Davie Selke yang Penuhi Potensi Bersama Hamburger SV

Davie Selke menjadi pemain kunci di balik keberhasilan Hamburger SV (HSV) promosi ke Bundesliga Jerman 2025/2026. Penyerang yang kini berusia 30 tahun itu menjadi sumber utama tim dalam mencetak gol. Padahal, pada awal kedatangannya, Selke sebetulnya tidak direncakan untuk menjadi pilihan utama. Ini mirip seperti perjalanan kariernya yang sempat menurun sebelum akhirnya meledak kembali bersama tim asal Hamburg tersebut.
1. Davie Selke pernah menyandang status wonderkid
Lahir di Schorndorf, Jerman, pada 20 Januari 1995, Davie Selke sudah cukup sering berganti-ganti klub dari mulai level akademi. Ia pernah menimba ilmu di Stuttgarter Kickers, VfB Stuttgart, 1.FC Normannia Gmuend, dan TSG 1899 Hoffenheim. Pada Januari 2013, pria yang punya darah Ethiopia dari sang ayah dan Republik Ceko dari sang ibu ini direkrut SV Werder Bremen. Di sinilah Selke memulai pertualangannya di jenjang senior.
Selke, yang memiliki tinggi 1,95 meter, mencatatkan debut di Bundesliga pada 3 November 2013 saat Bremen mengalahkan Hannover 96 dengan skor 3-2. Hingga akhir 2013/2014, ia memang hanya mendapat dua kesempatan tambahan untuk bermain dan tidak mengemas satu gol pun. Namun, bersama tim junior, ia cukup tajam dengan menyumbang 9 gol dan 3 assist dari 26 penampilan.
Timnas Jerman pun memanggil Selke untuk membela mereka di Euro U-19 2014. Tim yang juga diperkuat Joshua Kimmich dan Julian Brandt ini berhasil menjadi juara. Selke melengkapi prestasi itu dengan gelar top skor (6 gol). Perkembangannya makin meningkat pada 2014/2015. Ia berhasil mengukir 10 gol dan 4 assist dari 33 penampilan di semua kompetisi bersama Bremen. Catatan tersebut membuat Selke dianggap sebagai wonderkid.
2. Davie Selke meredup secara perlahan
Menyambut 2015/2016, Davie Selke mengambil sebuah keputusan yang cukup mengejutkan. Ia justru memilih untuk turun kasta dengan bergabung bersama RB Leipzig yang memang tengah bertarung di Bundesliga 2. Selke dibeli dengan harga sekitar 8 juta euro (Rp147 miliar) yang saat itu membuatnya menjadi pemain termahal kompetisi kasta kedua di Jerman tersebut.
Selke berhasil membantu RB Leipzig meraih tiket promosi. Ia menyumbang 10 gol dari 30 penampilan. Secara kuantitatif, jumlah tersebut memang meningkat dari musim sebelumnya saat masih bermain di Bundesliga bersama Werder Bremen. Namun, dengan kualitas Bundesliga 2 yang lebih rendah, Selke seharusnya bisa membobol gawang lawan jauh lebih sering.
Terbukti, catatan tersebut memang menjadi semacam pertanda penurunannya. Bersama RB Leipzig di Bundesliga 2016/2017, Selke hanya bisa mencetak 4 gol dari 21 penampilan. Ia lantas dijual kepada Hertha Berlin pada awal musim berikutnya. Semula, Selke menunjukkan potensi yang menjanjikan dengan menorehkan 14 gol dari 31 penampilan. Sayangnya, ia terganggu cedera pada musim-musim berikutnya.
Dampaknya, kinerja Selke benar-benar merosot. Selama 1,5 musim (2018/2019--2019/2020), ia hanya bisa mencetak 5 gol dari 53 penampilan. Hertha Berlin kemudian meminjamkannya kepada Werder Bremen pada bursa transfer Januari 2020. Meski sudah pulang ke tempatnya memulai perjalanan, permainan Selke tidak kunjung membaik. Ia bertahan sampai akhir 2020/2021 dan cuma mengukir 4 gol dari 39 penampilan.
