Erick Sentil Agen Pemain di I.League: Harus Punya Lisensi FIFA

- Standar pemain asing juga harus mulai ditetapkan. Erick ingin agar I.League menerapkan standar untuk pemain asing di Super League, serupa dengan Eropa.
- Agen pemain menentukan standar liga. Menurut Erick, agen pemain ini nantinya turut menentukan standar dari Super League karena sudah menjadi bagian ekosistem sepak bola nasional.
- Kualitas liga menurut Erick dan PSSI. PSSI menilai kualitas liga dari beberapa aspek seperti keberhasilan juara, jumlah suporter, kesehatan finansial klub, dan prestasi perwakilan liga di AFC.
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyentil I.League selaku operator Super League. Dia ingin ada aturan khusus terkait agen pemain. Jika bisa, sang agen harus berlisensi FIFA.
"Kita mensyaratkan agen-agen harus ada lisensi FIFA, tidak bodong-bodongan. Jangan sampai pangsa sepak bola kita jadi tempat orang cari makan dengan standar yang jelek," tegas Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
1. Standar pemain asing juga harus mulai ditetapkan

Selain agen pemain berlisensi FIFA, Erick juga ingin agar I.League menerapkan standar untuk pemain asing di Super League. Hal itu serupa dengan yang dilakukan di Eropa, seperti Italia dan Inggris.
"Saya juga ingin di 2027, standar pemain asing di liga ada hitungannya, kalau di Inggris, Italia, ada. Kita juga mesti ada hitungannya supaya liga kita meningkat kualitasnya," ujar Erick.
2. Agen pemain menentukan standar liga

Erick menyebut, agen pemain ini nantinya turut menentukan standar dari Super League. Sebab agen pemain dewasa ini sudah masuk menjadi bagian dari ekosistem sepak bola nasional.
"Tentang agen pemain lisensi FIFA ini, semata supaya liga kita meningkat kualitasnya. PSSI tentu beda dengan AFC menilai kualitas liga, kita melihat dari ekosistemnya secara keseluruhan," ujar Erick.
3. Bagaimana kualitas liga menurut Erick dan PSSI?

Erick menyebut, ada beberapa aspek yang PSSI nilai terkait keberhasilan liga. Satu mengenai juara yang diraih secara bergantian, mencerminkan kompetitifnya liga.
"Lalu apakah jumlah suporternya meningkat atau tidak, lalu kesehatan finansial klub, jangan sampai datangkan pemain tapi tak bisa bayar gajinya, lalu keempat perwakilan liga yang main di AFC harus punya prestasi," ujar Erick.
Kompetisi sepak bola Indonesia memang tengah berbenah. Operator kompetisi berubah nama jadi I.League, serta nama kompetisi berubah jadi Super League. Ada juga profesional dari Jepang, Takeyuki Oya yang membantu mengurusi liga, tentu dengan sepengetahuan Erick selaku Ketum PSSI.