Jakarta, IDN Times – Rentetan hasil buruk yang diterima tim nasional (Timnas) Indonesia dalam berbagai ajang membuat desakan mundur pada Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi kian menguat.
Tekanan mundur ini semakin menguat menyusul mulai terkuaknya kasus penganturan skor di liga Indonesia. Edy pun disorot dari publik. Tak sedikit pula yang menghujatnya. Hujatan ini ternyata sampai ke telinga sang anak.
Edy berkisah anaknya sedih lantaran tak ingin ayahnya dicerca publik dan memintanya untuk berhenti sebagai ketua PSSI.
“Yang membuat saya sedih adalah anak saya yang sedih karena tak ingin anaknya dicerca. Kata anak saya, 'Ayah sudahlah (berhenti jadi ketua PSSI),'” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/12).
Walau sang anak memintanya mundur, namun Edy tetap teguh menjabat ketua umum PSSI. Dirinya menegaskan akan bertahan hingga akhir masa jabatan pada tahun 2020 meski banyak desakan untuk mundur.
“Saya bertahan karena jabatan belum habis dan menginginkan PSSI bisa mencapai cita-cita,” ujarnya di Medan, Rabu (5/12).
Bahkan, pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu mengatakan bahwa dirinya telah menyiapkan program PSSI hingga tahun 2045. Menurutnya saat ini telah lahir ‘pujangga-pujangga’ bola Indonesia.
“Usia 16-19 tahun dan perlu terus dikawal hingga 2024 akan berkibar,” ujarnya.
Sebelumnya telah beredar petisi di laman Change.org berisi tuntutan agar Edy melepaskan jabatannya sebagai ketua umum PSSI periode 2016-2020. Para inisiator petisi tersebut beralasan mundurnya Edy diperlukan agar mantan Pangkostrad itu lebih fokus memimpin Sumatera Utara dan tidak rangkap jabatan. Hingga tulisan ini dibuat 115.763 orang telah menandatangani petisi tersebut.