Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!

Rakic jadi salah satu debutan sukses di liga Indonesia

Jakarta, IDN Times - Wajah-wajah pemain asing kini tak lagi asing di sepak bola Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan sudah begitu familiar, sebut saja Marco Simic. Pemain asal Kroasia ini sukses membawa Persija meraih gelar Liga 1 musim 2018. Kini, hampir semua warga ibu kota, terutama mereka yang menyukai sepak bola, pasti tahu nama satu ini.

Sebelum Marco Simic berkibar, ada sederet pemain asing yang juga sukses merebut hati publik sepak bola Indonesia, seperti Roger Milla (Kamerun), Olinga Atangana (Kamerun), Dejan Gluscevic (Yugoslavia), hingga Jacksen F. Tiago (Brasil).

Jejak para pemain asing di negeri ini memang cukup panjang. Sejarah mencatat pintu untuk pemain asing mulai dibuka lagi oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada medio 1993. Sejak itu, arus pemain asing yang masuk tak terbendung.

Tingginya minat pemain asing merumput di tanah air cukup unik. Sebab, seperti diketahui, kondisi sepak bola tanah air tak melulu kondusif. Namun situasi ini tak meruntuhkan niat para pemain asing untuk mengadu nasib di sini.

1. Sebanyak 105 pemain tampil di Liga 1 2018

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!Liga-Indonesia.id

Tingginya minat pemain asing merumput di tanah air bisa dilihat pada kompetisi Liga 1 2018. Saat itu jumlah pemain asing tercatat 70 orang. Namun, jika ditotal dengan pemain yang dicoret atau diganti di tengah kompetisi, total pemain asing di Liga 1 2018 menurut laman transfermarkt membengkak jadi 105 orang. 

Laman tersebut juga mencatat ada 13 dari 18 klub peserta Liga 1 yang tercatat menggunakan lebih dari enam pemain asing dalam satu musim. Itu, tentu saja, bukan jumlah yang sedikit.

Klub yang paling sering memakai jasa pemain asing adalah Bali United dan PS Tira (kini Tira-Persikabo). Bali United memakai 8 pemain asing selama musim 2018. Mereka yaitu Demerson Bruno Costa (Brasil), Milos Krkotic (Montenegro), Nick Van Der Velden (Belanda), dan Ahn Byung-keon (Korea Selatan).

Nama-nama tersebut sempat menjadi andalan Bali United pada putaran pertama. Namun mereka diganti pada putaran kedua oleh Mahamadou Ndiaye (Mali), Brwan Nouri (Irak), Kevin Brand (Belanda) dan Melvin Platje (Belanda).

Hal yang sama juga terjadi pada PS Tira. Awal musim lalu, PS Tira termasuk gagal memilih debutan. Dari tiga nama pemain asing, hanya Aleksandar Rakic (Serbia) yang bertahan sampai akhir musim, sisanya mental sebelum paruh musim, yaitu Kim Sang Min (Korea Selatan) dan Mariano Berriex (Argentina).

Baca Juga: Persela Datangkan Tiga Pemain Asing, Salah Satunya dari Jepang

2. Madura United paling jor-joran mendatangkan pemain asing musim ini

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!pialapresiden.id

Pesona pemain asing semakin berkilau saat pemain asal Kroasia Marco Simic dan Jaimerson da Silva dari Brasil sukses mengawinkan gelar Piala Presiden dan Piala Liga 1 2018 untuk Persija Jakarta. 

Kesuksesan Persija ini agaknya membuat klub lain semakin berhasrat mendatangkan pemain asing. Padahal ongkos mendatangkan pemain asing sama sekali tak murah. Namun agaknya harga bukan masalah.

Madura United menjadi tim yang paling getol menggaet pemain asing. Mereka, misalnya, telah mendatangkan empat pemain asing yang sudah cukup berpengalaman dalam sepak bola Indonesia, salaj satunya adalah Jaimerson dari Persija.

Untuk mendatangkan pemain ini, Madura United harus merogoh kocek hingga Rp9,6 miliar. Pengeluaran Madura United semakin membengkak setelah mereka mendatangkan Aleksandar Rakic yang memiliki nilai pasar sekitar Rp5,1 miliar (berdasarkan laman transfermarkt). Menyusul Zah Rahan (Rp3,8 miliar), dan Dane Milovanovic (Rp3,3 miliar).  

Akankah legiun asing ini mendongkrak kualitas permainan Madura United? Kita lihat saat Liga 1 2019 dimulai pada Mei mendatang.

3. Piala Presiden jadi ajang menyeleksi pemain asing

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!IDN Times/Galih Persiana

Tapi tak semua pemain asing bisa dengan mudah bergabung dengan klub tanah air. Ada tahap trial (seleksi) di turnamen pemanasan sebelum kompetisi resmi dimulai, seperti turnamen Piala Presiden 2019. Turnamen ini ajang klub menyaring pemain asing yang mereka incar.

