Junya Ito (instagram.com/stadedereims)
Bersama kedatangan Ito, dkk, asisten pelatih asal Belgia, Will Still juga diboyong Reims sebagai asisten pelatih Oscar Garcia yang sudah berada di tim sejak 2021. Setelah 51 pertandingan, Garcia didepak manajemen dan posisinya digantikan sang asisten.
Still merupakan pelatih muda yang usianya tak sampai setahun lebih tua dari Junya Ito. Ia bahkan tidak memiliki lisensi UEFA yang artinya Reims harus membayar denda setiap kali melibatkan Still dalam pertandingan.
Namun, denda sepertinya bukan masalah ketika melihat perkembangan Reims 2022/2023 ini. Ito jadi salah satu pemain sayap kunci Will Still di Reims. Ia sering ditandemkan dengan Alexis Flips untuk menyuplai bola ke Folarin Balogun, striker pinjaman dari Arsenal. Ito dan Flips jadi pemain dengan assist terbanyak di Reims musim ini.
Tak hanya itu, statistik Soccerment melabeli Ito sebagai pemain paling mematikan di Reims dengan Expected Threat (xT) tertinggi. xT merupakan konsep dalam sepak bola yang berkaitan dengan kemampuan menggerakan bola mendekati gawang dalam rangka membangun serangan atau ancaman. xT bisa dibagi jadi dua aspek, yakni menggiring (carries) dan mengoper (passes). Junya Ito menguasai keduanya, tetapi lebih unggul di aspek pertama.
Pada 2022 pula, Ito akhirnya mencicipi momen Piala Dunia pertamanya di Qatar. Sebuah awal yang lambat bila dibandingkan dengan pesepak bola Eropa dan Amerika Latin yang sudah berstatus profesional pada usia belasan tahun. Terlambat mekar itu frasa yang tepat untuk Junya Ito. Namun, bukankah setiap orang memang punya linimasanya masing-masing?