Jersey Pembawa Berkah Messi Sumber Sumbangan Vaksin COVID-19

16 Apr 2021, 14:58 WIB

fifa.com

Jakarta, IDN Times - Pemain Barcelona, Lionel Messi, turun tangan membantu menyediakan vaksin COVID-19 untuk para pemain sepak bola di kawasan Amerika Latin. Hal itu berdampak positif bagi federasi sepak bola Amerika Selatan (CONMEBOL) jelang Copa America 2021.

Berkat La Pulga, perusahaan produsen vaksin COVID-19 asal Tiongkok, rela membantu pengadaan 50 ribu dosis vaksin Sinovac. Hal itu lantaran Messi memberikan tiga jersey kepada direksi perusahaan.

"Dengan mengumumkan 50 ribu dosis vaksin untuk CONMEBOL, saya ingin memberi tahu Anda bahwa direktur Sinovac menyimpan kekaguman terhadap Lionel Messi, yang dengan rela memberikan tiga jersey (Barcelona) bertanda tangan untuk mereka," cuit pengurus CONMEBOL, Gonzalo Belloso, di media sosial pribadinya.

1. CONMEBOL terbantu dengan bantuan Messi demi 50 ribu dosis vaksin

Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Hal ini tak lepas dari peran Presiden Uruguay, Luis Lacelle Pou, yang memberikan jersey Messi itu. Walhasil, mereka mendapatkan prioritas pengiriman vaksin dengan jumlah besar. Dengan situasi ini, vaksinasi pemain diharapkan bisa rampung sebelum Copa America digelar musim panas 2021 nanti.

CONMEBOL pastinya terbantu dengan kondisi macam ini. Terlebih, mereka tengah berusaha menyediakan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar bagi para pemain sepak bola di Amerika Latin.

2. Pemain divisi teratas Liga Argentina jadi penerima vaksin pertama

Belloso menyebut, vaksin Sinovac ini rencananya bakal diberikan terlebih dahulu kepada seluruh pemain di kompetisi kasta tertinggi Argentina, Primera Division. Baru setelah itu pemain dari negara Amerika Selatan lain bakal kebagian disuntik.

"Setelah gagasan awal dijalankan, kami mau seluruh pemain divaksinasi sebelum Copa America," kata Belloso.

3. Copa America dinilai bukan prioritas di tengah pandemik COVID-19

CopaAmerica.com

Vaksin cuma-cuma yang diberikan kepada pesepak bola memantik protes dari beberapa pihak. Otoritas kesehatan Brasil, politisi Uruguay, hingga Argentina, memprotes kebijakan tersebut.

Maklum, sejumlah negara di Amerika Selatan, sepeti Uruguay dan Argentina tengah krisis vaksin. Padahal, banyak warga yang belum dapat vaksinasi.

"Copa America tampaknya bukan prioritas yang tepat saat kondisi krisis seperti ini," ujar politisi Argentina, Myriam Bregman, dikutip The Guardian.

Anvisa (otoritas kesehatan Brasil) pun menyiratkan hal serupa. Selain masalah prioritas, mereka ingin vaksin melalui proses izin edar terlebih dahulu di negara masing-masing, sebelum disuntikan.

Tingkat efikasi vaksin Sinovac sempat dipertanyakan publik karena cuma berkisar 55-60 persen saja. Hal itu membuat banyak pihak bertanya, apakah vaksin tersebut efektif melawan COVID-19 atau tidak.