Aya Naon di Si Jalak Harupat? Oh, Piala Presiden 2025
- Stadion Si Jalak Harupat kembali bersemangat dengan adanya Piala Presiden 2025
- UMKM dan hiburan meramaikan Stadion Si Jalak Harupat saat Piala Presiden 2025
- Piala Presiden 2025 memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat Jawa Barat
Jakarta, IDN Times - Langit tampak mendung sore itu di Stadion Si Jalak Harupat. Seorang anak kecil sedang berlarian, sembari berteriak-teriak ke arah ibunya yang ada di belakang. Katanya, sedang ada pertandingan. Banner Piala Presiden 2025 di mana-mana.
"Hayu, hayu (ayo) mah, ayo cepet masuk keburu penuh," ujar sang anak kepada ibunya yang sedang tergopoh-gopoh.
Dengan langkah yang agak terburu-buru, sang ibu mengikuti sang anak. Dalam benaknya, dia merasa kaget. Ini bukan Persib yang bermain, tetapi kenapa ada pertandingan dan ramai ya di Si Jalak Harupat?
"Ayo mah, aya (ada) Piala Presiden 2025 ieu (ini)," ujar sang anak. Ucapan ini langsung membuat sang ibu terkesiap. Plus, banner yang terpampang di area stadion menyadarkannya, memang ada Piala Presiden 2025.
Menguarkan sepi di Stadion Si Jalak Harupat

Tak bisa dimungkiri, Stadion Si Jalak Harupat adalah bagian dari perjalanan Persib Bandung. Mereka selalu jadi pilihan bagi Maung Bandung ketika mereka membutuhkan kemenangan kandang.
Saat juara Liga Super Indonesia 2014, Persib main penuh di Si Jalak Harupat. Keberhasilan Persib menjadi juara Liga 1 2023/24, juga tak lepas dari keputusan Persib pindah ke Si Jalak Harupat saat pertengahan musim.
Bobotoh Persib, Nurdin Supriyadi alias Kate, menyebut Stadion Si Jalak Harupat memiliki nuansa berbeda. Dengan jarak yang dekat dari tribune penonton ke lapangan, atmosfer di stadion ini lebih hidup.
"Selain Siliwangi, stadion yang menurut saya sangat angker buat lawan adalah Stadion Si Jalak Harupat. Jarak dari tribune penonton ke lapangan dekat, sehingga atmosfernya terbentuk. Dukungan bobotoh lebih mengena," kata Kate kepada para jurnalis.
Namun, pada pertengahan musim 2024/25, Persib berpindah lagi ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), lantaran stadion tersebut sudah selesai direnovasi. Praktis, Si Jalak Harupat pun mati suri hingga 2025 ini. Tak ada lagi keramaian di sana.
Sampai akhirnya, semua berubah ketika Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, memutuskan untuk menggelar Piala Presiden 2025 di Stadion Si Jalak Harupat. Ajang ini menguarkan sepi di Si Jalak Harupat.
UMKM dan hiburan meramaikan Si Jalak Harupat

Seiring keberadaan Piala Presiden 2025, Stadion Si Jalak Harupat kembali menggeliat. Selain anak-anak yang berlarian mengajak ibunya segera masuk ke stadion, banyak stand Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bertebaran.
Salah satu pedagang yang bernama Nani bercerita, sudah lama dia tak berdagang di Si Jalak Harupat. Ketika Persib tak bermain di Si Jalak Harupat, dia memutuskan membuka lapak dagangannya di Taman Kopo Indah (TKI).
"Saya mah orang Pameuntasan (sebuah daerah di Kutawaringin, Kab. Bandung) a. Jadi selain di sini, biasa saya dagang di TKI. Wah sekarang mah TKI udah gede a, mau sampai TKI 7," ujar Nani sembari menggoreng sosis dan bakso.
Nani bercerita, dengan berdagang di Si Jalak Harupat saat Piala Presiden 2025, banyak keuntungan yang dia dapat. Dia mengaku, dapat keuntungan bersih sebesar Rp5 juta sehari, hampir setara dengan jumlah keuntungan saat Persib main.
"Alhamdulillah lah a, dapat Rp5 juta sehari. Hampir sama kalau Persib main, tetapi tetap lebih gede pas Persib main," kata Nani.
Selain UMKM, Si Jalak Harupat menggeliat karena ada banyak hiburan yang tersaji. Tentu, hiburan paling masif adalah kehadiran Persib. Setiap kali Persib main di sana, banyak bobotoh yang hadir. Mereka adalah hiburan bagi masyarakat Bandung dan Jawa Barat.
Ternyata selain Persib, masyarakat Bandung dan Jawa Barat juga disuguhi penampilan berkelas dari Oxford United dan Port FC, dua klub luar negeri yang mentas di ajang ini. Ketika mereka bermain, atmosfer stadion hidup.
Teriakan-teriakan dukungan kepada Ole Romeny, Marselino, serta Asnawi Mangkualam acap terdengar ketika Port FC dan Oxford United bermain. Mereka senang, bisa melihat para pemain Timnas Indonesia itu berseragam klub.
"Asnawi! Asnawi! Ole, Ole, Ole, Oleee! Marselino!! Marselino!!" begitu teriakan masyarakat di stadion.
Tidak cuma dimanjakan pertandingan, fans yang hadir di Si Jalak Harupat juga dimanjakan berbagai pertunjukan, seperti pertunjukan video mapping 3D, penampilan jalur pacu, hingga mendengarkan lagu Jumbo secara langsung.
Adanya hiburan dan UMKM di Si Jalak Harupat ini senada dengan pesan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Sosok yang karib disapa Kang Dedi Mulyadi itu (KDM) berpesan agar Piala Presiden 2025 jadi hiburan dan penggerak ekonomi masyarakat Jawa Barat.
“Kita ingin mendorong anak-anak dan keluarga untuk menonton sepak bola lewat Piala Presiden 2025. Dan setiap keramaian itu pasti mendorong ekonomi. Pedagang akan tumbuh, pembeli datang, interaksi terjadi, dan roda ekonomi berputar,” ucap KDM.
Piala Presiden 2025 adalah soal dampak, tak cuma pertandingan

