Kontroversial, 6 Pemain Ukraina Ini Pernah Bermain di Liga Rusia

Nama pertama adalah Yaroslav Rakitskiy. Bek berusia 32 tahun ini mengambil sebuah keputusan kontroversial pada tahun 2019 lalu. Ia yang kala itu bermain untuk jawara Ukraina, Shakhtar Donetsk, menerima tawaran raksasa Rusia, Zenit Saint Petersburg.

Tak ayal, langkah ini pun menuai pro kontra. Banyak pihak yang mengecam pilihan Rakitskiy karena sejak 2014 ketegangan dua negara ini terus meningkat.

Tapi Rakitskiy memang sudah terlanjut kontroversial. Ia pernah menolak menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina saat bermain untuk Timnas. Bahkan, dalam beberapa unggahan media sosialnya, ia disebut mendukung perang yang dilakukan oleh Rusia terhadap negaranya. 

Meski kontroversial, namun kiprah Rakitskiy di Rusia juga cukup cemerlang. Ia tercatat mengantongi tiga trofi liga Rusia, dua Russian Super Cup, serta satu Russian Cup.

Tak hanya Rakitskiy, rekan setimnya di Sakhtar Donetsk, Ivan Ordets juga mengambil langkah serupa. Bedanya, Ivan pindah pe klub Rusia lain, yaitu Dinamo Moscow. Kepindahannya pada tahun 2019 ditebus dengan biaya transfer 1,5 juta Euro atau setara Rp24,27 miliar.

Lantaran bermain di negara rival, pemain belakang ini pun tak pernah lagi dipanggil Timnas Ukraina. Ia terakhir bermain untuk Ukraina dalam partai persahabatan melawan Jepang pada tahun 2018 lalu. 

Musim 2019 memang menjadi momen bedol desa bagi pemain Sakhtar Donetsk. Selain Ivan Ordets dan Yaroslav Rakitskiy, satu pemain Timnas Ukraina lain yang juga pindah ke liga Rusia saat itu adalah Oleh Danchenko. Bek 27 tahun tersebut menerima pinangan klub sultan Rusia, Rubin Kazan. 

Pada musim pertamanya, ia mampu bermain 19 kali dan mencetak satu gol. Pada musim kedua, ia dipinjamkan ke klub Rusia lain, Ufa sebelum akhirnya berlabuh ke klub Yunani, AEK Athens.

Nasib Danchenko pun sama. Sejak merumput di liga Rusia, ia tak pernah lagi dipanggil Timnas Ukraina.

Salah satu transfer pemain Ukraina ke liga Rusia paling panas mungkin adalah Oleksandr Zinchenko. Bek 25 tahun yang kini bermain untuk Manchester City tersebut pernah menyeberang ke liga Rusia pada musim 2015/2016 menuju Ufa. Saat itu, hubungan kedua negara masih sangat panas lantaran setahun sebelumnya, Rusia baru saja resmi mencaplok Crimea yang sebelumnya merupakan wilayah Ukraina. 

Pada musim pertamanya bersama Ufa, Zinchenko mampu mencetak 2 gol dari 24 pertandingan. Kecemerlangannya bersama Ufa itulah yang kemudian membuat City kepincut. Mereka pun memboyong Zinchenko pada musim selanjutnya. 

Di Timnas, nasib Zinchenko lebih baik daripada para seniornya. Hingga saat ini ia masih menjadi tumpuan utama bagi negaranya di berbagai pertandingan internasional. 

Selanjutnya ada nama Yevhen Seleznyov. Bek kiri yang kini berusia 36 tahun tersebut pernah membuat langkah kontroversial pada tahun 2016. Ia pindah dari klub Ukraina Dnipro menuju klub Rusia Kuban Krasnodar. 

Di klub papan atas Rusia itu, Seleznyov yang berposisi sebagai striker mampu mencetak 3 gol dari 9 pertandingan. Sayangnya, performanya terus menurun. Pada musim selanjutnya, ia pun dijual kembali ke klub Ukraina, Sakhtar Donetsk.

Nama terakhir adalah Marko Devic. Pria 38 tahun yang kini sudah gantung sepatu ini juga pernah menjadi satu dari sedikit pemain Ukraina yang bermain di liga Rusia. Kepindahannya juga menjadi sorotan karena terjadi pada tahun 2014, persis saat Rusia menganeksasi Crimea. 

Devic yang merupakan seorang striker ini pindah dari klub lamanya di Ukraina, Metalist menuju klub kaya Rusia, Rubin Kazan. Sayang, kariernya di Rusia tak lama. Ia hanya bertahan satu musim.

Setelah itu, kariernya terus merosot dan mencoba peruntungan di beberapa negara Asia. Devic sendiri memutuskan pensiun pada tahun 2020 di klub Azerbaijan, Sabah FK. 

Itu tadi 6 pemain Ukraina yang menyeberang ke Rusia. Bagi masyarakat Ukraina, langkah mereka memang kontroversial. Maklum, perang membuat politik masuk ke ranah sepak bola. Padahal, bukannya sepak bola harus jauh-jauh dari politik, ya?