Jakarta, IDN Times - Insiden unboxing motor superbike yang dilakukan salah satu oknum petugas dan seorang YouTuber di Sirkuit Mandalika, menjadi perbincangan di dunia internasional. Bisa dibilang tindakan sang petugas dan YouTuber telah mencoreng nama baik Indonesia.
Bahkan, salah satu media balap ternama dunia, Speedweek, sampai memberi ulasan yang menyentil Indonesia. Speedweek menyebutkan kalau tindakan itu dilakukan oleh "Orang dari negara dunia ketiga pada 40 tahun lalu".
Terkait hal ini, seorang pria yang bekerja di MotoGP untuk Suomy & KYT Racing Service, Nathania Mugiyono, buka suara. Mugi, sapaannya, menjelaskan kepada publik lewat akun instagramnya @mugiyononathania.
Dalam unggahannya, Mugi menyatakan hanya ada dua pihak yang berhak buat membuka box dari motor atau alat-alat lain di sirkuit. Pertama, adalah pihak Bea Cukai dengan alasan memeriksa barang apa yang ada di dalam box.
Kemudian, pihak kedua adalah elemen internal tim yang berkaitan dan ingin menggunakan alat-alat yang ada di dalamnya.
INI ADA 2 BOX RACING SERVICE KYT DAN SUOMY, YG AKAN DI GUNAKAN UNTUK SERVICE DI MOTOGP ASIA
SIAPA YG BOLEH MEMBUKA BOX TERSEBUT :
1. PIHAK BEA CUKAI ,DENGAN TUJUAN UNTUK CEK BARANG YG ADA DI DLAM BOX
2.TEAM DARI KYT DAN SUOMY
SELAIN ITU TIDAK ADA YG BOLEH MEMBUKANYA !!!!!
SEMOGA SAMPAI SINI PAHAM!!!!!
JGN NORAK
Memang, tak boleh ada yang membuka box dari tim-tim balap yang akan bertanding di setiap ajang. Ada tujuan khusus mengapa aturan itu diterapkan.
Salah satunya adalah untuk menghindari aksi mata-mata sampai sabotase dari lawan jelang balapan. Apa yang dilakukan petugas dan YouTuber tersebut memang sudah salah, dan jadi perbincangan dunia.
Ducati sampai marah akibat adanya insiden ini. Bos Ducati, Pablo Ciabatti, sampai mengamuk dan meminta penjelasan kepada pihak ITDC-MGPA terkait kasus tersebut.
Pihak ITDC-MGPA pun buka suara. Mereka meminta maaf atas insiden yang terjadi di Sirkuit Mandalika.
"Saya meminta maaf atas apa yang terjadi terkait insiden ini. Saya sudah bicara dengan Dorna. Saya mengajak agar seluruh pihak bisa bekerja sama dengan baik, demi menjaga nama Indonesia dan kelancaran event ini," kata Direktur Utama MGPA, Ricky Baheramsjah, dalam siaran persnya.