Timnas Indonesia Dinilai Bermain Kasar, Shin Bela Anak Asuhnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Timnas Indonesia mendapat sorotan kala mentas di Piala AFF 2020. Mereka dinilai tampil agresif, keras, dan menjurus kasar, termasuk saat menghadapi Singapura dalam laga leg pertama semifinal, Rabu (22/12/2021).
Dalam laga tersebut, skuad Garuda melakukan 18 pelanggaran dengan satu kartu kuning. Fans tuan rumah pun banyak yang menilai pemain Timnas Indonesia beberapa kali melakukan tindakan yang membahayakan.
Sebelumnya, sepanjang babak penyisihan, Timnas Indonesia memang melakukan banyak pelanggaran. Jika ditotal dengan satu laga semifinal, tim besutan Shin Tae Yong sudah melakukan 76 pelanggaran dari lima laga yang sudah dijalani.
Rata-rata, mereka melakukan 15,2 pelanggaran setiap kali mentas. Memang jumlah yang cukup besar bagi tim yang memiliki ciri khas permainan dari kaki ke kaki.
Baca Juga: Pelatih Singapura: Kualitas Timnas Indonesia Bagus, Melebihi Prediksi
1. Shin Tae Yong sebut pemain Timnas Indonesia bermain normal
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, membela anak asuhnya. Ia menilai jika permainan keras Timnas Indonesia dinilai masih wajar. Ia pun mengaku, tak meminta akan asuhnya bermain kasar dan hanya ingin pemain tampil dengan intensitas tinggi saja.
Pelatih asal Korea Selatan itu menilai, punggawa Merah Putih juga tak memiliki ciri khas bermain dengan fisik. Dan, apa yang ditunjukkan dalam pertandingan normal dilakukan sebuah tim.
“Kalau (diminta bermain kasar), itu tidak sama sekali, karena pertama kali datang ke Indonesia, tak banyak main mengandalkan permainan fisik juga. Para pemain juga sebetulnya tak senang dengan itu,” kata Shin usai laga.
2. Tak mau pemain lawan cedera
Editor’s picks
Shin pun mengatakan, setiap orang tentu punya pandangan masing-masing. Setiap pelatih dan pemain pasti memiliki penilaian berbeda. Yang pasti, lanjut dia, Timnas Indonesia hanya bermain dengan mengandalkan pressing ketat yang membuat benturan-benturan di lapangan sulit dihindari.
Ia menilai, bermain dengan mengandalkan fisik di lapangan dalam sepak bola modern sangat penting. Hal itu justru menunjukkan para pemain memiliki kemauan tinggi untuk meraih hasil terbaik.
“Saat ini juga pemain sedang dilatih untuk bisa lebih mengandalkan fisik, tapi kami tak senang membuat pemain lain cedera. Pandangan orang berbeda-benda, tapi menurut saya, permainan agresif Timnas Indonesia itu normal,” ujar pelatih berusia 52 tahun itu.
3. Timnas Indonesia kelelahan di leg pertama semifinal Piala AFF
Dalam duel pertama melawan Singapura, Timnas Indonesia memang tampil tak se-bertenaga seperti laga-laga sebelumnya. Jika dilihat secara keseluruhan, penurunan performa pemain di lapangan cukup terlihat saat Ricky Kambuaya dan kolega bermain pada babak kedua.
Shin pun tak menampik, para pemain mengalami penurunan dalam pertandingan tersebut. Sehingga, permainan anak asuhnya sedikit mengendur.
“Seperti yang sudah saya bicarakan, ini memang jadi laga yang sulit. Pemain sudah terkuras fisiknya. Babak pertama maupun babak kedua itu sama-sama bisa dilihat. Akhirnya hal itu membuat Singapura bisa banyak menyerang,” bebernya.
Hasil imbang membuat Timnas Indonesia dan Singapura masih memiliki peluang yang sama untuk melangkah ke pertandingan final. Sehingga, laga penentuan di leg kedua semifinal Piala AFF 2020 bakal jadi duel yang sengit dan menarik untuk dinantikan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Harusnya Dapat Penalti, Shin Maafkan Kekeliruan Wasit