Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Jiangsu Suning, Bangkrut Setelah Juara Liga Super Tiongkok

dailyadvent.com
dailyadvent.com

Pada 12 November 2020 lalu, Jiangsu Suning untuk pertama kalinya berhasil menjuarai Liga Super Tiongkok sepanjang sejarah. Klub yang menjuarai liga normalnya akan menerima banyak yang hadiah bahkan sponsor yang mengantri untuk masuk.

Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Jiangsu Suning. Klub yang investornya sama seperti Inter Milan bangkrut dan membubarkan diri secara sepihak pada 28 Februari 2021 lalu. Lantas, bagaimana kisah Jiangsu Suning yang baru pertama kali juara dan tidak lama setelah itu mengalami kebangkrutan? Jika kamu penasaran, yuk simak artikel berikut ini!

1. Jiangsu kesulitan menembus divisi teratas saat awal berdirinya klub

nerazzurriale.id
nerazzurriale.id

Tahun 1958 menjadi awal berdirinya klub sepak bola Jiangsu untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional Tiongkok yang mewakili provinsi Jiangsu. Namun sayang pada saat itu klub tersebut hanya menempati posisi ke-12.

Liga professional Tiongkok baru terbentuk pada 1994. Tetapi pada musim pertamanya, Jiangsu langsung terdegradasi. Hal tersebut karena Jiangsu memiliki banyak masalah baik di dalam maupun di luar lapangan. Hingga akhirnya pada 2008, Jiangsu berhasil merahil promosi ke divisi teratas berkat sang pelatih, Pei Encai.

2. Suning Group berinvestasi dengan jumlah besar pada 2015

japantimes.co.jp
japantimes.co.jp

Sejak promosi ke divisi teratas, Jiangsu sudah tidak pernah terdegradasi lagi. Mereka cukup konsisten untuk menempat papan tengah ke bawah. Hingga pada 2015, Jiangsu dibeli oleh Suning Appliance Group dengan harga 523 juta yuan atau sebesar Rp1,156 triliun. Klub tersebut akhirnya berganti nama menjadi Jiangsu Suning.

Kurang dari 1 bulan pasca pengambilan alih klub, Jiangsu Suning langsung menggebrak bursa transfer. Mereka memecahkan dua kali rekor transfer Liga Super Tiongkok dengan 25 juta pounds atau sebesar Rp500 miliar saat memboyong Ramires dari Chelsea, serta Alex Teixeira dari Shakhtar Donetsk dengan harga 37 juta pounds atau sebesar Rp741 miliar.

3. Jiangsu Suning menjadi juara liga untuk pertama kalinya

scmp.com
scmp.com

Setelah banyak pemain dari Eropa masuk, Jiangsu Suning mampu bersaing di papan atas dan beberapa kali tampil pada ajang Liga Champions Asia. Hingga pada akhirnya, puncak prestasi dari Jiangsu adalah menjuaral Liga Super Tiongkok pada 2020 lalu. Jiangsu Suning mampu menaklukkan Guangzhou Evergrande di partai final dengan agregat 2-1. Dua gol dari Jiangsu Suning dicetak oleh Eder dan Alex Teixeira.

4. Investor klub mengalami krisis finansial

tribunnews.com
tribunnews.com

Akibat efek dari pandemi yang berkepanjangan, sang investor terbesar, yaitu Suning Appliance Group mengalami krisis finansial. Investor tersebut juga menaungi salah satu klub Serie A, yaitu Inter Milan. Lalu Suning Appliance Group menarik diri dari investor Jiangsu, dan klub tersebut kembali berganti nama menjadi Jiangsu FC.

5. Membubarkan diri pada 28 Februari 2021

allasianfootball.com
allasianfootball.com

Tak lama setelah mengganti nama menjadi Jiangsu FC, klub tersebut memutuskan membubarkan diri secara sepihak pada 28 Februari 2021 lalu. Seluruh operasional klub mulai dari sepak bola pria, wanita, hingga akademi klub telah dihentikan.

Hal tersebut sangat ironis karena tim juara seharusnya mendapatkan dana yang melimpah. Tetapi hal tersebut tidak terjadi pada Jiangsu yang berakhir pada kebangkrutan klub tersebut bahkan sampai membubarkan diri.

Saat ini, Inter Milan tengah memimpin klasemen sementara dan akan memenangkan gelar Serie A dengan mematahkan dominasi Juventus. Apakah Inter Milan akan bernasib sama seperti Jiangsu setelah memenangkan gelar liga? Yuk tulis pendapatmu di kolom komentar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us