke gawang Prancis pada laga kedua Grup D penting karena memecah kebuntuan timnya. Sejak laga pertama, lini depan Denmark memang kesulitan mencetak gol. Meski kalah, kepercayaan diri Denmark tetap terangkat, khususnya jelang laga terakhir melawan Australia.

Laga melawan Prancis sendiri adalah penampilan ke-61 bagi Christensen bersama Timnas Denmark. Sementara, golnya adalah yang ketiga di level internasional. Baru berusia 26 tahun, masih banyak waktu bagi Christensen untuk terus menambah torehannya.

Kekalahan dari Prancis memang membuat langkah Denmark ke babak selanjutnya jadi lebih berat. Namun, mereka tetap punya peluang melaju. Syaratnya, Tim Dinamit harus menang lawan Australia, sembari berharap Tunisia tidak menang atas Prancis di matchday terakhir Grup D.

Di atas kertas, materi pemain Denmark jelas lebih unggul dari Australia. Kesulitan mencetak gol pun harusnya bisa diatasi karena Australia punya rekor buruk dalam bertahan di Piala Dunia. Maka, kemungkinan besar, langkah Denmark dan Christensen di Qatar masih akan terus berlanjut.

Gol pertama di Piala Dunia bisa bermakna vital bagi sebuah tim. Andreas Christensen membuktikan peran pentingnya bagi Denmark, tak hanya dalam bertahan, tetapi juga memecah kebuntuan. Selanjutnya, bisakah ia meloloskan negaranya dari fase grup Piala Dunia 2022?