Kunci Kebangkitan Aston Villa Raih 9 Kemenangan Beruntun

- Aston Villa mengalami paceklik performa dalam 5 laga awal Premier League 2025/2026
- Villa kini menjadi salah satu tim paling efektif dalam memanfaatkan peluang
- Unai Emery memilih menyempurnakan detail taktis daripada melakukan perubahan radikal
Aston Villa memanggul beban ekspektasi tinggi di English Premier League (EPL) 2025/2026 usai performa cemerlang pada musim sebelumnya. Namun, alih-alih langsung melaju, tim asuhan Unai Emery ini justru memulai musim dengan langkah tertatih dan tanpa kemenangan dalam beberapa pekan awal. Kontras antara harapan dan realita itu menempatkan The Villans dalam sorotan tajam sejak bulan pertama kompetisi.
Situasi tersebut perlahan berubah drastis ketika Villa menemukan ritme dan kepercayaan diri mereka kembali. Dalam rentang singkat, tim ini bertransformasi menjadi salah satu kekuatan paling konsisten di liga, bahkan mencatatkan sembilan kemenangan beruntun di semua komptisi. Perubahan itu tidak lahir dari revolusi besar, tetapi dari penyesuaian taktis presisi yang mengembalikan identitas Unai Emery sebagai pelatih sistemik.
1. Aston Villa sempat mengalami paceklik performa dalam lima laga awal Premier League 2025/2026
Aston Villa membuka 2025/2026 dengan hasil yang jauh dari kata meyakinkan. Dalam 5 laga awal Premier League, Villa hanya mengoleksi 3 poin dari hasil imbang dan gagal mencetak gol hingga pertandingan kelima, termasuk hasil 1-1 melawan Sunderland yang baru promosi. Tekanan publik meningkat karena performa tersebut datang setelah mereka finis di peringkat ke-6 klasemen akhir musim lalu.
Kondisi ini tidak terlepas dari konteks struktural klub sepanjang musim panas. Keterbatasan belanja akibat aturan profit and sustainability rules (PSR) membuat Villa tidak mampu melakukan peremajaan skuad secara optimal, sementara beberapa pemain kunci meninggalkan klub. Ketidakpastian internal makin terasa setelah kepergian Ramon Rodriguez Verdejo alias Monchi sebagai figur penting yang menjadi presiden operasional klub, yang turut memengaruhi stabilitas suasana ruang ganti.
Dari sisi performa di lapangan, Villa menunjukkan gejala kelelahan sistemik. Data Opta Analyst menunjukkan, pada fase awal musim, total expected goals (xG) mereka termasuk yang terendah di liga, yang menggambarkan kualitas terciptanya peluang yang buruk. Sirkulasi bola berjalan lambat, progresi vertikal minim, dan serangan kerap bergantung kepada aksi individual alih-alih pola kolektif yang matang.
Periode ini, pada dasarnya, bukan sekadar krisis hasil. Aston Villa terlihat seperti tim yang kehilangan energi emosional setelah musim sebelumnya yang intens, termasuk tekanan mengejar tiket Liga Champions Eropa yang akhirnya gagal diraih. Start palsu tersebut menjadi indikasi, ekspektasi tinggi dan keterbatasan sumber daya telah bertemu dalam satu titik jenuh.
2. Aston Villa kini menjadi salah satu tim paling efektif dalam memanfaatkan peluang
Momentum Aston Villa berubah ketika mereka meraih kemenangan telak 4-0 melawan AFC Bournemouth pada pekan ke-11 Premier League, yang memutus rentetan hasil negatif dan memulihkan kepercayaan diri tim. Sejak momen tersebut, Villa mencatatkan sembilan kemenangan beruntun di semua kompetisi, termasuk kemenangan dramatis 2-1 atas Arsenal melalui gol Emiliano Buendía pada menit ke-95. Laga-laga ini menandai lahirnya kembali keyakinan jika Villa mampu bersaing di level tertinggi.
