Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Membuat Mason Mount Nyetel dengen Taktik Ruben Amorim di MU?

laga Manchester United di Old Trafford
potret laga Manchester United di Old Trafford (unsplash.com/Samuel Regan-Asante)
Intinya sih...
  • Mason Mount mencetak gol krusial dan memicu kombinasi cepat yang memecah tekanan lawan.
  • Mount sudah familier dengan pola 3-4-3 sejak bekerja dengan Thomas Tuchel di Chelsea.
  • Mason Mount mampu menjaga stabilitas transisi menyerang dan bertahan untuk Manchester United.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mason Mount kembali menunjukkan dirinya sebagai salah satu pemain paling berhasil di Manchester United di bawah sistem Ruben Amorim. Kemenangan atas Wolverhampton Wanderers dengan skor 4-1 pada pekan ke-15 English Premier League (EPL) 2025/2026 menghadirkan bukti paling segar tentang perannya yang makin matang. Pertandingan tersebut memperlihatkan bagaimana Mount menjalankan peran teknis dan taktis dengan presisi yang membuat performanya menonjol di antara para pemain lainnya.

Performa impresif melawan Wolves tidak berdiri sendiri karena ia telah menunjukkan tren yang konsisten dalam beberapa pekan terakhir. Gol-gol penting yang ia cetak melawan Sunderland, Crystal Palace, dan Wolves memperlihatkan kemampuan menyelesaikan peluang dalam situasi berbeda. Ia juga memadukan kreativitas, agresivitas, serta kecerdasan posisi. Ia juga mempresentasikan versi dirinya yang paling lengkap, baik dalam kualitas sentuhan, pemilihan posisi, maupun efektivitas gerakan tanpa bola yang mendukung karakter serangan cepat MU.

1. Mason Mount memiliki kecerdasan dalam mengolah bola maupun bergerak tanpa bola

Mason Mount memperlihatkan kontribusi menyerang yang kian lengkap sepanjang musim 2025/2026. Ia mencetak 3 gol krusial, masing-masing melawan Sunderland, Crystal Palace, dan Wolverhampton Wanderers, dan seluruh gol tersebut selalu berakhir dengan kemenangan bagi Manchester United. Kualitas eksekusi setiap gol menunjukkan variasi yang solid, mulai dari penyelesaian dua kaki melawan Sunderland, kombinasi bola mati cepat dengan Bruno Fernandes menghadapi Palace, hingga timing berlari di belakang garis bek Wolves yang menghasilkan gol ketiga MU pada laga di Molineux.

Performanya tidak hanya hadir dalam bentuk gol karena ia berulang kali memicu kombinasi cepat yang memecah tekanan lawan melalui sentuhan 1-2 dan umpan progresif. Dalam struktur 3-4-2-1, Mount menjalankan peran inside-left number 10 dengan pemahaman ruang yang cemerlang. Ia berulang kali menempati celah antara bek sayap dan bek tengah lawan sehingga memudahkan progresi bola cepat dari lini belakang maupun dari build-up pendek. 

Salah satu contoh paling jelas muncul ketika ia menerima umpan panjang dari Altay Bayindir saat menghadapi Arsenal pada pekan pertama Premier League. Ia memosisikan diri tepat di antara Ben White dan William Saliba sehingga menciptakan sudut penerimaan yang optimal. Posisi semacam ini memudahkan MU mempercepat ritme serangan tanpa harus memaksa bola diarahkan ke tengah.

Kemampuannya mengeksekusi umpan kreatif juga memperkuat dinamika serangan Setan Merah. Ia mampu melepas through ball mendalam kepada Bryan Mbeumo, mengalihkan permainan ke sisi berlawanan secara akurat, dan umpan-umpan terukur yang membuka ruang bagi wing-back untuk naik membantu serangan. Variasi umpan ini memperkaya pola progresi MU dan mengurangi kemungkinan lawan memprediksi skema serangan cepat. Selain itu, Mount tampil efektif sebagai pemain play-and-move yang sering memainkan backheel turn, umpan sekali sentuh, atau gerakan tanpa bola yang menciptakan jalur eksploitasi baru untuk rekan setim.

Peran sebagai fasilitator kian terlihat ketika ia bekerja sama dengan Patrick Dorgu dan Luke Shaw di sisi kiri. Menurut The Athletic, Dorgu mampu tampil lebih baik berkat keberadaan Mount yang tahu kapan harus melebar, masuk half-space, atau turun membantu build-up. Keberanian Mount untuk rotasi posisi, menahan lebar area, atau masuk ke ruang sempit memberikan keluwesan yang mempercepat sirkulasi bola. Amorim memanfaatkan kapasitas ini dengan menginstruksikan Mount untuk mengisi ruang yang tidak selalu bisa ditempati striker atau wing-back, sehingga struktur serangan MU tetap terjaga dalam tempo tinggi.

2. Mount sudah familier dengan pola 3-4-3 sejak bekerja dengan Thomas Tuchel di Chelsea

Mason Mount adalah profil pemain hibrida yang sangat cocok dengan identitas bermain Ruben Amorim. Ia mampu menjalankan instruksi secara tepat, membaca perubahan ruang, serta bergeser antarperan dalam hitungan detik. Karakter ini menjadi alasan mengapa para manajer sebelumnya, termasuk Thomas Tuchel di Chelsea, sangat memercayainya dalam sistem berbasis struktur dan koordinasi seperti 3-4-3. Ketika Amorim meminta inside number 10 untuk mendekat kepada striker demi memadatkan jumlah penyerang, Mount langsung memahami pola itu dan mengeksekusinya tanpa kehilangan ritme permainan.

Kecerdasan taktisnya juga tampak ketika ia beradaptasi antara dua bentuk dasar yang digunakan Amorim. Dalam fase menyerang, ia menjalankan tugas sebagai salah satu dari dua playmaker yang bergerak di belakang striker dalam struktur 3-4-2-1. Namun dalam fase bertahan, ia dapat bergeser cepat menjadi bagian dari blok 5-3-2 atau 5-4-1. Kemampuan ini mutlak karena MU sering melakukan perubahan struktur bertahan dalam satu pertandingan. BBC menilai, kecerdasan tanpa bola Mount menjadi elemen kunci yang memungkinkan tim berganti skema dalam sekejap tanpa kehilangan organisasi.

Faktor historis juga memainkan peran besar karena Mount pernah menjadi bagian penting dari struktur 3-4-3 Tuchel saat Chelsea menjuarai Liga Champions Eropa 2020/2021. Ia sudah terbiasa mencari celah di half-space kiri untuk mempermudah pergerakan striker dan wing-back, pola yang sangat mirip dengan tuntutan Amorim. Orientasi ruang ini membuatnya konsisten menempatkan diri di area yang memberikan MU pilihan progresi tambahan. Ia memainkan umpan, mencari ruang, atau menahan posisi sesuai kebutuhan tempo.

Mount turut berperan sebagai pemantik pressing yang menentukan kapan blok harus maju atau kapan struktur harus kembali rapat. Intensitasnya dalam mengejar bola, menutup jalur umpan, dan memaksa lawan kehilangan ritme membantu MU mampu mempertahankan kendali dalam fase transisi. Amorim menyebutnya sebagai tipe pemimpin yang memengaruhi permainan melalui contoh dan konsistensi kerja, bukan melalui vokal atau gestur besar. Kualitas ini memperkuat struktur 3-4-3 yang membutuhkan disiplin kolektif tinggi dan koordinasi konstan antara antarlini.

3. Mason Mount mampu menjaga stabilitas transisi menyerang dan bertahan

Kontribusi Mason Mount terlihat jelas sepanjang paruh pertama 2025/2026. Setiap gol yang ia cetak sejauh ini selalu menghasilkan kemenangan bagi Manchester United, yang menandakan bahwa ia mencetak gol pada momen yang menentukan. Selain itu, ia berperan penting dalam menciptakan kombinasi berbahaya bersama Bruno Fernandes dan Bryan Mbeumo, baik melalui kombinasi satu sentuhan, underlapping runs, maupun gerakan tajam yang membuka celah bagi striker. Pergerakan ini meningkatkan variasi serangan MU dan menambah kedalaman pilihan dalam penyelesaian.

Bahkan ketika tidak mencetak gol atau assist, Mount tetap berfungsi sebagai pembuat keteraturan dalam serangan. Ia menjaga ritme progresi, mengurangi kesalahan distribusi, dan memberi jalur yang lebih bersih bagi bola untuk bergerak dari tengah ke depan. Stabilitas semacam ini sangat penting terutama ketika MU mengalami kebuntuan dalam fase serangan. Ia mampu mengatur ulang tempo dan menjaga struktur tetap efisien tanpa perlu mengandalkan aksi individual.

Di sisi defensif, Mount memiliki peran yang sama vitalnya. Ia dapat turun memperkuat struktur pressing dalam formasi 5-3-2 atau kembali ke blok rendah 5-4-1 ketika MU harus bertahan lebih dalam. Amorim berkali-kali memuji kerja kerasnya yang konsisten, mencakup kemampuan menyerang, intensitas bertahan, ketajaman transisi, dan keteladanan yang diberikan dalam latihan. Kombinasi kualitas ini menjadikannya pemain favorit hampir semua pelatih yang pernah menanganinya.

Situasi makin menempatkannya sebagai figur penting karena Bryan Mbeumo dan Amad Diallo akan absen saat AFCON 2026. Ketidakhadiran dua pemain itu memberi Mount ruang lebih besar untuk tampil reguler dan memperluas pengaruhnya dalam dinamika serangan MU. Periode ini juga menjadi peluang besar baginya untuk memulihkan kepercayaan publik dan menarik perhatian kembali dari Thomas Tuchel yang kini memimpin tim nasional Inggris.

Performa Mount pada 2025/2026 menunjukkan, ia tidak hanya beradaptasi dengan sistem Amorim, tetapi juga menjadi komponen yang menghidupkan identitas taktik Manchester United. Konsistensi, kecerdasan, dan kontribusinya membuatnya kembali menjadi figur penting yang membawa Setan Merah tampil lebih berbahaya dan stabil di setiap lini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Drift Inc Hadirkan Pengalaman Balap Gokart Indoor di Jakarta

12 Des 2025, 07:35 WIBSport