Ini Kekuatan Utama Semifinalis Piala Dunia 2018

Pelatih Prancis Didier Deschamps sering kali dikritik karena gaya bermain timnya dinilai tidak punya identitas. Namun Deschamps menjawab kritikan itu salah, nyatanya fleksibilitas Prancis menjadi atribut penting selama Piala Dunia ini.

Ambil contoh saat Prancis mengalahkan Argentina dengan skor 4-3 dan Uruguay 2-0. Mereka tetap menggunakan formasi yang sama dengan strategi yang berbeda. Prancis juga hanya mengganti satu pemain yakni Blaise Matuidi saat bermain melawan Argentina dan Corentin Tolisso saat melawan Uruguay.

Paul Pogba dkk tahu bagaimana mengadaptasi gaya mereka sesuai lawan. FIFA menyebut langkah tersebut terbilang berharga dan langka. Prancis memulai pertandingan dengan formasi 4-2-3-1 yang bisa berubah menjadi 4-3-3, memanfaatkan peran Giroud sebagai pemain tengah dan didukung Antoine Griezmann dan Kylan Mbappe yang memiliki kecepatan di sayap.

Seperti yang telah kita lihat selama Piala Dunia ini, tidak ada tim lemah lagi dan bahkan tim raksasa seperti Jerman dan Spanyol mengalami kesulitan memainkan 'permainan mereka'. Penguasaan bola tidak selalu menjamin kemenangan, pun dengan pengalaman yang tidak menjamin kesuksesan. Pilihan dari gaya permainan adalah yang terpenting.

Benar jika ada yang menyebut Belgia sebagai generasi emas atau kumpulan bintang Liga Inggris, karena banyaknya pemain Belgia yang membela klub Inggris. Seperti Romelu Lukaku, Kevin De Bruyne, Eden Hazard, Thibaut Courtois, Vincent Kompany, Toby Alderweirld, Jan Vertonghen Naser Chadli, dan Maroune Fellaini. Di atas itu semua, kekuatan utama mereka adalah kekompakkan dan kerja sama tim.

Ini mungkin mewakili aset terpenting mereka, karena Belgia yang dulu tidak terkenal seperti sekarang ini dan bagaimana mereka membungkam Jepang, Brasil di babak penyisihan dan Inggris di babak grup. Pemain dengan label bintang, termasuk trio Eden Hazard, Kevin de Bruyne dan Romelu Lukaku, telah menunjukkannya ketika mereka dibutuhkan. Tapi perlu dicatat bahwa ‘Setan Merah’ –julukan Belgia- memiliki sembilan pencetak gol berbeda di Rusia ini. Semua orang memainkan bagian mereka.

Roberto Martinez juga, tampaknya menjadi pelatih yang tepat pada waktu yang tepat. Mantan pelatih Everton ini tampaknya telah menemukan cara untuk mendapatkan yang terbaik dari koleksi bintang-bintangnya dan menyatukan mereka menjadi satu kesatuan. Di skuad Belgia ini, semua orang fit untuk bermain dan siap berkorban di lapangan. Dalam beberapa kasus, mereka harus siap menjadi pemain pengganti dan mendukung rekan satu tim mereka.

Sulit mendefinisikan Inggris di bawah komando pelatih Gareth Southgate. Mereka terus mencari cara untuk menang. Kekuatan muda anak Inggris yang terus memperbaiki diri dengan keyakinan tinggi, dipadu dengan sistem modern dan kebersamaan diantara mereka menjadi keuntungan bagi tim berjuluk The Three Lions ini. Mereka dipersiapkan untuk situasi pertandingan apa pun, setiap lawan dan manajemen permainan mereka yang sangat efektif.

Inggris bahkan telah memenangkan adu penalti Piala Dunia pertama mereka di Rusia. Keberhasilan Inggris tidak lepas dari peran individu yang menonjol, seperti berbagai penyelamatan krusial yang dilakukan oleh kiper mereka Jordan Pickford, juga top skor turnamen, Harry Kane yang masing-masing berusia 24 tahun.

FIFA menyebut tim Inggris ini adalah yang paling lengkap sejak 1990, terakhir kali The Three Lions mencapai semifinal. Namun tim ini, dengan pendekatannya yang modern, sabar dan tenang terhadap permainan, Harry Kane dkk siap membuat sejarah mereka sendiri.

Kroasia melaju ke babak semifinal dengan cara yang tidak mudah. Satu grup dengan Nigeria, Islandia, dan Argentina, Kroasia akhirnya keluar sebagai juara grup. Pada babak penyisihan, Luka Modric dkk bahkan harus berjibaku hingga adu penalti melawan Denmark dan ruan rumah Rusia.

Aset terbesar yang dimiliki tim Zlatko Dalic adalah lini tengah mereka, yang menempati urutan sebagai salah satu yang terbaik di Piala Dunia ini. Para pemain di lini tengah mereka hampir selalu tampak tenang, teratur, dan tak tergoyahkan.

Luka Modric dan Ivan Rakitic adalah kreator dari tim Kroasia ini. Tidak jarang pemain dari Madrid dan Barcelona menjadi daya dobrak lini depan Kroasia. Tidak hanya mereka, ada juga Marcelo Brozovic dari Inter Milan, Mateo Kovacic dari Real Madrid, Milan Badelj dari Fiorentina. Perpaduan lengkap lini tengah yang memiliki kedalaman dan kekuatan.

Baca juga: Inilah 5 Sosok Penyelamat Tim dari Bangku Cadangan Piala Dunia 2018