Pelatih Perseru Serui, I Putu Gede, mengatakan Piala Presiden adalah momentum yang tepat untuk menguji timnya yang tergolong baru dibentuk. Selain itu, turnamen itu juga
dijadikan ajang untuk melihat kelayakan pemain asing yang tengah melakukan trial.

“Kami akan lihat sejauh mana pemain (asing) di Piala Presiden ini, apakah layak di kompetisi apa tidak. Karena sebagian besar masih trial. Kami lihat kualitas mereka
seberapa jauh untuk kompetisi yang akan datang,” kata I Putu Gede.

4. Pemain Amerika Latin masih mendominasi sepak bola Indonesia

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!liga-indonesia.id

Tak mengejutkan jika banyak pemain asing yang mengambil bagian dalam turnamen Piala Presiden 2019. Jika dihitung, jumlah mereka tak kurang dari 67 orang. Mereka tersebar di 20 klub peserta Piala Presiden 2019. Dari 67 pemain itu, 65 pemain sudah menunjukkan kebolehan mereka.

Dari sekian banyak nama tersebut, sebagian besar berasal dari Amerika Latin, yakni sebanyak 27 pemain. Sementara pemain dari Asia berjumlah 16 dan Eropa sebanyak 15 pemain. Selain itu ada dua pemain asal Australia. Sisanya datang dari Afrika.

Oya Brasil adalah negara yang paling banyak mengeskpor pemain mereka ke Indonesia, yakni 21 pemain pada tahun ini. Di bawah Brasil ada Argentina (lima pemain) dan Korea Selatan (lima pemain).

5. Banyak alasan klub dan pelatih menggunakan pemain asing dari negara tertentu

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!Twitter/@PerselaFC

Dominasi pemain asal Amerika Latin di Indonesia tak lepas dari skill individu mereka yang biasanya di atas rata-rata. Tak mengherankan jika klub-klub tanah air berebut jasa mereka.  Salah satu klub yang memiliki tradisi mendatangkan pemain asal Amerika Latin adalah Persela Lamongan.

Banyak klub asal Amerika Latin yang pernah membela Persela Lamongan, seperti Marcio Souza (Brasil), Fabiano Beltrame (Brasil), Gustavo Lopez (Argentina), Ivan Carlos (Brasil), dan terakhir Diego Assis (Brasil) digunakan jasanya oleh Persela.

Uniknya, sangat sering pemain asing yang direkrut Persela meraih kesuksesan. Atas dasar itulah tren ini dilanjutkan pada kompetisi musim 2019. Tak tanggung-tanggung, tiga pemain Amerika Latin mereka hadirkan, di antaranya Jairo Rodrigues (Brasil), Jose Sardon (Argentina), dan Washington dos Santos (Brasil).

Menurut manajer Persela, Yunan Achmad, tak menyebutkan secara rinci kenapa timnya sering mendatangkan pemain asal Amerika Latin. Yunan mengatakan timnya hanya berpatokan pada kualitas, bukan dari negara asal. Secara kebetulan, pemain-peman berkualitas yang datang ke sini banyak berasal dari Amerika Latin.

Namun, lain cerita dengan pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy. Ketika masih menangani klub, eks pelatih Bhayangkara FC ini justru sering menggunakan jasa pemain dari negara pecahan Yugoslavia. Mereka adalah Nemanja Obric (Mitra Kukar), Mijo Dadic (Pelita Bandung Raya), Ilija Spasojevic, Vladimir Vujovic, dan Nikola Komazec (Bhayangkara FC).

"Pemain dari sana sangat tangguh secara fisik dan mentalitas," kata Simon. Hal itu didukung dengan karakteristik yang kuat lantaran mereka dibesarkan oleh konflik di negara asalnya. "Satu hal lagi, mereka tidak cengeng," sambung dia.

6. Kuota pemain asing di Indonesia lebih sedikit jika dibandingkan Malaysia dan Thailand

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!

Meski pintu pemain asing dibuka, namun klub tak bisa sembarangan mendatangkan pemain asing. Sebab keberadaan pemain asing di setiap klub itu ada kuotanya. Operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB), membatasi jumlah pemain asing dalam satu klub tak boleh lebih dari empat pemain (1 Asia + 3 non Asia). Ketentuan ini  tertuang dalam statuta Pasal 29. 

Jika dibandingkan dengan kompetisi dalam strata yang sama di dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Thailand, jumlah pemain asing yang boleh tampil cenderung lebih
banyak. Untuk Liga Super Malaysia, kuota pemain asing setiap klub berjumlah lima orang (3 non Asia + 1 Asia + 1 Asia Tenggara).

Beda kondisi dengan Thai League 1. Di kompetisi kasta tertinggi Thailand itu kuota yang diberikan kepada setiap klub lebih besar. Seluruh kontestan yang tampil di kompetisi tahun 2019 diperbolehkan menggunakan tujuh pemain asing (3 non Asia + 3 Asia + 1 Asia Tenggara).

