Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Mohamed Salah
potret Mohamed Salah (pexels.com/@j-r-cortez-fotografia-2148979887)

Intinya sih...

  • Mohamed Salah menjalani latihan intensif dan terstruktur, termasuk HIIT, yoga, pilates, dan latihan kekuatan inti.

  • Salah memiliki pola makan ketat dengan asupan nutrisi yang tepat serta membatasi makanan favoritnya agar tidak mengganggu kebugaran.

  • Kedisiplinan dalam latihan dan pola makan berdampak langsung pada performa gemilang Mohamed Salah di usia 32 tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cristiano Ronaldo selalu menjadi role-model jika berbicara soal bagaimana pemain sepak bola menjaga kebugaran agar tetap tampil kompetitif. Namun, Mohamed Salah kini bisa menjadi salah satu contoh nyata bagaimana disiplin fisik, nutrisi, dan mentalitas dapat mempertahankan performa di level tertinggi. Di usianya yang memasuki 33 tahun pada Juni 2025 lalu, ia masih menunjukkan permainan kelas dunia yang konsisten.

Performa gemilang ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan hasil dari kombinasi pola latihan, diet ketat, serta manajemen pemulihan yang terstruktur. Dari catatan berbagai sumber, bintang utama Liverpool ini terbukti menjaga tubuhnya dengan metode canggih sekaligus pendekatan sederhana yang berfokus kepada detail. Semua ini membuatnya diakui sebagai salah satu atlet paling disiplin dalam dunia sepak bola modern.

1. Mohamed Salah memiliki metode latihan yang intensif dan terstruktur

Mohamed Salah menjalani jadwal latihan yang tidak hanya rutin, tetapi juga sangat spesifik terhadap kebutuhan fisiknya. Dilansir Eternobody, ia melakukan sesi pagi yang melibatkan High-Intensity Interval Training (HIIT), lari, lompat tali, bersepeda, hingga latihan kekuatan inti. Pada sore hari, ia menambahkan latihan resistensi, mobilitas, serta teknik, yang menunjukkan dedikasi untuk melatih seluruh aspek tubuh.

Fasilitas latihan pribadi di rumahnya menjadi bukti komitmen ekstra dalam menjaga kebugaran. Salah memiliki dua ruang gym lengkap dengan treadmill, mesin pilates, hingga kriyoterapi dan ruang Terapi Oksigen Hiperbarik (HBO) untuk mempercepat pemulihan. Ia bahkan berlatih pada pukul dua dini hari selama Ramadan, yang menyesuaikan jadwal puasanya agar tetap mendapatkan intensitas yang dibutuhkan.

Selain latihan fisik, Salah juga rutin melakukan yoga dan pilates untuk menjaga fleksibilitas serta kekuatan inti. Metode ini berfungsi membentuk fisik sekaligus membantu mengurangi risiko cedera yang dapat memengaruhi performanya. Dengan disiplin seperti ini, tidak mengherankan jika ia mampu bermain di hampir semua pertandingan sepanjang musim dan minim masalah fisik.

2. Meski menjalani pola makan ketat, Mohamed Salah tetap menikmati hidangan favoritnya

Selain latihan, diet Mohamed Salah memainkan peran penting dalam menjaga performanya. Ia mengonsumsi makanan bergizi seperti ikan, ayam, salad, brokoli, ubi jalar, serta buah-buahan kaya antioksidan yang membantu mempercepat pemulihan otot. Meski berstatus sebagai atlet profesional, ia sesekali menikmati makanan favoritnya seperti sushi atau pizza dengan tetap membatasi frekuensinya agar tidak mengganggu kebugaran.

Salah juga sangat disiplin dalam menghindari makanan yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan maupun keyakinannya. Ia tidak mengonsumsi alkohol, daging nonhalal, dan makanan olahan yang dapat memperlambat proses pemulihan. Kebiasaan ini memastikan tubuhnya selalu berada pada tingkat energi optimal sepanjang musim kompetisi yang padat.

Lebih lanjut lagi, pola makan Salah disesuaikan dengan jadwal pertandingan dan sesi latihan. Enam jam sebelum laga, ia memastikan asupan karbohidrat yang cukup untuk menunjang energi di lapangan. Pendekatan nutrisi ini menjadikannya tidak hanya cepat dalam pemulihan, tetapi juga mampu menjaga performa konsisten meski usianya terus bertambah.

3. Disiplin latihan dan pola makan berdampak langsung kepada performa Mohamed Salah

Hasil dari pola latihan dan diet ketat terlihat jelas lewat performa gemilang Mohamed Salah pada 2024/2025. Meski saat itu sudah menginjak 32 tahun, ia tetap menjadi pencetak gol terbanyak Liverpool dengan torehan 27 gol di Premier League. Catatan ini menempatkannya di peringkat lima besar pencetak gol sepanjang masa Premier League.

Selain ketajaman mencetak gol, daya tahan fisik Salah juga menjadi faktor penentu keberhasilan Liverpool dalam bersaing di level tertinggi. Ia mampu menjalani musim panjang dengan intensitas permainan tinggi tanpa kehilangan kecepatan maupun kelincahan. Taktik baru di bawah Pelatih Arne Slot yang mendorongnya berlari lebih terukur justru meningkatkan efisiensi gerakannya.

Konsistensi performa ini juga memberikan dampak terhadap masa depannya di Liverpool. Dengan kontrak baru yang diperpanjang hingga 2027, klub melihatnya sebagai aset yang masih mampu berkontribusi besar meskipun usianya terus bertambah. Keberhasilan ini membuktikan, kombinasi latihan, nutrisi, dan pemulihan yang tepat dapat memperpanjang masa puncak seorang pemain sepak bola.

Salah telah membuktikan disiplin kebugaran dapat memperpanjang usia emas seorang atlet di level tertinggi. Pendekatan holistiknya bisa menjadi inspirasi bagi atlet atau khalayak umum yang ingin tetap bugar pada usia matang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team