Performa kolektif tim menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi. Dilansir The Athletic dalam kemenangan 3-2 atas West Ham United, Villa hanya melepaskan 4 tembakan tepat sasaran dengan total xG sekitar 0,62, tetapi mampu mengonversinya menjadi 3 gol. Ketahanan mental dalam laga-laga ketat menjadi ciri utama kebangkitan ini, terutama ketika Villa mampu mempertahankan fokus hingga menit akhir.
Konsistensi di Villa Park juga memainkan peran krusial dalam fase ini. Aston Villa menjelma sebagai salah satu tim dengan rekor kandang terbaik di Eropa dalam 3 tahun terakhir. Pada 2025, mereka hanya kalah dua kali di kandang sejak Agustus 2024. Keduanya dari Crystal Palace. Atmosfer stadion berubah menjadi katalis, yang memperkuat identitas Villa sebagai tim yang sulit ditaklukkan.
Dari perspektif data, kebangkitan Villa juga tampak paradoksal. Opta Analyst mencatat, mereka mengungguli expected points hingga lebih dari 13 poin, tertinggi di Premier League musim ini. Namun, kemenangan beruntun tersebut bukan semata-mata hasil keberuntungan, melainkan buah dari struktur permainan yang solid, disiplin defensif, dan kemampuan mengelola momen krusial.
3. Unai Emery memilih menyempurnakan detail taktis daripada melakukan perubahan radikal
Unai Emery tidak merespons start buruk dengan mengubah sistem secara radikal. Pelatih asal Spanyol itu memilih mempertahankan kerangka dasar permainannya, sembari menyempurnakan detail-detail krusial seperti jarak antarlini dan timing pressing. Aston Villa menjadi lebih solid tanpa bola sekaligus lebih efisien saat memasuki fase transisi menyerang.
Peran lini tengah menjadi fondasi utama stabilitas ini. Trio Boubacar Kamara, Amadou Onana, dan Youri Tielemans memberikan keseimbangan antara proteksi ruang vertikal dan distribusi progresif. Kamara berfungsi sebagai jangkar defensif, Onana menyumbang intensitas fisik, sementara Tielemans menawarkan kecerdasan posisi dan kontrol tempo.
Dalam fase menyerang, Villa menunjukkan peningkatan fleksibilitas. Mereka tidak hanya bergantung semata pada gol jarak jauh--meski tetap memanfaatkannya sebagai variasi--tetapi juga mampu menciptakan peluang dari dalam kotak penalti seperti yang terlihat dalam laga melawan Brighton & Hove Albion dan Arsenal. Bek sayap seperti Matty Cash diberi kebebasan terukur untuk menyerang ruang belakang lawan, yang menambah dimensi serangan dari sisi sayap.
Manajemen pertandingan menjadi aspek lain yang menonjol dari evolusi ini. Aston Villa tampak nyaman memenangkan laga dengan skor tipis seperti 1-0 atau 2-1, selaras dengan filosofi Emery yang lebih menghargai kontrol daripada dominasi semu. Keputusan pergantian pemain, seperti masuknya Emiliano Buendia sebagai pemecah kebuntuan, mencerminkan kecermatan taktis dan pemahaman konteks laga.
Keseluruhan transformasi ini menegaskan, kekuatan utama The Villans terletak pada kontinuitas kepelatihan. Keteguhan Emery terhadap prinsipnya, bahkan ketika tekanan memuncak, menjadi faktor penentu arah tim. Alih-alih panik, Villa memilih konsistensi sebagai jalan keluar.
Buah dari kesabaran, adaptasi, dan keyakinan pada proses bagi Aston Villa pada 2025/2026 mulai terasa bagi tim. Di tengah persaingan liga yang kian ketat, keteguhan struktur dan kepemimpinan Unai Emery menjadikan Villa bukan sekadar cerita kejutan, melainkan contoh bagaimana stabilitas dapat mengalahkan ketidakpastian hasil laga.
















