Klok Buka Suara soal Dominasi Shin Tae Yong di Ruang Ganti

- Marc Klok mengungkapkan Shin Tae Yong sebagai pelatih yang keras dan sulit menerima masukan dari pemain.
- Klok menyoroti hierarki ketat dan kendala bahasa dalam komunikasi dengan Shin, membuka potensi konflik di ruang ganti Timnas Indonesia.
- PSSI memecat Shin dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai penggantinya, meski menuai penolakan. Namun, Klok yakin Kluivert bisa menjadi pemimpin dan pemersatu Timnas.
Jakarta, IDN Times - Kapten Persib Bandung, Marc Klok, buka suara soal bagaimana Shin Tae Yong mengelola ruang ganti Timnas Indonesia. Dalam pernyataannya, Klok mengakui Shin memang pelatih yang keras dan punya cara tersendiri ketika mengelola tim.
Klok menyoroti Shin agak susah menerima masukan dari pemain. Sebab, dia merasa menjadi korban dari perdebatan dengan Shin. Karena melakukan perdebatan dengan Shin, Klok mengklaim kehilangan tempatnya di Timnas.
"Saya mengalami konflik dengan pelatih sebelumnya. Jika Anda berdebat dengannya, nama Anda bisa langsung dicoret. Itulah akhir saya," kata Klok dilansir ESPN.
1. Dominasi di ruang ganti
Shin, dijelaskan Klok, terlalu dominan di ruang ganti. Hierarki yang diciptakan Shin begitu ketat. Terlebih, komunikasinya jadi tidak lancar karena kendala bahasa. Terkadang, ada instruksi yang tak dipahami karena Shin menggunakan dua penerjemah di dalam dan luar lapangan.
"Dia bekerja dengan hierarki yang ketat dan komunikasi dilakukan lewat penerjemah. Ini sedikit jadi masalah. Banyak pemain Belanda yang bergabung. Bagi mereka, hierarki itu cukup berbeda," kata Klok mengutip NOS.
2. Klok sudah baca gelagat PSSI
Klok mengaku sudah membaca gelagat PSSI memecat Shin. Dia merasa PSSI tak terlalu suka dengan hierarki yang diciptakan Shin di ruang ganti.
"Di Federasi, telah disimpulkan, seharusnya menjadi lebih menyatu, dengan sedikit mengurangi penekanan pada hierarki, fokus pada kerja sama serta kebersamaan," kata jebolan akademi FC Utrecht tersebut.
3. Kluivert diharapkan jadi pemersatu
Kini, Shin sudah tak lagi menangani Timnas. Menariknya, PSSI malah menunjuk sosok yang minim pengalaman dalam dunia kepelatihan, Patrick Kluivert.
Banyak yang mempertanyakan kapasitas Kluivert menangani Timnas. Media sosial terus dibanjiri dengan penolakan terhadap Kluivert. Tapi, Klok punya pandangan lain.
Dari segi figur, Klok yakin Kluivert bisa menjadi pemimpin dan pemersatu Timnas. Apalagi, Kluivert punya budaya sepak bola Belanda yang sama dengan sebagian besar pemain diaspora.
"Persatuan itu yang paling penting bagi kami. Budaya kebersamaan tidak boleh hilang. Harus ada rasa hormat untuk para pemain. Dalam sepak bola Belanda, kamu bisa memarahi seseorang hari ini, tapi besok bisa berteman baik lagi," kata Klok.