Ketum The Jakmania: Persija Memang Alami Kesulitan Finansial

- Ketua The Jakmania mengakui Persija kesulitan finansial, terutama karena laga kandang tidak di Jakarta dan tiket yang tidak sold-out
- Persija terlalu banyak merekrut pemain bintang, seperti Maciej Gajos dan Oliver Bias, yang merogoh kocek lumayan dalam
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno mengakui Persija Jakarta memang kesulitan finansial. Hal itu dia ketahui saat berbicara dengan manajemen beberapa waktu lalu.
"Kalau dari sisi finansial saya tidak tahu detailnya. Tapi, ketika saya berbicara dengan manajemen, dan kita pengurus pusat juga pernah berbicara dengan manajemen, masalah finansial memang jadi yang utama," ujar Diky di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
1. Status musafir pengaruhi kondisi finansial Persija

Diky berujar, salah satu kondisi yang memengaruhi finansial Persija adalah status musafir mereka. Musim ini, Persija beberapa kali menggelar laga kandang tidak di Jakarta. Malah, mereka sempat menggelar beberapa laga kandang di Bali.
"Tetapi, itu memang yang terlihat bahwa musim ini kita tiga pertandingan kandang aja, tidak main di Jakarta. Kadang, ketika main di Jakarta, juga tidak sold-out tiketnya. Saya tidak tahu, mungkin ini bisa juga berpengaruh ke finansial Persija," tutur Diky.
2. Persija terlalu banyak merekrut pemain bintang

Diky juga berujar, Persija terlalu banyak merekrut pemain bintang. Musim lalu, mereka memang mendatangkan beberapa nama, macam Maciej Gajos dan Oliver Bias yang tentu merogoh kocek lumayan dalam.
"Tapi, yang jelas Persija ini kan terjadi dari musim lalu ke masalah-masalah ini. Ketika musim lalu Persija membelanjakan besar mendatangan pemain-pemain bintang segala macamnya, lalu ada tragedi Kanjuruhan, hilang sudah pemasukan," kata Diky.
3. Memaksimalkan pemain akademi dan merawat ikatan dengan fans

Diky pun memberi saran kepada manajemen Persija agar bisa menghemat pengeluaran. Ke depan, mereka harus memaksimalkan para pemain dari akademi. Terbukti, akademi Persija acap menghasilkan pemain berkualitas.
"Kita punya pemain akademi banyak dan bagus, dan saya rasa pemain akademi kita murah-murah. Lalu, pemain akademi pasti punya pride yang lebih tinggi dibandingkan pemain-pemain yang kita transfer segala macamnya," kata Diky.
Selain memaksimalkan pemain akademi, Diky juga mengingatkan manajemen Persija untuk merawat ikatan dengan fans. Sebab, pada akhirnya, fans yang bisa berkontribusi terhadap finansial Persija lewat berbagai macam aktivitas.
"Bagaimana caranya bisa hidup sendiri? Klub harus bisa hidup dari fansnya sebetulnya. Karena klub memang dapat uangnya dari mereka. Jadi, Persija harus sadar bahwa mereka menjual tim kepada fans, The Jakmania," kata Diky.