5 Fakta Menarik Seputar Ballon d'Or 2021, Messi Angkat Argentina

Sudah bukan rahasia bahwa trofi Ballon d'Or tak hanya membawa kebanggaan bagi sang pemain yang meraihnya, tapi juga negara asal si pemain tersebut. Argentina selaku negara asal Messi pun ikut berbangga berkat pencapaian Messi. Kini Argentina menjadi salah satu negara dengan koleksi trofi Ballon d'Or terbanyak, yaitu 7 trofi.

Jumlah itu sejajar dengan tiga negara lain, yaitu Jerman, Belanda, dan Portugal yang sama-sama punya 7 Ballon d'Or. Bedanya adalah tujuh trofi milik Argentina dimiliki oleh Lionel Messi seorang. Sementara Belanda dan Portugal memiliki 3 pemain yang pernah memenangi Ballon d'Or, Jerman diwakili 5 pemain.

Sebenarnya, setidaknya ada dua pemain legendaris Argentina yang dianggap pantas memenangi Ballon d'Or. Mereka adalah Diego Maradona dan Mario Kempes. Maradona dianggap pantas menang tahun 1986 dan 1990, sedangkan Kempes dinilai seharusnya menang edisi 1978.

Sayangnya, kedua pemain tersebut bermain di era saat Ballon d'Or hanya bisa dimenangi pemain asal Eropa. Andai Maradona dan Kempes jadi pemenang, seharusnya Argentina sudah punya koleksi 10 Ballon d'Or saat ini.

Tak hanya negara, klub yang dibela pemenang Ballon d'Or tentu juga akan senang dan berbangga dengan pencapaian si pemain. Tahun ini Messi untuk pertama kalinya pindah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain. Maka, ini adalah kali perdana Messi meraih Ballon d'Or bukan sebagai pemain Barcelona.

PSG yang jadi klub Messi pun dapat kehormatan karena untuk pertama kalinya ada pemain mereka yang jadi peraih Ballon d'Or. Ini merupakan kali kedua ada pemain Ligue 1 Prancis yang memenangi Ballon d'Or. Pemain pertama yang berhasil melakukannya adalah Jean-Pierre Papin yang meraih Ballon d'Or 1991 saat membela Marseille.

Sementara itu, Robert Lewandowski harus menerima kenyataan gagal meraih Ballon d'Or yang sangat ia idam-idamkan. Padahal, Lewi sempat cukup diunggulkan, bahkan banyak yang menilai bahwa sebenarnya ia lebih pantas menang daripada Messi. Meski begitu, Lewandowski tetap mencatat sejarah sebagai pemain Polandia terbaik di ajang Ballon d'Or.

Dengan finis sebagai runner-up, Lewi melewati capaian dua pemain Polandia lain yang pernah masuk tiga besar Ballon d'Or, yaitu Kazimierz Deyna dan Zbigniew Boniek. Deyna hanya mentok di posisi ketiga Ballon d'Or 1974, begitu pula Boniek di edisi 1982.

Klub Lewandowski saat ini, Bayern Munchen, juga turut merasakan kegagalan Lewi jadi pemenang tahun ini. Munchen adalah klub Jerman yang pemainnya paling sering jadi pemenang Ballon d'Or, yaitu 5 kali. Namun, keberhasilan terakhir mereka terjadi sudah cukup lama, yaitu tahun 1981.

Kala itu, Karl-Heinz Rummenigge yang sedang membela Munchen dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or. Sejak itu, belum ada lagi pemain Munchen yang berhasil menyamai capaian Rummenigge. Sedang memiliki skuad yang luar biasa, akankah ada pemain Munchen yang meraih Ballon d'Or tahun depan?

Jorginho juga gagal menjadi peraih Ballon d'Or tahun ini meski banyak yang menilainya layak karena prestasinya bersama klub dan timnas. Namun, setidaknya pencapaian Jorginho yang masuk tiga besar turut mengangkat nama Chelsea dan Italia.

Italia sempat paceklik pemain top dalam beberapa tahun terakhir. Mereka bahkan tak punya pemain yang bisa masuk tiga besar Ballon d'Or sejak tahun 2006. Jorginho pun jadi pemain pertama yang berhasil mengakhiri tren buruk tersebut bagi Gli Azzurri.

Sementara bagi Chelsea, ini adalah kali kedua ada pemain mereka yang masuk tiga besar Ballon d'Or. Pemain The Blues pertama yang melakukannya adalah Frank Lampard yang finis sebagai runner-up Ballon d'Or 2005. Meski belum pernah jadi pemenang, setidaknya kini para pemain Chelsea kembali disegani di ajang Ballon d'Or.

Setiap edisi Ballon d'Or memang selalu menghadirkan sejumlah fakta unik, termasuk Ballon d'Or 2021. Cerita menarik apa lagi yang bakal terjadi pada edisi tahun depan?