Awas, Inter Milan Bisa Babak Belur Usai Dihantam Eksodus Bintang

10 Agu 2021, 16:50 WIB

twitter.com/OmoKiikan/

Jakarta, IDN Times - Kebahagiaan itu semu. Dalam hidup, kebahagiaan dan penderitaan adalah dua sisi mata uang yang bisa saling berbalik begitu cepat. Inter Milan merasakan hal ini jelang musim 2021/22 bergulir.

Beberapa bulan lalu, semua terasa indah bagi Inter. Mereka sukses meraih gelar Serie A 2020/21, sekaligus memutus dominasi Juventus di Italia. Belum lagi, beberapa pemain mereka juga sukses menunjukkan taji, macam Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, hingga Samir Handanovic.

Namun, semua berubah dalam sekejap. Krisis finansial yang melanda tim membuat Inter ditinggal sejumlah figur kunci. Mulai dari hengkangnya Antonio Conte, diikuti oleh Achraf Hakimi yang pindah ke Paris Saint-Germain (PSG). Ujungnya, Lukaku juga cabut demi pulang ke Chelsea.

Dengan segala perubahan besar yang terjadi ini, mampukah Inter mempertahankan gelar juara yang mereka dapat musim lalu?

1. Inter diprediksi alami penurunan kualitas

Inter Milan. (Twitter/inter_en)

Skuad Inter musim 2020/21 adalah salah satu tim terbaik yang pernah Inter bentuk. Keseimbangan mulai dari lini pertahanan, tengah, dan depan, begitu terasa. Mereka bisa tampil sebagai satu unit. Maklum, beberapa di antara mereka sudah main bersama sejak musim 2019/20.

Sekarang, dengan hengkangnya Hakimi dan Lukaku, plus juga kepergian dari Ashley Young, diprediksi akan membuat Inter dilanda penurunan kualitas. Mereka memang mendatangkan Hakan Calhanoglu dan juga diisukan tengah mendekati Edin Dzeko, penyerang AS Roma.

Dalam laga uji coba pun, Inter meraih hasil yang impresif sejauh ini, dengan rincian satu hasil imbang dan dua kemenangan. Namun, ini tidak bisa menjadi patokan, apalagi saat melawan Lugano, Inter ditahan 2-2.

Para pemain baru yang didatangkan juga harus beradaptasi dengan cepat di dalam skuad Inter. Lautaro Martinez harus kembali menjalin komunikasi dengan duet baru, selepas Lukaku memutuskan untuk pergi. Calhanoglu juga harus menjawab tantangan menjadi motor serangan Inter.

2. Simone Inzaghi belum cukup

Simone Inzaghi (goal.com)

Sebagai solusi atas kepergian Conte, manajemen Inter memutuskan untuk mendaratkan Simone Inzaghi. Bersama Lazio, capaian dari adik Filippo Inzaghi ini memang terbilang luar biasa. Selama di bawah asuhannya, Lazio tidak pernah keluar dari posisi 10 besar.

Tidak cuma itu, Inzaghi juga kerap menggunakan skema tiga bek, sama seperti Conte. Dia juga andal dalam memaksimalkan kemampuan pemain. Banyak pemain yang sukses dia orbitkan, seperti Luis Alberto, Ciro Immobile, Sergej Milinkovic-Savic, Lucas Leiva, serta Felipe Caicedo.

Inzaghi bisa membawa nama-nama macam Nicolo Barella, Christian Eriksen, dan Martinez, berkembang lebih jauh lagi. Akan tetapi, perlu diingat tantangan yang dia hadapi di Inter bakal jauh lebih berat dibandingkan saat menangani Lazio.

Dengan kemampuan Inzaghi yang bisa mengorbitkan pemain biasa-biasa saja, rintangan ini seharusnya bisa diatasi. Intinya, dengan kondisi Inter yang saat ini serba pas-pasan, Inzaghi memang cocok. Asal, Inter mau menurunkan ekspektasi saja.

3. Inter Milan susah juara musim depan

Inter Milan vs Napoli. (Twitter.com/Inter_en)

Melihat eksodus yang terjadi di skuad Inter sekarang, tampaknya sedikit berat buat menjadi juara lagi musim depan. Apalagi, pesaing-pesaing mereka seperti Juventus, AC Milan, dan AS Roma, terus berbenah. Roma malah sampai mendatangkan Jose Mourinho.

Hasil terbaik bagi Inter Milan musim 2021/22 mendatang, setidaknya adalah finis di posisi empat besar. Dengan catatan, Inzaghi mampu mengatur tim sedemikian rupa, karena Inter tetap akan main di banyak kompetisi berbeda, Coppa Italia, Serie A, dan Liga Champions, musim ini.