5 Fakta Jean-Baptiste Alaize, Atlet Difabel Korban Konflik Burundi

Yuk, mengenal sosok Jean-Baptiste Alaize!

Di samping Olimpiade, terdapat ajang olahraga empat tahunan yang juga sama menariknya, yaitu Paralimpiade atau Paralimpik. Ajang tersebut menampilkan atlet-atlet tangguh dari kaum difabel, baik secara fisik, mental, maupun sensoral. Salah satu cabang olahraga yang populer di ajang ini ialah sprint atau lari jarak pendek. 

Di cabang olahraga tersebut terdapat nama Jean-Baptiste Alaize yang merupakan salah satu atlet terfavorit yang merupakan delegasi dari Prancis. Ada beberapa kisah atau fakta menarik tentang sosok Jean-Baptiste Alaize. Kira-kira, apa saja ya? Yuk, simak penjelasannya. 

1. Alaize dipaksa menyaksikan ibunya dipancung dalam konflik Hutu-Tutsi di Burundi

5 Fakta Jean-Baptiste Alaize, Atlet Difabel Korban Konflik Burundipotret Jean Baptiste Alaize saat masih kecil (kiri) (theguardian.com)

Jean-Baptiste Alaize lahir dan hidup di Burundi bersama keluarganya. Sayangnya, saat ia berusia 3 tahun, terdapat konflik antaretnis yang melibatkan etnis Hutu dan Tutsi. Kala itu etnis Hutu melakukan pembantaian terhadap etnis Tutsi karena dugaan etnis Tutsi terlibat dalam pembunuhan Presiden Burundi kala itu yang beretnis Hutu, yaitu Cyprien Ntaryamira.

Peristiwa tersebut juga membunuh Presiden Rwanda yang bernama Juvénal Habyarimana. Sejak itu, etnis Tutsi menjadi korban pembantaian oleh etnis Hutu, baik di Rwanda maupun Burundi. Salah satu korbannya ialah ibu Alaize yang kala itu memang tinggal di negara tersebut.

Dilansir The Guardian, Alaize menyaksikan bagaimana ibunya dipancung di hadapannya. Hal tersebut juga dia ungkapkan di film dokumenter Netflix yang berjudul Rising Phoenix yang dirilis pada tahun 2020 lalu. Peristiwa tersebut pastinya sangat sulit untuk terlupakan dalam ingatannya.

2. Dia kehilangan salah satu kakinya akibat konflik Burundi 1993

5 Fakta Jean-Baptiste Alaize, Atlet Difabel Korban Konflik Burundipotret Jean-Baptiste Alaize (newsbeezer.com)

Dia merupakan salah satu korban selamat dari konflik Burundi walaupun sebelumnya dia harus menyaksikan pembunuhan ibunya dengan mata kepalanya sendiri. Setelah peristiwa tersebut, dia tak sadarkan diri. Saat terbangun, dia mengetahui dirinya berada di rumah sakit dan melihat kakinya sudah diamputasi. 

Singkat cerita, dirinya diadopsi oleh pasangan asal Prancis pada tahun 2008, Robert dan Daniele Alaize. Sejak itu, dia tinggal di Montpellier dan dipasangkan prosthesis. Bagi yang belum familier, prosthesis ialah sebuah alat kesehatan yang didesain dengan tujuan menggantikan bagian tubuh tertentu agar seseorang mendapatkan kembali fungsi organ tubuh yang hilang.

Baca Juga: Dilanda Krisis Kemanusiaan, Inilah 5 Fakta Menarik Negara Burundi

3. Bakat lari Alaize sudah tampak saat dia berada di sekolah Prancis

5 Fakta Jean-Baptiste Alaize, Atlet Difabel Korban Konflik Burundipotret Jean-Baptiste Alaize (alchetron.com)

Saat bersekolah di Prancis, Alaize memang sudah menunjukkan bakat larinya. Di sebuah kelas olahraga, dia dipercaya sebagai pelari yang terakhir dalam hal lari estafet. Pastinya itu merupakan tanggung jawab tersendiri baginya. 

Menariknya, dia berhasil memenangkan lari estafet tersebut di kelasnya walau harus berhadapan dengan teman-temannya yang tidak memiliki masalah pada anggota badannya. Dia mendapatkan banyak pujian dari teman-temannya, termasuk gurunya.

Sejak hal tersebut, dia semangat untuk menekuni bidang atletik dan bahkan mengikuti klub atletik profesional. Sejak itu bakatnya mulai semakin berkembang hingga dia mewakili negaranya , Prancis, di berbagai acang perlombaan.

4. Prestasi Jean-Baptiste Alaize

5 Fakta Jean-Baptiste Alaize, Atlet Difabel Korban Konflik Burundipotret Jean-Baptiste Alaize (sportmag.fr)

Jean-Baptiste Alaize merupakan atlet atletik yang biasanya mengikuti perlombaan cabang lompat jauh, sprint 100 meter, dan sprint 200 meter. Mewakili Prancis, dia berhasil memenangkan berbagai perlombaan. Di cabang lompat jauh, dia menjadi juara dunia pada tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010.

Di cabang sprint 100 meter, dia berhasil menempati posisi runner up dan ketiga di sepanjang tahun 2008 hingga 2010. Di sprint 200 meter, dia berhasil menjadi juara ketiga dunia pada tahun 2008. Dia juga merupakan atlet langganan asal Prancis di berbagai edisi Paralimpiade.

5. Dia memiliki buku biografinya sendiri

Beberapa waktu lalu, Jean-Baptiste Alaize telah merilis buku biografinya sendiri. Buku tersebut berjudul De l'enfer à la lumière. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, buku tersebut berjudul 'Dari Neraka menuju Cahaya'.

Bukunya menjelaskan biografinya sejak dia kecil hingga setenar sekarang. Memang, dapat dikatakan kisahnya cukup menginspirasi dan layak untuk dijadikan buku biografi.

 

Itu dia 5 fakta menarik tentang Jean-Baptiste Alaize. Dia memang merupakan salah satu atleti paralimpiade yang menginspirasi di era ini. Kerja kerasnya membuat dirinya menjadi salah satu atlet atletik terhebat saat ini.

Baca Juga: Jokowi Bagi Bonus Rp5,5 M buat Atlet Paralimpiade 2020 Peraih Emas

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya