Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!

Kini, cerita manis itu seakan begitu sulit dipercaya

Kemenangan Maroko atas Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar masih jadi perbincangan hangat di media sosial. Ini seakan mengingatkan kita pada Piala Dunia 2018 kala Spanyol terusir dari turnamen tersebut pada babak 16 besar usai kalah adu penalti dari tuan rumah, Rusia. 

Selain nostalgia 2018, muncul pula memori masa lalu ketika Timnas Maroko kalah dari Timnas Indonesia. Kejadiannya terjadi hampir satu dekade yang lalu. Apakah kamu masih mengingat momen ini? 

1. Indonesia dan Maroko pernah bersua di Islamic Solidarity Games (ISG) pada 2013 

Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!pemain Timnas Maroko (twitter.com/CAF_Online)

Pertemuan Indonesia dengan Maroko terjadi pada Islamic Solidarity Games (ISG) 2013. ISG sendiri merupakan turnamen olahraga empat tahunan yang diikuti oleh negara-negara Islam di dunia. Turnamen ini pertama kali digelar pada 2005 dan mencakup beberapa cabang olahraga, termasuk sepak bola. 

Pada edisi 2013, ISG diselenggarakan di Palembang, Indonesia. Indonesia sendiri mengirim perwakilan tim U-23 untuk cabang sepak bola. Merujuk CNN, Indonesia berada satu grup dengan Maroko dan bertemu pada babak penyisihan grup. Secara mengejutkan Indonesia menang 1-0 pada pertandingan tersebut lewat gol tunggal Fandi Eko Utomo. 

Menariknya, keduanya akhirnya sama-sama melanggeng hingga babak final. Melansir laman PSSI, pada babak final tersebut Indonesia sempat unggul 1-0 lewat gol dari titik penalti. Namun, Maroko berhasil mengungguli Indonesia dengan skor 2-1 hingga akhirnya keluar sebagai peraih medali emas untuk cabor sepak bola. 

2. Jadi bahan meme viral di Twitter, tidak hanya dilakukan warganet Indonesia 

Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!pertandingan Maroko vs Spanyol di Piala Dunia 2022 (twitter.com/CAF_Online)

Nostalgia kemenangan Indonesia atas Maroko di ISG sontak jadi bahan meme yang sempat bertebaran di media sosial usai Maroko menyingkirkan Spanyol di Piala Dunia 2022. Warganet Indonesia menyarankan Spanyol untuk belajar dari pertandingan ISG sembilan tahun lalu.

Hal serupa sebenarnya juga dilakukan pengelola media sosial Tim Nasional Rusia yang membuat meme tentang euforia yang sama empat tahun lalu. Pada Piala Dunia 2018, Rusia yang keluar sebagai runner-up Grup A harus menghadapi Spanyol selaku juara Grup B pada babak 16 besar.

Pertandingan berakhir dengan skor 1-1 sampai waktu ekstra. Sama dengan Maroko, Rusia akhirnya menyingkirkan tim favorit tersebut lewat adu penalti.

Baca Juga: 5 Hal yang Bikin Maroko Lebih Unggul dari Portugal

3. Maroko pernah menahan imbang Spanyol pada Piala Dunia 2018 

Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!pertandingan Maroko vs Spanyol di Piala Dunia 2018 (twitter.com/CAF_Online)

Fakta bahwa Maroko berhasil menahan imbang Spanyol di Piala Dunia sebenarnya bukan yang pertama kali. Pada Piala Dunia 2018, Maroko juga sempat bermain seri 2-2 dengan Spanyol pada babak penyisihan Grup B. Skor imbang tersebut jadi satu-satunya poin yang Maroko dapat usai kalah dari Iran dan Portugal pada dua laga lainnya. 

Saat itu, Maroko berada di bawah komando pelatih Herve Renard yang pada edisi Piala Dunia tahun ini menangani Timnas Arab Saudi. Pada 2018, sesuai prediksi banyak pihak Maroko berakhir jadi juru kunci di klasemen akhir Grup B. 

4. Sepak bola Maroko mengalami perkembangan progresif

Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!Walid Regragui (fifa.com)

Performa mereka di tahun 2018 kontras dengan cerita sukses mereka di Piala Dunia 2022. Dari segi skuad, terlihat perbedaan yang cukup mencolok. Memang ada beberapa alumni 2018 yang dipanggil kembali ke Qatar, seperti Yassine Bounou, Mounir, Achraf Hakimi, Hakim Ziyech, Sofyan Amrabat, dan Amine Harit. 

Bedanya, saat itu banyak pemain yang kini jadi kunci masih jadi pelapis karena usia yang cukup muda dan minimnya pengalaman. Achraf Hakimi, misalnya, saat itu masih berusia 19 tahun dan Bono merupakan kiper pelapis Mounir. Kebanyakan skuad Maroko di Piala Dunia 2018 pun didominasi pemain Liga Turki. 

Pelatih juga bisa jadi faktor yang membuat Maroko mengalami perkembangan yang mencolok pada Piala Dunia 2022. Tak lagi menggunakan jasa pelatih asing, mereka merekrut Walid Regragui sejak Agustus 2022. Ia memiliki latar belakang yang mirip dengan para pemain yang dipanggilnya, yaitu lahir dan besar di Eropa sebagai anak imigran. 

Maroko sebenarnya harus berterima kasih pada sosok pelatih asal Bosnia, Vahid Halilhodzic yang mengawal mereka sepanjang fase kualifikasi Piala Dunia 2022. Bersama Halilhodzic, Maroko berhasil menjadi juara Grup I pada ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 CAF. Kemudian mereka menang agregat 5-2 dari Republik Demokratik Kongo pada ronde terakhir kualifikasi dan dapat tiket ke Qatar. 

Merujuk riwayat kepelatihannya, Halilhodzic bahkan sudah pernah mengantar tiga timnas lolos ke Piala Dunia. Selain Maroko, ia mengawal Pantai Gading sampai lolos ke Piala Dunia 2010 dan Jepang sampai lolos ke Piala Dunia 2018. Mirisnya, sama dengan kasus Maroko, ia didepak beberapa bulan menjelang putaran final Piala Dunia bergulir. 

5. Selang satu dekade sejak ISG 2013, evolusi sepak bola Indonesia tidak sepesat Maroko

Timnas Maroko Pernah Kalah dari Timnas Indonesia, tapi Itu Dulu!Abderrazak Khairi saat membela Maroko di Piala Dunia 1986 (twitter.com/CAF_Online)

Kemenangan masa lalu pada ajang ISG 2013 tentu tidak bisa jadi patokan untuk menilai kualitas suatu tim. Selang hampir satu dekade, sudah banyak perubahan yang terjadi di Timnas Maroko. Pada ajang AFCON 2021 mereka berhasil jadi juara Grup C dan melanggeng sampai babak perempat final sebelum takluk dari Mesir 2-1. Tahun 2022 ini, mereka berhasil mengalahkan rekor terbaik mereka pada Piala Dunia 1986 dengan pertama kalinya lolos ke babak 8 besar Piala Dunia 2022. 

Maroko juga sudah enam kali berpartisipasi dalam Piala Dunia, yaitu tahun 1970, 1986, 1994, 1998, 2018, dan 2022. Tentu sangat jauh dengan prestasi Indonesia yang hanya pernah berpartisipasi sekali saat masih bernama Hindia Belanda pada 1938.

Bahkan, untuk masuk Piala Asia saja Indonesia harus berjuang keras. Indonesia terakhir berpartisipasi pada Piala Asia 2007. Itu pun sebagai tuan rumah. Sejak saat itu Indonesia masih kesulitan masuk putaran final Piala Asia.

Beruntung, pada Piala Asia 2023 mendatang, Indonesia berhasil lolos fase kualifikasi dan berhak berlaga di putaran final. Meski evolusinya tak sepesat Maroko, keberhasilan tersebut tentu patut diapresiasi. 

Baca Juga: 5 Pemain Maroko yang Bisa Menjadi Mimpi Buruk Portugal

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya