FIFA Selidiki Kasus Diskriminasi yang Dilakukan Pendukung Meksiko
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus rasisme kembali terjadi di Piala Dunia 2018. Kali ini bukan dilakukan oleh Rusia yang selama ini dikhawatirkan akan melakukan kasus ini, melainkan para pendukung Meksiko yang memberikan yel-yel diskriminasi terhadap kaum LGBT.
Akibatnya, FIFA telah membuka penyelidikan kasus ini lebih lanjut. Bagaimana awal ceritanya?
1. Kejadian ini terjadi saat kiper Jerman sedang memegang bola di tengah pertandingan
Dilansir dari Espnfcasia.com, FIFA telah membuka investigasi mengenai masalah diskriminasi anti gay yang dilakukan oleh para pendukung Meksiko. Ketika itu, mereka meneriakkan yel-yel tersebut saat kiper Jerman sedang memegang bola di tengah pertandingan, tepatnya di menit ke-24.
Pihak Federasi Sepakbola Meksiko (FMF) menegaskan FIFA akan memberitahukannya mengenai hasil penyelidikan ini. Mereka meneriakkan dengan kata "puto" yang merupakan bahasa Spanyol yang artinya adalah pelacur laki-laki. Namun, kata itu menurut para aktivis LGBT menilai ini adalah sebuah bentuk homophobia.
2. Federasi Sepak bola Meksiko sudah beberapa kali didenda akibat ulah pendukungnya
Editor’s picks
Ulah yang dilakukan oleh pendukung Meksiko ini membuat pihak Federasi Sepak bola Meksiko (FMF) telah beberapa kali didenda selama kualifikasi Piala Dunia 2018 lalu. Namun, sebagian denda yang dijatuhkannya dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dengan alasan yel-yel tersebut tidak bermaksud untuk menyinggung. Setidaknya, Meksiko telah melakukan pelanggaran ini sebanyak 12 kali.
Seorang juru bicara FIFA mengatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan laporan dari berbagai pertandingan yang berbeda dan bukti-bukti potensial mengenai masalah ini. Termasuk seorang pemantau pertandingan anti diskriminasi yang hadir di pertandingan sebagai bentuk dari sistem pemantauan anti diskriminasi FIFA.
3. Masalah orientasi seksual tidak masuk dalam kategori pelanggaran disiplin FIFA
Menurut yang ada di aturan FIFA, masalah orientasi seksual ternyata tidak masuk dalam kategori pelanggaran disiplin FIFA. Dimana pada pasal 58 berisi mencegah diskriminasi atas dasar ras, warna kulit, bahasa, agama, atau negara asal mereka.
Denda minimum sebesar 30 ribu franc Swiss atau setara dengan Rp 425,2 juta bagi pelaku siapa saja yang melanggar pasal tersebut. Tetapi pihak federasi dapat diberikan hukuman larangan masuk stadion untuk pendukung mereka atau bahkan lebih parahnya lagi diusir dari ajang ini jika pelanggaran yang ditemukan benar-benar serius.
Beberapa bulan sebelum digelarnya Piala Dunia 2018, FIFA telah mengkampanyekan anti diskriminasi yang diperkenalkan pertama kali pada turnamen Piala Konfederasi 2017 lalu. Jika terbukti ada yel-yel yang bersifat diskriminasi seperti yang tertera pada pasal 58, pertandingan akan dihentikan sementara hingga situasi tersebut bebas dari yel-yel tersebut bahkan pertandingan dihentikan secara penuh.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.