Hertha Berlin sempat kembali memberi kesempatan untuk Selke dengan memanggilnya pulang pada awal 2021/2022. Namun, setelah 42 pertandingan, keduanya akhirnya memilih untuk mengakhiri kerja sama lebih awal. Selke meninggalkan mereka dan bergabung dengan FC Koeln. Sebelum pergi, ia menyumbang tujuh gol tambahan.
3. Davie Selke kembali melejit dan membawa Hamburger SV promosi
Bersama FC Koeln, Davie Selke bertahan selama 1,5 musim. Kariernya cukup membaik setelah mencetak 11 gol dari 36 penampilan di Bundesliga. Sayangnya, pada akhir 2023/2024, FC Koeln terdegradasi. Hasil tersebut membuat kerja sama keduanya berakhir secara otomatis. Sebabnya, di dalam kontrak Selke saat itu, ia memang dipersilakan pergi secara gratis jika klub turun kasta. Padahal, Selke sebetulnya masih terikat dengan Koeln sampai musim panas 2026.
Untuk 2024/2025, Selke lantas memilih untuk bermain bersama tim Bundesliga 2 lain: Hamburger SV. Keputusannya untuk datang ke klub yang bermarkas di Volksparkstadion ini tidak terlepas karena kehadiran Steffen Baumgart yang menjabat posisi pelatih. Sebelumnya, keduanya pernah bekerja sama di FC Koeln. Baumgart merupakan sosok yang mendatangkannya ke klub berlogo kambing itu. Oleh karenanya, Selke pun berharap Baumgart akan kembali berdampak positif untuknya.
Awalnya, ekspektasi Selke tersebut tampak keliru. Sebabnya, dirinya nyatanya hanya menjadi pilihan kedua di belakang Robert Glatzel. Karier Selke makin tidak menentu usai Baumgart yang justru dipecat saat kompetisi baru berjalan 13 pekan. Namun, situasi mulai berubah ketika Glatzel mengalami cedera parah. Meski memang merupakan sebuah momen yang menyedihkan, hal tersebut membuat dirinya mendapat lebih banyak kesempatan.
Di tangan Merlin Polzin sebagai pelatih anyar, kemampuan Selke lebih termaksimalkan. Badannya yang tinggi dan kokoh membuat dirinya menjadi target akhir yang ideal dalam menuntaskan skema permainan. Per 13 Mei 2025, Selke tercatat sudah mencetak 22 gol dari 30 penampilan. Mereka baru saja mengunci tiket promosi ke Bundesliga 2025/2026 dengan menghajar Ulm (6-1) pada 11 Mei 2025. Selke menyumbang satu gol. HSV pun kembali bermain di Bundesliga setelah 7 musim absen.
Kini, Selke juga kokoh di daftar top skor. Ia unggul hingga empat gol dari Martijn Kaars (Magdeburg), Fisnik Asllani (SV Elversberg), dan Ragnar Ache (Kaiserslautern) sebagai pesaing terdekat. Ia dan HSV akan menuntaskan musim dengan menghadapi SpVgg Greuther Fuerth pada Minggu (18/5/2025). Selke memiliki peluang untuk mengulang pencapaiannya di Euro U-19 2014. Ia bisa menjadi juara sekaligus pencetak gol terbanyak.
Sayangnya, masa depan Selke untuk musim berikutnya belum menentu. Ia dan HSV tidak kunjung menandatangani perjanjian baru. Kontrak Selke sekarang memang bakal berakhir pada musim panas 2025. Menurut Florian Plettenberg, jurnalis Sky Sports Germany, Selke sebetulnya ingin bertahan. Namun, sebelum pengumuman resmi keluar, semua kemungkinan jelas masih bisa terjadi. Terlebih, banyak klub yang sudah menaruh hati kepadanya berkat ketajamannya pada musim ini.
Terlepas dari polemik tersebut, Selke tentu harus membuktikan diri bahwa penampilannya pada 2024/2025 bukan sekadar kebetulan. Musim depan bisa menjadi awal baru dalam kariernya. Selke harus merengkuh momen kali ini sebagai kesempatan kedua untuk memenuhi potensi-potensi yang pernah dan mungkin masih dimilikinya. Jika mampu melakukannya, ia bisa saja menunjukkan kemampuan-kemampuan yang selama ini tersimpan dan bahkan tidak pernah disadarinya.