Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Bikin Peluang Arsenal Juara Premier League Mengecil?

ilustrasi logo Arsenal (unsplash.com/NelsonNdongala)
ilustrasi logo Arsenal (unsplash.com/NelsonNdongala)

Arsenal menelan kekalahan 0-1 dari West Ham United pada pekan 26 English Premier League 2024/2025. The Gunners gagal memperkecil ketertinggalan poin dengan pemuncak klasemen sementara, Liverpool, yang sempat seri 2-2 kontra Aston Villa pada 19 Februari 2025. Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Arsenal. Sebab, peluang menjuarai EPL diprediksi makin mengecil. Mengapa situasi tersebut menimpa Arsenal?

1. Minim kreativitas dan kurang efisien dalam menyelesaikan peluang

Dilansir laman resmi Premier League, kapten Arsenal, Martin Odegaard, mengungkapkan rasa frustrasinya dengan menyebut performa timnya tidak cukup baik saat kalah 0-1 dari West Ham United pada 22 Februari 2025. Menurutnya, Arsenal kurang efisien di sepertiga lapangan terakhir. Umpan-umpan mereka sering salah sasaran dan gagal menyelesaikan peluang. Hal tersebut memang menjadi salah satu masalah Arsenal sejak awal 2024/2025.

The Gunners terlalu mengandalkan beberapa pemain, seperti Odegaard dan Bukayo Saka, dalam menciptakan dan menyelesaikan peluang. Mereka tidak memiliki striker murni dengan kemampuan penyelesaian efektif. Kai Havertz dan Leandro Trossard beberapa kali dimainkan sebagai false nine, tetapi penampilan mereka inkonsisten. Havertz memang mencetak 9 gol dalam 21 laga EPL, tetapi capaian tersebut tidak cukup untuk menjaga konsistensi performa Arsenal di papan atas EPL. Sementara itu, Trossard baru menorehkan 4 gol dan 5 assist dari 26 penampilannya di EPL.

Selain itu, serangan Arsenal kurang kreatif dan mudah terbaca lawan. Menurut laman resmi Premier League, The Gunners melepaskan 537 umpan silang dan mencatat 86 persen akurasi operan. Mereka menciptakan 71 peluang emas, tetapi rata-rata gol per pertandingan hanya 1,96. Statistik ini membuktikan kurang efisien dan kreatifnya serangan Arsenal.

2. Krisis pemain depan dan tidak ada antisipasi pada bursa transfer musim dingin 2025

Salah satu kesalahan fatal manajemen Arsenal adalah tidak mendatangkan penyerang baru pada bursa transfer musim panas 2024 dan dingin 2025. Manajer The Gunners, Mikel Arteta, berulang kali menyatakan dirinya percaya dengan komposisi pemain yang ada dan tidak membutuhkan striker baru. Keputusan ini terbukti keliru dengan absennya beberapa pemain inti di lini depan akibat cedera.

Arsenal dipastikan tidak diperkuat Gabriel Jesus sampai akhir 2024/2025. Begitu pun Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, dan Kai Havertz. Alhasil, Arsenal sampai harus mengandalkan gelandang sentral seperti Mikel Merino untuk bermain di posisi false nine. Ia memang mencetak brace kala Arsenal menang 2-0 atas Leicester City pada pekan 25, tetapi tidak dapat berbuat banyak kala Arsenal takluk 0-1 dari West Ham United pada pekan 26.

Kebuntuan serangan Arsenal terlihat jelas saat menghadapi West Ham United. Dilansir Fotmob, Arsenal melepaskan 20 tembakan, tetapi hanya 2 yang tepat sasaran dan 1 yang berbuah peluang emas. Padahal, The Gunners mendominasi pertandingan dengan persentase penguasaan bola mencapai 68 persen. Tumpulnya lini depan Arsenal membuat mereka kesulitan mencetak gol. Hal tersebut tentu menyulitkan mereka dalam memenangkan pertandingan dan meraih tiga poin untuk mengejar Liverpool di puncak klasemen sementara EPL 2024/2025.

3. Terlalu mudah kebobolan akibat kesalahan organisasi pertahanan

Selain kurang efisien dalam memanfaatkan peluang, Martin Odegaard mengatakan, kekalahan 0-1 dari West Ham United disebabkan terlalu mudah kebobolan. Arsenal memang baru kebobolan 4 gol dalam 5 laga terakhir EPL sejak seri 2-2 kontra Aston Villa pada 19 Januari 2025. Akan tetapi, kesalahan organisasi pertahanan seperti yang terjadi saat kalah dari West Ham United dapat memperkecil peluang Arsenal meraih gelar juara EPL.

Penyerang West Ham United, Jarrod Bowen, yang membobol gawang Arsenal memanfaatkan celah kecil di lini pertahanan Arsenal. Bowen sejatinya merupakan seorang penyerang sayap dengan tinggi 176 cm. Ia masuk ke kotak penalti Arsenal dan menyambut umpan silang Aaron Wan-Bissaka lewat sundulannya tanpa penjagaan ketat dari bek-bek Arsenal. Padahal, para pemain bertahan Arsenal seharusnya bisa menjaga ketat Bowen dan mengantisipasi umpan silang Wan-Bissaka. Jika kesalahan organisasi pertahanan seperti ini terus terjadi, bukan tidak mungkin Arsenal kesulitan meraih tiga poin atas lawan-lawannya.

Ketiga faktor di atas perlu menjadi perhatian serius pelatih Arsenal, Mikel Arteta, dan para pemainnya. Sebab, The Gunners sudah pernah gagal memanfaatkan peluang menjuarai EPL 2023/2024. Selain itu, tekanan menuju akhir 2024/2025 bakal makin besar dengan jadwal padat 16 besar Liga Champions Eropa (UCL). Mampukah Arsenal melewati tantangan tersebut dan mengejar Liverpool untuk merebut posisi puncak klasemen EPL?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Audi Rahmantio
EditorAudi Rahmantio
Follow Us