Ketua SC Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, kerap mengunjungi Si Jalak Harupat selama penyelenggaraan Piala Presiden 2025. UMKM, kepuasan masyarakat, dan kebersihan selalu jadi fokusnya.
Sosok yang karib disapa Ara itu ingin, Piala Presiden 2025 bukan cuma sekadar pramusim. Lebih jauh, ajang ini harus memberikan dampak, dan itu terasa di Si Jalak Harupat ini.
Sepi yang menggerogoti Si Jalak Harupat mulai terkesiap. UMKM dipadati pengunjung yang bisa merasakan panganan harga terjangkau tanpa harus keluar stadion. Hiburan tersaji dalam bentuk laga dan pertunjukan.
"Piala Presiden 2025 harus berdampak kepada rakyat kecil. Kepada ojek-ojek, hotel, perumahan yang ada. Mungkin sewa-sewa, kemudian buat makanan-makanan, pedagang kaki lima, asongan. Harus ada dampaknya bagi ekonomi lokal. Itu pesan Presiden Prabowo," ujar Ara.
Selain itu, Ara juga senang ajang ini berjalan transparan dan penuh sportivitas. Hal itu bisa dilihat dari kegagalan Persib selaku tuan rumah lolos ke final dan laga perebutan tempat ketiga.
"Saya senang, Persib tidak lolos, tapi baik-baik saja. Terima kasih buat bobotoh juga baik-baik saja bisa menerima. Saya pikir jiwa besar yang baik. Jadi itu yang kita mau bangun, sepak bola yang berkualitas," kata Ara.
Keramaian yang kembali di antara suara binatang malam
Laga final Piala Presiden 2025 tuntas terlaksana pada Minggu (13/7/2025). Port FC keluar sebagai juara usai mengalahkan Oxford United dengan skor 2-1, setelah tertinggal 0-1 di awal babak pertama.
Masyarakat yang menyaksikan disuguhi laga intensitas tinggi. Port FC mampu mengimbangi Oxford United, yang secara kelas sejatinya berada di atas mereka. Perjuangan Port FC ini jadi hiburan bagi fans di stadion.
"Bagi Port FC, Piala Presiden 2025 ini memberikan kesempatan untuk melawan tim-tim dari negara lain, seperti Persib Bandung, Dewa United, sampai Oxford United. Senang kami bisa diundang," ujar petinggi Port FC, Madam Pang (Nualphan Lamsam).
"Secara keseluruhan, main di Piala Presiden 2025 adalah pengalaman berharga bagi kami. Anak-anak di Indonesia berselebrasi dengan pemain, dan para penonton juga luar biasa. Banyak hal positif yang kami bawa pulang," ujar pelatih Oxford United, Gary Rowett.
Setelah final, disertai semua perayaannya, Si Jalak Harupat kembali sepi. Suara jangkrik terdengar, ditemani dengan suara-suara binatang malam yang memang marak di wilayah tersebut. Mereka bersembunyi di balik ilalang.
Kutawaringin, wilayah di mana Si Jalak Harupat berada adalah pedesaan. Ketenangan, meski kadang berbalut sepi, menjadi nuansa yang selalu hadir di setiap malam di sana. Warga-warga sudah terbiasa dengan itu.
Namun, pada 6 sampai 13 Juli 2025, Stadion Si Jalak Harupat kembali bergeliat. Lampu-lampu menyala pada malam hari, disertai teriakan-teriakan fans yang senang. Ya, ada satu hal yang membuat mereka bergeliat.
Aya naon (ada apa) di Stadion Si Jalak Harupat? Oh, aya (ada) Piala Presiden 2025