Melihat hal tersebut, tentu dapat disimpulkan bahwa jumlah pemain asing yang merumput di Malaysia dan Thailand lebih besar jika dibandingkan dengan Indonesia. Sebab, jika
diasumsikan maksimal pemakaian kuota pemain asing di Tanah Air cuma bisa mencapai 72 orang saja. Tak ayal, persaingan pemain asing untuk masuk ke Indonesia cukup sulit.

7. Alasan Yoo bertahan di Indonesia karena kadung cinta

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!

Namun tetap saja, sesulit apapun syarat yang diberlakukan. Liga Indonesia masih banyak menarik minat pemain asing. Bahkan, pemain lama enggan pergi dari kompetisi Indonesia. Banyak dari mereka yang memilih bertahan dan memilih gonta-ganti klub saja. Hal itu yang dilakukan penjaga gawang asal Korea Selatan, Yoo Jae Hoon.

Sebagaimana diketahui, pemain berusia 35 tahun itu sudah berkarier di Indonesia sejak 2010 lalu. Total, empat klub sudah ia bela selama mentas di liga Indonesia. Mulai dari Persipura, Bali United, Mitra Kukar, hingga teranyar Barito Putera.

"Saya terlanjur cinta Indonesia. Sebab, negara ini sudah memberikan banyak hal, selain karier, Indonesia cukup nyaman untuk ditinggali. Daripada saya pindah ke liga lain, lebih baik saya gantung sepatu di Indonesia saja," kata Yoo kepada IDN Times.

Kembali ke masa lalu, Yoo sebetulnya sempat berpikir untuk mencoba peruntungan ke negara lain. Hal itu tepatnya dirasakan saat kondisi sepak bola Indonesia sedang mengalami dualisme liga tahun 2015. Sebab, dirinya merasa aneh karena dalam satu negara ada dua kompetisi yaitu ISL dan IPL.

"Nah, saat 2015 saya sempat terpikir pindah ke liga lain karena kompetisi berhenti. Saat itu ada tawaran dari Tampines Rovers (Singapura) dan Yangon United (Myanmar)," ujar dia. Ditambah, kedua klub itu menunggunya dengan serius karena sudah negosiasi harga. Tapi, entah kenapa ujung-ujungnya saya belum siap move on dari negara ini.

8. Rakic jadi contoh sukses pemain asing debutan di Liga 1

Peta Pemain Asing dalam Sepak Bola Indonesia, Terbanyak dari Brasil!liga-indonesia.id

Tren datangnya pemain baru jadi salah satu bukti sahih bahwa kompetisi sepak bola Tanah Air masih memberikan daya tarik. Buktinya, tak sedikit debutan tampil di Piala Presiden yang tengah digelar ini.

Namun, tak sedikit dari mereka yang harus gigit jari. Lantaran, saat menjalani seleksi atau di tengah masa kontraknya terpaksa dipulangkan lantaran performanya dianggap tak sesuai. Nama-nama besar bahkan harus tersingkir lantaran tak bisa bersaing dalam sengitnya liga Indonesia.

Eks gelandang Chelsea, Michael Essien hanya semusim bertahan bersama Persib Bandung. Ada juga nama pemain yang sudah pernah merasakan ketatnya Premier League, Mohamed Sissoko (Liverpool) dan Danny Guthrie (Newcastle), harus terlempar dari skuat Mitra Kukar. Nama besar tak jadi jaminan pemain tersebut sukses di liga Indonesia.

Salah satu contoh sukses dilakukan Pemain anyar Madura United, Aleksandar Rakic, yang sudah setahun tampil di kompetisi Indonesia. Pemain berpaspor Serbia itu mengaku
tuntutan beradaptasi secepat kilat di Indonesia adalah keharusan yang wajib dilewati pemain yang baru menjejakkan kakinya di Indonesia.

Rasa optimisnya kala itu terbayarkan. Terbukti, ia sukses memulai debutnya dengan gemilang karena langsung memberikan prestasi individu dengan meraih penghargaan sepatu emas. Tak main-main, di tengah perjuangan PS Tira lolos dari zona degradasi, Rakic mampu mengoleksi 21 gol.

"Kala itu saya dituntut bisa cepat beradaptasi di tim baru. Dari segi bahasa, saya memang belum paham, tapi saya terus berusaha untuk bisa menyatu dengan tim dan itu membuat saya lebih kuat," kata pemain yang pernah tampil di Liga India tersebut.

Kini, tinggal konsitensinya yang diuji, ia dituntut bisa memberikan prestasi tertinggi untuk Laskar Sappe Kerab -- julukan Madura United--. Minimal, Rakic bisa menunjukan performa yang sama atau lebih baik di Liga 1 tahu ini.

Baca Juga: Sesak Pemain Asing & Naturalisasi, Gimana Nasib Lokal di Bali United?

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Ilyas Listianto Mujib
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya