Chelsea Kuasai Semifinal Piala Eropa 2020

Layaknya saat bermain untuk Chelsea, Mason Mount punya peran penting di lini tengah Inggris. Terbukti, saat dia mengisi posisi gelandang serang, permainan The Three Lions jauh lebih hidup dan atraktif. Satu assist Mount saat Inggris melumat Ukraina di laga terakhir jadi fakta sah peran vitalnya.

Usai bermain melawan Skotlandia, Mount sempat absen karena melakukan kontak erat dengan pemain lawan terjangkit COVID-19, yakni Billy Gilmour, yang merupakan koleganya di Chelsea. Terang saja, dia harus menepi dan menjalankan isolasi.

Walau meraih kemenangan dalam dua laga melawan Republik Ceko dan Jerman, penampilan Inggris tak seatraktif saat Mount tampil. Walhasil, dia pun bakal jadi andalan saat Inggris bentrok dengan Denmark di semifinal Piala Eropa 2020.

Beralih ke Denmark, Andreas Christensen bakal jadi sosok penting untuk meladeni permainan Inggris. Maklum, dia sudah paham betul gaya bermain sang lawan lantaran bermain di Premier League bersama Chelsea. Dia bisa dimanfaatkan Denmark untuk mengekploitasi kelemahan Inggris.

Penampilan Christensen memang sangat menjanjikan, baik bersama Chelsea atau Denmark. Mentas di ajang empat tahunan ini, pemain berusia 25 tahun itu belum pernah absen sekalipun membela Denmark. Total, dia sudah menciptakan enam tekel, tujuh sapuan, dan 30 kali memulihkan penguasaan bola.

Walau tampil sebagai pemain belakang, Christensen juga berhasil mencetak satu gol di ajang ini, tepatnya saat Denmark berhadapan dengan Rusia di partai pamungkas penyisihan grup.

Bukan tak mungkin, kemampuannya sebagai bek bakal membuat Mount dan teman-temannya kesulitan saat bentrok di semifinal nanti.

Pemain Chelsea lainya yang bakal mentas di semifinal adalah Cesar Azpilicueta. Dia merupakan bek senior Chelsea yang bakal menjajal kekuatan Italia dalam laga semifinal nanti. Kemampuannya pun begitu dibutuhkan untuk meredam permainan dinamis yang ditunjukkan Italia.

Spanyol tak bisa dipungkiri begitu ketergantungan kepada pemain berusia 31 tahun itu. Mentas dalam tiga laga bersama La Furia Roja, dia punya kontribusi yang baik saat bertahan dan menyerang. Selain itu, dia juga berhasil menjadi distributor bola yang baik dalam setiap penampilannya.

Azpilicueta punya persentase akurasi sebesar 89 persen dari 222 umpan yang sudah dilepaskannya. Jumlah itu sangat baik bagi seorang pemain yang berposisi sebagai seorang bek sayap. Dia juga mampu menciptakan satu gol, dua tekel, empat sapuan, dan 20 kali pemulihan penguasaan bola.

Melihat perannya sejak ditampilkan melawan Slovakia hingga Swiss, Azpilicueta tampaknya bakal jadi pilihan utama Luis Enrique lagi dalam duel melawan Italia.

Spanyol sangat gusar jelang pertandingan semifinal Piala Eropa. Sebab, mereka bakal berhadapan dengan tim yang tampil sempurna dan selalu menang dalam setiap laga di ajang ini, yaitu Italia. Mereka merupakan tim dengan lini tengah paling menakutkan sejauh ini.

Salah satu gelandang Chelsea, Jorginho, adalah otak di balik penampilan sempurna lini tengah Gli Azzurri. Punya peran sebagai deep-lying midfielder, dia begitu piawai memainkan tempo dan memberikan keleluasaan gerak bagi Manuel Locatelli/Marco Verratti dan Nicolo Barella. 

Menjadi distributor sebagai gelandang, dia punya persentase akurasi umpan di atas rata-rata yang mencapai 95 persen. Dari 391 umpan yang dilepaskan, 371 di antaranya mencapai target. Dia juga punya daya jelajah yang tinggi selama lima kali membela Italia. Total, sebanyak 57,7 kilometer lapangan panas oleh telapak kakinya. 

Kemampuannya itu diprediksi bakal menyulitkan gelandang Spanyol dalam menguasai jalannya laga nanti.

Selain Mason Mount, Andreas Christensen, Cesar Azpilicueta dan Jorginho, ada tiga pemain Chelsea lainnya yang tercatat masuk ke fase semifinal Piala Eropa 2020. Mereka adalah Ben Chilwell (Inggris), Reece James (Inggris), dan Emerson Palmieri (Italia).