Sebuah klub dan timnas sepak bola pasti memiliki julukan. Entah itu berasal dari warna kostum mereka, sejarah, atau prestasi yang mentereng. Namun, tahukah kamu kalau sejumlah kesebelasan menerima julukan lantaran olok-olok dari fans rival?
Yup, ada beberapa tim yang menerima nickname bukan karena suatu kebanggaan. Sebaliknya, mereka dijuluki demikian lantaran punya prestasi buruk atau hal-hal yang dianggap konyol lainnya. Nah, apa saja tim tersebut dan apa julukannya?
Julukan ini disematkan kepada Barcelona pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Pasalnya, kala itu tim yang bermarkas di Stadion Camp Nou ini memang diperkuat banyak pemain Belanda yang mayoritas pernah membela Ajax Amsterdam.
Nama-nama mantan pemain Ajax yang berseragam Barca di era ini antara lain Frank de Boer, Ronald de Boer, Michael Reiziger, Patrick Kluivert, Marc Overmars, hingga Jari Litmanen. Bahkan, pelatihnya adalah Louis van Gaal yang sebelumnya membesut Ajax.
Bayer 04 Leverkusen sebenarnya merupakan klub yang cukup populer di Liga Jerman. Sayangnya, mereka masih belum pernah mengecap gelar juara. Bahkan, tim ini harus puas menjadi runner up liga dalam tiga musim beruntun. Capaian itu membuatnya dijuluki Neverkusen.
Salah satu momen paling tragis terjadi pada musim 2001/2002. Kala itu, mereka harus puas menjadi pecundang di tiga kompetisi berbeda, yakni Liga Jerman, final Piala Jerman (kalah dari Schalke 04), serta final Liga Champions Eropa (ditekuk Real Madrid).
Nasib Timnas Belanda mirip dengan Bayer 04 Leverkusen. Punya banyak pemain bintang, mereka hingga detik ini masih belum bisa merasakan juara Piala Dunia. Belanda harus puas tiga kali menjadi runner up piala dunia dan membuat mereka dijuluki Raja Tanpa Mahkota.
Pada final tahun 1974, dengan Johan Cruyff-nya, Belanda kalah melawan Jerman. Empat tahun berselang, mereka kembali kandas di laga terakhir, kali ini oleh Argentina. Kemudian, pada tahun 2010, giliran Andres Iniesta dari Spanyol yang mengubur mimpi Die Oranje.
Julukan The Old Lady (La Vecchia Signora) untuk Juventus selama ini mungkin sering dikaitkan dengan usia tim tersebut. Memang, Juventus merupakan salah satu klub tertua di Italia. Namun, tahukah kamu bahwa julukan ini sebenarnya merupakan candaan semata?
Kata juventus dalam bahasa Latin bisa diartikan sebagai 'muda atau pemuda'. Lantas, kata old dipakai sebagai semacam jokes kepada klub yang harusnya berarti pemuda. Sementara itu, panggilan lady berasal dari penggemar tim sebelum era 1930-an.
Coba ketik kata 'Spursy' di Google, salah satu yang akan muncul di halaman utama adalah Tottenham Hotspur. Yup, julukan ini merupakan olok-olok dari fans lawan untuk klub asal London Utara karena dinilai kerap memberikan harapan palsu bagi penggemar mereka.
Dikutip dari Urban Dictionary, Spursy bisa diartikan sebagai sering atau selalu gagal memenuhi harapan, yang mungkin layak untuk Tottenham. Dalam beberapa musim terakhir, walau tampil baik, mereka memang kerap terpeleset di partai-partai pamungkas.
Selain Los Rojiblancos, Atletico Madrid juga punya julukan lain, yakni Los Colchoneros. Dalam bahasa lokal, ini bisa diartikan sebagai pembuat kasur. Dulu, kasur model lama di Spanyol kebanyakan memang berwarna merah dan putih, mirip kostum kebesaran El Pupas.
Selain itu, Atletico Madrid juga kerap disebut Los Indios (The Indians). Dilansir situs La Liga, pada tahun 1960-an dan 1970-an, tim sempat merekrut sejumlah pemain asal Amerika Latin dan akhirnya penggemar menciptakan istilah Indians untuk klub ini.
Dalam bahasa Spanyol, Las Palanganas bisa diartikan sebagai mangkuk atau baskom. Nah, julukan ini disematkan pada Sevilla lantaran markas klub tersebut, Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, dikatakan punya desain arsitektur mirip baskom jika dilihat dari atas.
Sementara itu, menurut situs La Liga, julukan tersebut berasal dari sebuah cerita ketika beberapa direktur memutuskan untuk meninggalkan dewan Sevillista. Sebelum berangkat, mereka memberikan hadiah berupa baskom putih dengan garis merah (warna tim Sevilla).
Reading FC, sebuah klub di Liga Inggris, sebenarnya punya julukan yang elegan, The Royals atau kerajaan, karena memang berbasis di Royal Country of Berkshire. Namun, bagi banyak penggemar, tim ini selamanya akan lebih dikenal sebagai Biscuitmen.
Mengapa mereka mendapatkan julukan tersebut? Pasalnya, Reading merupakan lokasi tempat salah satu perusahaan pembuat biskuit kenamaan, Huntley and Palmers. Sayang, prestasi klub tidak semanis biskuit yang dibuat karena lebih sering berkompetisi di level bawah.
Nama ini merupakan pemberian fans tim lawan lantaran Middlesbrough dikenal sebagai kota dengan tingkat polusi yang cukup tinggi. Nama Smoggies sendiri berasal dari kata smog yang pada dasarnya berarti asap dan kabut.
Namun, penggemar Middlesbrough perlahan menerima dan justru mulai merasa bangga dengan julukan unik tersebut. Bahkan, saat mendukung timnya dalam partai tandang, penggemar sering membawa spanduk bertuliskan 'Smoggies sedang tur'.
Ini adalah julukan untuk Chievo yang awalnya ulah fans rival sekota, Hellas Verona. Saat sama-sama bermain di Serie B, suporter Hellas pernah menyanyikan lagu yang jika diterjemahkan akan berarti 'keledai akan terbang sebelum Chievo bermain di Serie A'.
Namun, pada 2001/2002, Chievo ternyata sukses promosi ke Serie A. Kala itu, tim ini juga membuat kejutan dengan bertengger di peringkat kelima klasemen akhir. Penggemar pun mengadopsi julukan Keledai Terbang sebagai balasan kepada fans Hellas Verona.
Apa pun namanya, julukan bagi sebuah tim akan membuat atmosfer persaingan di lapangan hijau menjadi lebih berwarna. Kalau tim idolamu, apa julukan konyolnya?