Fluminense Siap Gagalkan Misi ManCity Sempurnakan Diri
Jakarta, IDN Times - Fluminense FC berambisi membuat Manchester City gigit jari di final Piala Dunia Antarklub 2023. Pelatih Fluminense, Fernando Diniz, optimistis anak-anak asuhnya bisa menjadi juara di King Abdullah Sports City, Sabtu (23/12/2023).
Andai misinya berhasil, Fluminense otomatis mematahkan ambisi Jack Grealish dan kawan-kawan yang ingin menyempurnakan diri. Itu karena gelar Piala Dunia Antarklub menjadi satu-satunya trofi bergengsi yang belum diraih ManCity.
"Kami akan bekerja keras untuk menang. Kami akan memberikan segalanya untuk mewujudkan impian ini," kata Diniz dilansir laman resmi FIFA.
1. Fluminense tak lupa diri
Diniz sadar bukan perkara mudah menyabet trofi Piala Dunia Antarklub. Lawannya merupakan tim bertabur bintang dan berstatus yang terbaik di dunia sekarang. Tapi, menurut Diniz, kemenangan justru akan membuat Fluminense semakin istimewa.
"Kami tahu betapa hebatnya ManCity. Seperti yang saya katakan, mereka tim terbaik di dunia dalam lima tahun terakhir. Tapi, saya percaya kami akan menang," kata Diniz.
2. Diniz puji Guardiola setinggi langit
Diniz juga memberikan pujian selangit kepada Pep Guardiola. Manajer berpaspor Spanyol itu berhasil menancapkan filosofi permainannya yang membuat ManCity disegani di Eropa.
"Tidak ada yang bisa saya ucapkan untuk manajer mereka. Dia seorang jenius, apa yang diciptakannya itu luar biasa. Jadi, bagi kami, bermain melawan mereka merupakan sebuah kehormatan," ujar Diniz.
3. Mimpi Fluminense buat ManCity waspada
Sementara, Guardiola mewaspadai mimpi dari Fluminense. Eks pelatih Barcelona itu tak menampik, Tricolor bisa membuat kejutan di King Abdullah Sports City yang pada akhirnya menggagalkan misi ManCity untuk menyempurnakan diri.
"Saya tahu persis bakat dan kualitas Fluminense serta apa yang bisa mereka lakukan. Saya mengenal para pemain dan menghormati mereka atas apa yang mereka lakukan. Cara bermain mereka sangat bagus. Pengalaman yang mereka miliki dengan Marcelo, ditambah lima atau enam pemain berusia di atas 30 tahun, itu artinya mereka bisa mengendalikan emosi," ujar Guardiola.
