Obituari Henk Wullems: Perjalanan Si Meneer di Sepak Bola Indonesia

Hank Wullems sempat bawa dua klub jadi juara

Jakarta, IDN Times - Kabar duka tersiar dari Belanda, usai pelatih gaek yang sempat menukangi Timnas Indonesia, Henk Wullems mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa 18 Agustus 2020.

Dikutip dari De Telegraaf, pelatih kawakan tersebut wafat usai sakit parah. Henk Wullems menderita penyakit infark otak, akibat penyumbatan aliran pembuluh nadi, sebelum akhirnya nyawa Henk Wullems tak bisa diselamatkan.

Klub yang membesarkan sang pelatih, NAC Breda, pun mengunggah kabar tersebut melalui akun media sosial pribadinya.

"Kami mendengar kabar duka mengenai Henk Wullems. Eks pelatih NAC Breda yang berhasil mempersembahkan gelar Piala pada 1973, meninggal dunia pada usia 84 tahun. Klub mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan," tulis cuitan akun resmi NAC Breda.

1. Hank Wullems pertama kali ke Indonesia membesut Mastrans Bandung Raya di Liga Dunhill

Obituari Henk Wullems: Perjalanan Si Meneer di Sepak Bola IndonesiaMastrans Bandung Raya saat menjadi juara Liga Dunhill 1995/1996. (Facebook/Bandung Raya Fans Club).

Kabar tersebut tentunya mengejutkan publik sepak bola tanah air. Sebab, sang pelatih punya andil dalam perkembangan sepak bola Indonesia, baik bersama Timnas Garuda hingga sepak terjangnya di kompetisi bersama klub.

Pertama kali ia mendarat di Indonesia pada medio 90-an, saat kompetisi Ligina Indonesia baru dihelat untuk kedua kalinya, tepatnya di edisi 1995/1996. Membesut klub jebolan Galatama, Bandung Raya, pelatih asal Belanda itu langsung menggebrak publik dengan membawa klub tersebut menjadi kampiun.

Melawan hegemoni Persib di Kota Kembang, Henk Wullems mengajak beberapa pemain berpengalaman masuk skuat Mastrans Bandung Raya. Legenda Persib, Ajat Sudrajat, Nur'alim (Jabrik), Aleksander Saununu, sampai Budiman Yunus pun masuk rombongan si Meneer untuk kompetisi bernama Liga Dunhill itu.

Mereka juga memperkuat kedalaman skuat dengan mendatangkan beberapa legiun asing berkualitas, macam Olinga Atangana dan gelandang asal Yugoslavia, Dejan Gluscevic. Hal itu dilakukan demi bisa bersaing dengan klub-klub lain macam Pelita Jaya yang dihuni banyak bintang besar.

Impian meraih juara tim leda-leda pun akhirnya menjadi kenyataan. Henk Wullems berhasil mengantarkan timnya itu menjadi juara Liga Dunhill, dengan mengandaskan raksasa kompetisi Perserikatan PSM 2-0.

Baca Juga: Isi Lengkap Buku Panduan Protokol Kesehatan Liga 1 dan Liga 2 2020

2. Henk Wullems memimpin Timnas Indonesia di SEA Games 1997

Obituari Henk Wullems: Perjalanan Si Meneer di Sepak Bola IndonesiaHenk Wullems mantan pelatih Timnas Indonesia di SEA Games 1997. (Twitter/@@riphanpradipta).

Atas pencapaiannya itu, Hank Wullems pun didapuk menjadi pelatih Timnas Indonesia pada ajang SEA Games 1997. Kala itu, skuat Garuda diperkuat pemain-pemain bintang seperti Uston Nawawi, Aji Santoso, Ansyari Lubis, sampai playmaker legendaris Fachri Husaini.

Prestasinya pun tak buruk-buruk amat. Dia mampu mempersembahkan medali perak bagi Indonesia pada ajang multievent olahraga paling besar di Asia Tenggara tersebut. Mereka kalah menyakitkan dari Thailand melalui drama adu penalti di laga pamungkas.

