Ini 4 Filosofi yang Diusung Indra Sjafri bersama Timnas U-22

Jakarta, IDN Times - Indra Sjafri kurang-lebih sudah lima pekan menangani timnas Indonesia dalam rangka persiapan menuju Piala AFF U-22 yang akan digelar di Kamboja pada 17-27 Februari 2019. Banyak perubahan yang ia lakukan sejak awal menangani Andi Setyo dkk. sampai menjalankan satu uji coba melawan Bhayangkara, Rabu (6/2).
Jika dianalisis dari hasil try out melawan skuat The Guardian, Timnas U-22 memang bisa dibilang lumayan. Di luar hasil imbang 2-2 yang diraih dan beberapa kekurangan yang musti ditambal sebelum turnamen dimulai, Indra mampu mengeluarkan ciri khas gaya main Gian Zola dan kolega.
Untuk itu, Indra memastikan akan terus memoles anak asuhnya agar jauh lebih berkembang dan mengsung filosofi yang biasa ia jalankan saat menangani sebuah tim. Berikut adalah 4 filosofi yang diakui Indra akan diterapkan pada Timnas U-22.
1. Indra Sjafri akan usung sepak bola menyerang

Eks pelatih Bali United itu memastikan akan mengusung sepak bola dengan gaya menyerang untuk diterapkan kepada anak asuhnya. "Saya memainkan sepak bola dengan filosofi menyerang dan berusaha agar bola selalu saya kuasai," kata Indra. "Kita memiliki pemahaman bahwa pertahanan yang bagus itu adalah menyerang," sambungnya lagi.
2. Filosofi Timnas U-22 tak mau tergantung kepada satu pemain saja

Pelatih asal Padang tersebut mengungkapkan bahwa dalam menjalankan filosofi yang diusungnya, Indra tak akan bergantung kepada satu pemain saja. Menurutnya, semua pemain memiliki peran yang sama pentingnya dalam menjalankan taktinya.
Seperti diketahui, Indra harus menerima kenyaaan pahit lantaran tak bisa menggunakan jasa Ezra Walian dan Egy Maulana Vikri dalam Piala AFF U-22 edisi kali ini. Ditambah, ia juga terancam kehilangan tiga pemainnya, yakni Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay yang tengah berjuang untuk bisa tampil di luar negeri, plus Muhammad Rafli yang dibekap cedera.
3. Penguasaan bola akan jadi prioritas

Tak hanya itu, Indra juga akan menitikberatkan pada penguasaan bola di lapangan karena hal itu jadi elemen penting dalam menjalani setiap laga. Terlebih, tutur Indra, secara psikis jika bola ada di tangan lawan timnya akan lebih lelah, berbeda ketika bola dikuasai anak asuhnya.
"Kadang-kadang ada timbul pertanyaannya kenapa ball possesion kita menguasai, tapi masih kalah. Hal itu terjadi saat timnas berhadapan dengan Jepang dan kalah 0-2," bebernya. Efektivitas taktikal jadi perhatian lebih dari Indra.
Memang saat itu penguasaan bola Timnas U-19 bisa mencapai 65 persen. "Jika kita tak dapat penguasaan seperti itu mungkin kalahnya akan lebih banyak," kata dia.
4. Timnas U-22 tak canggung melakukan serangan balik

Walau memastikan akan mengusung gaya permainan menyerang dengan penguasaan bola yang tinggi, Indra juga tak anti dengan permainan yang mengandalkan serangan balik cepat. Hal itu bisa jadi digunakan Timnas U-22 jika memang dalam keadaan yang cocok.
Namun balik lagi, Indra tetap menekankan bahwa pertahanan yang bagus adalah menyerang. "Tapi, bola sama kita bukan berarti setiap saat harus ke depan, jadi model saya seperti itu," tutupnya.