Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ardon Jashari, Gelandang Baru AC Milan yang Disebut Mirip Granit Xhaka

ilustrasi suasana stadion San Siro. (pixabay.com/tlemens)
ilustrasi suasana stadion San Siro. (pixabay.com/tlemens)
Intinya sih...
  • Ardon Jashari lahir di Cham pada 30 Juli 2002 dan bakatnya terasah sejak debut di tim utama FC Luzern.
  • Penampilan impresif bersama Club Brugge mencuri perhatian klub-klub Eropa, sehingga AC Milan merekrutnya dengan biaya transfer sebesar 36 juta euro atau Rp684 miliar.
  • Gelandang serbabisa dengan jiwa kepemimpinan sejak usia muda, Jashari diharapkan dapat memberikan dimensi baru di lini tengah AC Milan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

AC Milan berhasil memenangkan persaingan mendapatkan tanda tangan Ardon Jashari pada bursa transfer musim panas 2025. Gelandang asal Swiss itu sebelumnya menjadi incaran klub-klub besar Eropa, macam AC Milan, Borussia Dortmund, dan Manchester United. Jashari memutuskan menerima tawaran bergabung dengan AC Milan dengan kontrak berdurasi 5 tahun, yang berlaku sampai Juni 2030.

Meski masih berusia 23 tahun, ia sudah menjadi gelandang andalan bagi FC Luzern dan Club Brugge. Kemampuan Jashari dalam membaca permainan dan mengatur lini tengah tim membuatnya disebut pemain dari planet lain. Lantas, sehebat apa Ardon Jashari sampai ditebus 36 juta euro atau Rp685 miliar oleh AC Milan pada musim panas 2025?

1. Bakatnya terasah dengan baik sejak debut di tim utama FC Luzern

Ardon Jashari lahir di Cham pada 30 Juli 2002. Ia memulai kiprahnya sebagai pesepak bola kala menimba ilmu di akademi Zug. Jashari lalu direkrut akademi FC Luzern saat usianya baru menginjak 11 tahun pada Juli 2013. Bakatnya sebagai gelandang bertahan terasah dengan baik sejak membela FC Luzern U-18. Jashari mengoleksi 36 pertandingan dan mencetak 12 gol di semua kompetisi pada 2018--2020.

Jashari kemudian tampil impresif kala dipromosikan ke FC Luzern U-21 dengan mengoleksi 25 penampilan dan mencetak 6 gol pada 2019--2021. Ia melakoni debut bersama tim utama FC Luzern saat masuk sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 2-1 atas FC Zurich pada pekan ke-35 Liga Super Swiss pada 31 Juli 2020. Jashari menjalani laga perdananya itu sehari setelah berulang tahun ke-18. Ia kembali bermain sebagai pemain pengganti saat FC Luzern ditahan imbang FC Basel 0-0 pada pekan terakhir Liga Super Swiss.

Meski sudah bermain dua kali di tim utama FC Luzern, Jashari dikembalikan ke tim U-21. Jashari baru dimainkan lagi di tim utama FC Luzern sebagai starter dalam kekalahan 0-3 dari FC Basel pada pekan ke-19 Liga Super Swiss pada 30 Januari 2022. Sejak saat itu, ia selalu menjadi pilihan utama untuk posisi gelandang bertahan FC Luzern dan mencatat 102 penampilan dengan mencetak 9 gol serta 11 assist pada 2019--2024.

2. Penampilan impresif bersama Club Brugge mencuri perhatian klub-klub Eropa

Ardon Jashari memutuskan hengkang ke Club Brugge pada Juli 2024. Ia ditebus dengan harga murah sebesar 6 juta euro atau Rp114 miliar. Jashari langsung menjadi andalan lini tengah Club Brugge pada 2024/2025.

Ia mencetak 4 gol dan 6 assist dalam 52 pertandingan di semua kompetisi. Jashari sukses mengantarkan Club Brugge menjuarai Croky Cup 2024/2025 dan melaju sampai 16 besar Liga Champions Eropa (UCL). Penampilan impresifnya itu membuat sejumlah klub Eropa menaruh minat kepadanya. Klub-klub seperti Manchester United, Fulham, Borussia Dortmund, dan AC Milan dikabarkan tertarik mendatangkannya. AC Milan menjadi klub yang berhasil merekrut Jashari dengan biaya transfer sebesar 36 juta euro atau Rp684 miliar.

3. Gelandang serbabisa dengan jiwa kepemimpinan sejak usia muda

Ardon Jashari merupakan pemain yang berposisi sebagai gelandang. Ia dapat dimainkan sebagai gelandang sentral dengan karakter box to box atau gelandang bertahan yang menghubungkan lini belakang ke depan. Kualitas permainan Jashari sudah terlihat sejak membela FC Luzern U-18 dan U-21. Tidak heran, ia dapat menjadi gelandang andalan tim utama FC Luzern sejak usianya masih menginjak 20 tahun.

Dilansir Goal, manajer FC Luzern, Mario Frick, menyebut kualitas permainan Jashari seperti dari planet lain. Sebab, ia memiliki ketenangan, kedewasaan, dan kematangan dalam mengambil keputusan layaknya pemain yang sudah berusia 30 tahun. Selain itu, Frick menilai Jashari memiliki jiwa kepemimpinan meski masih berusia 20 tahun. Ia tidak ragu memberikan jabatan kapten kepada sang pemain sejak awal 2022/2023.

Secara teknis, Jashari termasuk gelandang dengan kemampuan komplit. Dilansir Transfermarkt, mantan pencari bakat Club Brugge, Bart Tamsyn, menyebut sang pemain dapat memenangkan duel fisik dan merebut bola dengan minim pelanggaran. Jashari bisa membaca permainan, mengoper bola kepada pemain yang tepat, dan beberapa kali mengancam pertahanan lawan lewat penetrasinya ke kotak penalti. Menurut Tamsyn, karakter permainan Jashari mirip dengan gelandang senior Timnas Swiss, Granit Xhaka, yang sama-sama berkaki kidal dan punya kemampuan mendistribusikan bola dari lini tengah.

Ardon Jashari memasuki lembaran baru dalam kariernya bersama AC Milan pada 2025/2026. Ia diharapkan dapat memberikan dimensi baru di lini tengah I Rossoneri yang sebagian besar diperkuat dengan gelandang tipe petarung. Jashari akan mengisi kekosongan posisi di lini tengah AC Milan setelah Tijjani Reijnders hengkang ke Manchester City.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us