3. Henk Wullems membawa PSM juara di kompetisi edisi 1999/2000

Obituari Henk Wullems: Perjalanan Si Meneer di Sepak Bola IndonesiaEks pelatih PSM, Henk Wullems. (infosulsel.com)

Dua tahun berselang, Hank Wullems kembali mengukir prestasi di kancah sepak bola Indonesia. Membesut PSM yang kala itu diperkuat para pemain bintang seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, sampai Carlos de Mello, dia berhasil mengantarkan klub kebanggaan warga Makassar, menjadi yang terbaik usai mengalahkan PKT Bontang 3-2 di babak final.

Pascagelar juara yang sudah dipersembahkan, Henk Wullems dipecat lantaran PSM tak bisa mengangkat prestasi tim di ranah Asia. PSM tampil jeblok dalam ajang Liga Champions kala itu.

Namun, banyak tim yang masih menginginkan jasa pelatih asal Belanda itu. Dia pun memilih bergabung dengan Persita pada kompetisi 2002 yang digelar dengan sistem baru, yakni kompetisi penuh yang diisi 20 klub.

4. Si Meneer tak bisa menyelamatkan Arema dari jurang degradasi

Obituari Henk Wullems: Perjalanan Si Meneer di Sepak Bola IndonesiaMantan Direktur Teknik PSM Makassar (1999-2000), Henk Wullems (kanan), bersama kiper Vitesse Arnhem yakni Ben Nijhuis (kiri), setelah pertandingan Eredivisie melawan AZ Alkmaar pada 2 September 1978. Vitesse, yang waktu itu dilatih Wullems, berhasil menang dengan skor 0-2. (Wikimedia Commons/Nationaal Archief)

Persita pun dibawanya menjadi sebuah dinamit. Skuat Pendekar Cisadane yang diperkuat Giman Nurjaman dan Ilham Jaya Kesua, mampu nangkring di peringkat atas pada akhir kompetisi. Mereka berada di posisi ketiga dan hanya kalah dari Persik (67 poin) dan PSM di peringkat kedua dengan torehan nilai yang sama, 62 poin.

Hanya saja, hal itu tak membuat manajemen mempertahankan Hank Wullems. Dia akhirnya pindah ke Arema pada kompetisi 2003. Namun, kariernya benar-benar merosot drastis saat menangani Arema. Menjadi suksesor Gusnul Yakin di tengah kompetisi. Henk Wullems harus menerima kenyataan pahit, tim yang dibesutnya turun kasta ke kompetisi level kedua.

5. Akhir karier Henk Wullems sebagai pelatih di Indonesia

Obituari Henk Wullems: Perjalanan Si Meneer di Sepak Bola IndonesiaHenk Wullems. (Twitter/@Bali_Football).

Henk Wullems namanya terus tenggelam. Sempat menangani PSM pada 2006 dan Persegi Bali FC dua tahun setelahnya. Dia gagal mengulangi kesuksesan bersama Mastrans Bandung Raya (kompetisi 1995/1996) dan PSM (1999/2000) di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.

Kendati, perjalanan panjang Henk Wullems ikut terjun dalam perkembangan kompetisi dan prestasi bersama Timnas Indonesia, tak bisa dilupakan begitu saja. Terlebih, ia juga berhasil mencatatkan sejarah pribadi menjadi pelatih asing pertama yang berhasil membawa dua tim menjadi juara.

Prestasi itu memang sulit disamai lagi oleh pelatih asing di Indonesia. Tercatat, hanya Stefano "Teco" Cugurra saja yang bisa menyamai rekor Henk Wullems di kompetisi Indonesia era modern sekarang ini.

Selamat jalan Henk Wullems!

Baca Juga: Para Klub Juara Liga Europa yang Gagal di Liga Champions, Kutukan?

Topik:

  • Rochmanudin
  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya